Lifestyle

PAKAI LANYARD DI TRANSPORTASI UMUM, APA PENTINGNYA SIH?

Lanyard kini nggak cuma jadi penanda diri tapi ada juga unsur gengsi. Tapi apa bener emang cuma itu aja alesannya pake di tempat umum?

title

FROYONION.COM - Siapa nih, yang suka lihat para pekerja muda pakai lanyard waktu naik transportasi umum? Pemandangan seperti ini sering kali ditemukan di kota-kota besar atau metropolitan. Yang suka turun di stasiun Sudirman, pasti tahu dong.

Bukan hanya wanita, para pekerja pria kadang juga suka pakai lanyard loh waktu naik transportasi umum. Apa pentingnya sih pakai lanyard di dalam bus atau kereta waktu berangkat dan pulang kerja?

Sebelum ke pokok pembahasan, yuk kita bedah dulu apa itu lanyard!

Lanyard secara harfiah artinya tali. Selain digunakan untuk meletakkan kartu identitas (ID card), lanyard biasanya juga digunakan untuk gantungan kunci gantungan pena, gantungan flashdisk, gantungan dompet, atau untuk menggantung PODS. Tapi kali ini lanyard yang kita akan bahas adalah lanyard ID card yang biasanya digunakan oleh karyawan kantoran, bahkan saat berada di luar kantor.

Banyak sekali yang skeptis kepada karyawan yang suka pakai lanyard di tempat umum. Seolah-olah memakai lanyard merupakan kebutuhan dan sebagai ajang pamer seberapa mahal lanyard yang mereka kenakan.

Tidak tanggung-tanggung, banyak sekali karyawan yang bahkan berani beli lanyard bermerk sekelas Coach untuk sekadar menggantungkan identitas diri. Bisa dilihat ketika melintasi kawasan SCBD misalnya, banyak sekali karyawan perempuan yang menurut mereka perfect memadukan lanyard Coach dan sepatu Tory Burch. Aduh, harganya ampun deh.

BACA JUGA: APA ISTIMEWANYA CORKCICLE DIBANDING MEREK BOTOL MINUM LAINNYA?

Mari kita bedah dari dua sudut pandang. Dari sudut pandang orang yang melihat, penggunaan lanyard secara berlebihan dirasa tidak perlu. Banyak orang menilai bahwa menggunakan lanyard kerja di transportasi umum tidak lebih hanya untuk kebutuhan gaya. Lanyard hanya tinggal dilepas saat karyawan sudah selesai bekerja. Toh, lanyard berguna hanya saat para karyawan berada di kantor mereka masing-masing.

Masyarakat awam berkomentar demikian bukan tanpa alasan. Perbedaan bagus dan tidaknya lanyard biasanya justru menjadi kesenjangan sosial. Para karyawan lanyard biasa akan berkumpul dengan rekan ber-lanyard biasa. Sementara karyawan dengan lanyard bermerek juga akan berkumpul dengan rekan ber-lanyard mentereng.

Jadi mayoritas orang yang mengamati fenomena tersebut, lebih setuju dengan perilaku melepas lanyard saat karyawan sudah keluar dari kantor mereka masing-masing. Kasihan jika sampai lanyard menjadi alat pemetaan level sosial ekonomi di dalam MRT atau bus.

Eits, jangan suka menilai dari satu sudut pandang, ya! Kali ini mari kita bahas dari sisi karyawan yang suka menggunakan lanyard kerja mereka ketika naik transportasi umum.

Bagi para karyawan, memakai lanyard kerja di tempat umum adalah kebanggaan tersendiri bagi diri mereka masing-masing. Tidak bisa dipungkiri, mendapat pekerjaan di tempat yang tersohor juga merupakan mimpi para anak muda lain yang mungkin belum mendapat pekerjaan.

Pertama, para karyawan memang ingin memberikan self-reward kepada diri sendiri atas pencapaian mereka menjadi karyawan di perusahaan impian mereka. Barangkali lanyard tersebut juga jadi pride buat orang tua yang sudah susah payah membiayai sekolah anaknya sampai pendidikan tinggi.

Perkara self-reward bisa dilakukan oleh siapapun. Bukan hanya karyawan yang bekerja di perusahaan tersohor, panitia lomba 17 Agustus juga bangga loh pakai lanyard kemerdekaan. 

Kedua, kantor biasanya justru menerapkan peraturan penggunaan lanyard di tempat umum dengan alasan promosi. Salah satu fungsi lanyard selain menjadi tali gantungan ID card, adalah sebagai media promosi. Kok bisa?

Inilah yang disebut branding bisnis. Dengan mencantumkan merk, logo perusahaan, atau headline suatu event di lanyard karyawan, kantor berharap perhatian orang lain akan tertarik dengan mudah.

Tapi tidak jarang juga banyak karyawan yang mengeluh karena harus memakai lanyard saat bekerja. Posisi lanyard di depan dada dan bertali panjang, justru mengganggu pekerjaan. Apalagi untuk karyawan yang pekerjaannya sering bergerak, lanyard sangat mengganggu aktivitas mereka.

Ketigalanyard tidak hanya sebagai tali ID card. Jika mau mengamati, di balik ID card biasanya tersimpan kartu MRT atau kartu bus. Sistem teknologi yang sudah canggih di zaman sekarang ini memang seringkali menggunakan kartu sebagai alat pembayaran transportasi.

Menurut para karyawan yang menyimpan kartu MRT di balik ID card, hal ini lebih memudahkan mereka saat membayar dari pada harus mengeluarkan kartu MRT dari dompet atau tas.

Tapi ada pula cerita-cerita lucu di balik memakai lanyard waktu naik transportasi umum. Niat hati pakai lanyard BUMN supaya orang lain bangga melihat anak muda menjadi karyawan BUMN di usia muda, ternyata di stasiun sudah banyak pedagang lanyard yang menjajakan lanyard bertemakan BUMN.

Kembali lagi menilik dari fungsinya, lanyard bisa digunakan untuk gantungan benda lain selain ID card. Jadi bukan salah pedagang dong jual lanyard BUMN juga!

Bagi para intern atau pegawai magang, tidak selamanya memakai lanyard di tempat umum hanya digunakan sebagai ajang pamer ya. Selain bangga magang di perusahaan bagus, semoga memakai lanyard intern bisa digunakan sebagai motivasi agar bisa diterima bekerja sebagai karyawan tetap di kantor magang kalian.

Karyawan punya kenyamanan sendiri-sendiri jika membahas soal lanyard yang mereka punya. Ada yang suka memakai lanyard di manapun dan kapanpun, ada juga yang risih memakai lanyard ke mana-mana. 

Tapi sarannya jika lanyard hanya berisi kartu identitas dan akses masuk gedung perusahaan, lebih baik dilepas saat tidak berada di kantor. Jika lanyard punya fungsi lain sebagai e-money atau alat pembayaran transportasi, sepertinya sah-sah saja lanyard dikenakan di leher waktu naik transportasi umum. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Eko Pujianto

Suka overthinking sambil minum kopi di bawah pohon mangga