Seandainya Seon Ho adalah aktor Indonesia, mungkin beritanya nggak bakal seheboh ini. Tapi berhubung doi dari negeri asal topokki, mungkin kisahnya yang mengejutkan suatu saat bisa jadi sinetron di layar kaca kesayangan lo.
FROYONION.COM - Sejak drama ‘Start-Up’ heboh bener di Indonesia, karakter sad boy Han Ji Pyeong jadi terkenal banget. Bahkan ngalahin ketenaran caleg daerah yang spanduknya suka dipaku di pohon-pohon.
Aktor Kim Seon Ho yang memerankan karakter Ji Pyeong ternyata berhasil banget bikin ratusan ribu wanita jatuh hati padanya. Aktingnya yang nggak nanggung-nanggung bikin yang nonton ikutan kesel, sedih, terharu, bahagia, semua emosi campur aduk waktu nonton drama ini.
Sejak itulah nama Kim Seon Ho membanjiri dunia drama Korea dan menuai banyak penggemar dari Indonesia. Setelah itu pria yang disebut-sebut Pangeran Lesung Pipit ini masih terus berkarya lewat variety show ‘2 Days 1 Night’ dan drama ‘Hometown Cha Cha Cha’.
Di tengah-tengah kariernya yang lagi naik daun, tiba-tiba gosip mencengangkan bikin seluruh dunia (nggak deng lebay) bener-bener kaget. Lewat situs Korea bernama Nate Pann, seorang perempuan berinisial A mengaku sebagai mantan pacar Seon Ho.
Dalam posting-an yang dia buat, si A ini menceritakan gimana brengseknya Seon Ho selama pacaran sama dia. Katanya dia juga sempat hamil dan disuruh aborsi dengan risiko bakal susah punya anak lagi. Selain itu kekerasan secara verbal katanya kerap kali Seon Ho lakukan kepada A.
Tentunya gosip hangat ini dengan cepat menyebar dan bikin dunia terbagi jadi beberapa kubu. Ada yang percaya sama si A, ada yang menyangkal dan tetep dukung Seon Ho, ada juga yang berusaha netral.
Untuk kasus ini sendiri masih on going, sehingga nggak heran kalau kemarin banget (27/10) ada fakta mencengangkan lainnya yang beda 180 derajat sama cerita yang diutarakan oleh Choi Young Ah, identitas asli si A.
Keknya drama Korea lain kalah sih sama drama satu ini. Seandainya Kim Seon Ho adalah aktor Indonesia, mungkin gosipnya nggak bakal se-menggemparkan ini. Tapi berhubung fans-nya udah mendunia dan kisahnya bikin geger, bisa kali ya kalo jadi ide sinetron Indonesia?
Kalo gue ditanya suka nonton sinetron atau enggak, agak bingung juga sih. Waktu gue masih kecil, di mana hiburan gue di rumah rumah cuma TV, gue suka nonton sinetron. Semata-mata karena emak bakal ngamuk kalo tontonnya diganti sih.. Tapi masa itu, sinetron Indonesia udah sangat menghibur di mata gue.
Kadang-kadang plotnya yang agak blur bikin emosi. Kadang juga akting para pemainnya bisa bikin ngakak. Tapi setelah gue beranjak dewasa dan punya alternatif hiburan lainnya kayak Netflix, Disney +, YouTube, dan sebagainya, tontonan televisi jadi gue tinggalin.
Pasalnya, gue lihat-lihat sinetron Indonesia (mohon maaf) makin nggak menarik dan terkesan berlebihan. Ada juga beberapa sinetron yang dinilai kurang mendidik, salah satunya yang secara nggak langsung mempromosikan pernikahan anak dibawah umur. Sebagai rakyat jelata, gue aja miris ngeliatnya.
Dan ternyata gue nggak sendiri. Ternyata banyak juga anak muda yang udah nggak nonton TV karena nggak semenarik itu. Banyak yang bilang kalau sinetron adalah alasan terbesar kenapa mereka nggak nonton TV lagi. Untuk cerita lengkapnya, lo bisa nonton di video Froyonion, Anak Muda Bersuara Perihal Televisi | BERSUARA.
Kalau dibedah, ada beberapa hal yang menurut gue bikin sinetron Indonesia kurang menarik di mata anak muda.
Pertama dari segi cerita. Kalau dibandingin sama tontonan anak muda zaman sekarang yang sukanya nonton serial dan film luar negeri, kalo dibandingin sama sinetron Indonesia mungkin kayak nonton video berkualitas 3GP dengan 4K. Mohon maap, agak jomplang.
Soalnya pengembangan cerita dan naskah sinetron Indonesia sering kerasa cringe dan bikin geli. Ini gue sambil ngebayangin aja udah geli. Nggak perlu gue tulis di sini pasti lo juga kebayang kan.
Kedua, kalo ada efek CGI atau editan lainnya gitu suka nggak mateng dan keliatan banget editannya. Hal ini jadi bikin kesan kalo sinetron Indonesia low budget banget dan kurang persiapan. Kadang bikin kesel juga kenapa hasilnya membagongkan, tapi kadang justru bikin lucu.
Ketiga, pemilihan judul sinetron juga bikin heran. Ada-ada aja idenya buat kasih judul. Ada yang terlalu deskriptif kayak, ‘Petaka Perempuan Nakal Memakai Gincu Pemikat Lelaki’. Gue liat-liat sih udah efektif dan sangan menjelaskan ya sesuai kaidah judul skripsi. Cuman kan ini bukan skripsi, nggak perlu judul seterang-terangan itu juga nggak masalah….
Selain itu masih banyak contoh-contoh judul sinetron Indonesia yang unik. ‘Azab Bapak Beristri Dua’ lah, ‘Pocong Mati Di Adukan Semen’ lah, ‘Sekretaris Kantor Pemikat Hati Bos’ lah, banyak. Bahkan kita bisa bikin judul sinetron sendiri.
Keempat, cover atau poster sinetron juga punya selera yang unik. Biasanya foto para aktor dipotong jadi cuma kepalanya aja yang muncul. Abis itu mereka melayang-layang di langit. Jangan lupa pakai font Cataneo BT yang khas banget. Dari masa-masa gue ingusan sampe sekarang udah hampir seperempat abad, masih begitu-begitu aja posternya.
Kelima dan terakhir, sinetron Indonesia suka latah sama yang lagi viral. Baru-baru ini ada sinetron yang mengadaptasikan drama korea ‘Squid Game’. Dikasih judul ‘Dolanan Game’ dengan konsep yang 90% sama. Gimana nggak dijuluki plagiat? Apalagi beritanya udah viral sampai miminnya @netflixid juga geleng-geleng. Kalo udah begini kan jadi malu juga...
Nah dengan adanya berita soal Seon Ho, kayaknya bakal dijadiin sinetron juga nih. Mungkin dengan judul ‘Pacarku Menghamiliku dan Suruh Aku Aborsi Tapi Aku Ketahuan Bohong’? Udah kebayang juga posternya yang melayang-layang di udara itu. Pastinya dengan editan zoom berkali-kali ala sinetron kalo ada adegan kaget. Wah udah kebayang banget deh, tinggal nunggu realisasinya aja nih.
Lima alasan tadi adalah beberapa citra sinetron Indonesia yang udah melekat banget di benak masyarakat. Alasan-alasan tadi juga yang bikin anak muda nggak tertarik lagi nonton sinetron. Sebenernya nggak semua sinetron Indonesia kayak begitu. Ada beberapa sinetron yang menurut gue lumayan bagus. Tapi ngeliat sinetron yang nggak ada perkembangan dari segi kualitas, nggak heran kalau orang-orang lebih memilih tontonan lain.
Mungkin buat para pekerja di balik layar sinetron Indonesia bisa dipertimbangkan lagi soal pengembangan cerita dan peningkatan kualitasnya. Soalnya nggak jarang artis-artis besar lahir dari sinetron. Berarti bisa juga dong penulis naskah, sutradara, hingga editor terkenal lahir dari sinetron juga?
Jadi, daripada terus-terusan memelihara citra yang kurang baik, mendingan jadikan kesempatan memproduksi sinetron ini jadi ajang latihan dan jadi lebih baik. Gue pribadi masih berharap sinetron Indonesia bisa makin bagus. Supaya kita juga bisa bangga punya karya yang luar biasa.
Ya, sukses deh buat sinetron Indonesia. Ditunggu karya-karya viral berikutnya. (*/)