Dengan volume market sebesar US$50 juta di tahun ini, kenapa marketplace NFT berbasis tezos terbesar di dunia ini malah ‘mati’?
FROYONION.COM - Civs, buat kalian yang punya ketertarikan sama NFT, atau malah udah terjun secara langsung, pastinya udah nggak asing lagi sama marketplace yang namanya Hic et Nunc atau HEN. Nah, tepat di hari Jumat, tanggal 12 November kemarin, situs HEN berhenti beroperasi.
Sampe artikel ini di-publish, situs HEN masih offline, dan bio akun Twitter resminya bertuliskan ‘discontinued’, atau nggak dilanjutkan lagi.
Beberapa orang mungkin bingung dengan kejadian kayak ini. Ada beberapa yang mungkin bertanya-tanya, apa yang bakalan terjadi sama artwork yang udah di-mint ataupun dibeli di marketplace HEN, apakah semuanya akan ikut terhapus atau hilang seiring dengan ‘mati’-nya situs HEN ini?
Dari artikel yang gue baca, ada beberapa rumor yang berkembang ‘liar’ di komunitas NFT mengenai kejadian ini. Ada yang bilang kalo ini berkaitan dengan rivalitas marketplace kompetitor. Rumor lain juga mengatakan bahwa ada perselisihan internal antara para developer di dalam marketplace HEN. Yang jelas, masih belum ada konfirmasi resmi dari pihak HEN itu sendiri.
Hic et Nunc atau HEN dibangun di atas blockchain mata uang ‘tezos’. Meskipun situs HEN lagi down atau bahkan ‘mati’, blockchain-nya masih akan terus hidup selagi mata uang tezos masih ada, dan artwork-nya masih bisa diakses lewat marketplace lain yang berbasis tezos juga.
NONTON JUGA:
Contoh marketplace dengan blockchain tezos lainnya yang bisa lo coba adalah OBJKT dan HAF. Masing-masing marketplace ini menyajikan fitur yang berbeda, contohnya ada situs dengan gas-fee yang lebih murah, atau fitur bidding / auction untuk membeli NFT.
“Masih ada marketplace kayak OBJKT atau HIC.AF yang fiturnya lebih lengkap. Jangan takut, cari marketplace yang lebih bagus aja, fungsi marketplace kan cuma nampilin karya aja,” Kata Kinur.
Selama blockchain tezos masih ada di dunia ini, artwork yang udah pernah di-mint di lewat situs HEN masih bisa lo perjual-belikan di marketplace lain, contohnya di OBJKT.
“Selagi walletnya masih ada, masih aman. Ilang saldo ilang duit di wallet juga masih banyak yang ngalamin,” Lanjut Kinur.
Ternyata, kejadian-kejadian yang kurang mengenakan emang sering terjadi di ranah NFT. Mitigasi dari pihak artists emang harus disiapin jauh sebelum ada kejadian kayak yang terjadi di situs HEN saat ini. Karena memang sistemnya terdesentralisasi, maka nggak ada regulasi ataupun hukuman yang mengatur secara legal buat seluruh stakeholders.
“Karena masuknya masih komunitas, maka udah jadi resiko masing-masing. Lo harus bisa amanin sendiri.” Tutup Kinur.
Jadi, buat kalian yang sekarang aktif di HEN, baik sebagai pembeli atau pembuat artwork, nggak perlu takut artwork-nya bakalan ‘kenapa-kenapa’. Selagi tezos masih beredar di pasaran, maka karya yang udah di-mint masih bisa diperjualbelikan lewat marketplace lain. Lo bisa migrasi ke website atau marketplace lain yang masih dalam satu blockchain.
Dan buat kalian yang baru mau terjun ke dunia NFT, khususnya di blockchain tezos, mulai gali informasi sebanyak-banyaknya tentang marketplace mana yang paling aman dan rendah resiko, contohnya kayak OBJKT atau HAF
Setelah mendengar berita ini, apakah lo masih percaya diri atau malah takut buat berkecimpung di dunia NFT, Civs? (*/ Garry)