Setelah berita kucing TikTok alias Pororo hilang jadi booming, keberadaan para ‘pet-fluencer’ mulai disadari. Selain Pororo, ternyata masih banyak ‘pet-fluencer’ lain di Indonesia. Hebatnya, mereka bukan sekedar peliharaan, tapi juga bisa bikin pemiliknya kaya.
FROYONION.COM - Pernah liat pengumuman tentang kucing hilang yang lewat di For You Page TikTok lo beberapa hari lalu? Kalo lo udah familiar sama kucingnya, pasti lo tahu kalo dia adalah Pororo. Iya, si kucing yang nurut aja kalau dijadikan media promosi yang kreatif untuk jadi model baju kucing sebagai bisnis sang pemilik.
Kabar hilangnya Pororo bisa viral karena video yang dibuat oleh pemiliknya, Cici, yang mengabarkan sambil menangis. Karena video ini tersebar dengan cepat, banyak orang yang berempati dan membantu Cici untuk menyebarkan informasi hilangnya kucing oranye itu.
Akibatnya, kabar ini pun menjadi perbincangan hangat di tengah netizen Indonesia. Setelah video tersebut tersebar, beberapa hari kemudian akhirnya Cici mengunggah video lagi dan mengabarkan kalau Pororo sudah ditemukan.
Rasa empati dan budaya gotong royong orang Indonesia tampaknya bangkit dengan mudah saat mendengar kabar ini. Seakan sudah menjadi kewajiban bersama untuk mencari kucing peliharaan orang yang hanya kita lihat lewat HP saja. Ibaratnya, kenal pun nggak, kok bisa ya menggerakkan hati banyak orang?
Rupanya, hal ini bisa terjadi karena konten hewan yang lucu dan menggemaskan memang banyak digemari oleh para pengguna internet. Nggak cuma di Indonesia, hampir di seluruh belahan dunia juga punya selera yang sama.
BACA JUGA: BISAKAH HEWAN JADI CERDAS BAK MANUSIA?
Dilansir dari Sideqik, konten hewan peliharaan di sosial media bisa laku karena setiap orang sejatinya punya soft spot masing-masing untuk hal yang lucu dan gemas. Sebagian orang menganggap anjing itu lucu, ada juga yang menganggap justru biawak itu lebih lucu. Macem-macem, tapi justru inilah yang mengakibatkan naiknya populasi akun ‘pet-fluencer’ di sosial media.
Umumnya, akun-akun ini dikelola oleh pemiliknya langsung. Konten-konten yang disuguhkan juga beraneka ragam. Ada yang mengemasnya dengan mengunggah foto-foto lucu peliharaannya, ada yang mengunggah video dengan berbagai skenario, dan lain sebagainya.
Selain karena bisa bikin luluh dengan kelucuan mereka, ‘pet-fluencer’ juga menjadi hal positif yang bisa dinikmati di sosial media saat konotasi sosial media sudah terlalu toxic. Sering kita dengar dampak sosial media yang membuat orang jadi insecure akan pencapaian orang lain, merasa dirinya gagal, iri hati, hingga muncul gerakan ‘puasa sosial media’ untuk detoks dari pengaruh-pengaruh buruk ini.
Munculnya ‘pet-fluencer’ ini seperti penawar dari toxic-nya sosial media. Makanya, nggak heran kalo followers ‘animan influencer’ kadang malah lebih banyak dibanding influencer pada umumnya.
Disamping banyak diminati dan dapat memberi dampak positif, ‘pet-fluencer’ juga terbukti bisa jadi sumber rezeki bagi pemiliknya. Dilansir dari Vox, cara kerja ‘pet-fluencer’ ternyata sama kayak influencer manusia. Ada rate card dan pilihan media promosi kreatif masing-masing untuk brand yang pengen endorse. Hal ini tentunya juga ditentukan sama jumlah followers yang dimiliki.
Kalau punya 100.000 followers, satu kali endorse bisa seharga ratusan dollar Amerika. Bahkan ada ‘pet-fluencer’ yang punya miliaran followers dan per-post dibayar 15.000 dollar atau setara dengan 218 juta! Angka yang fantastis bukan?
BACA JUGA: PAKAI CARA INI BIAR LO ENGGAK KETIPU GIMIK INFLUENCER
Jika ada 10 brand saja yang endorse para hewan peliharaan yang lucu ini dalam satu bulan, pemiliknya sudah bisa mengantongi ratusan hingga miliaran Rupiah dalam. Semakin terkenal dan aktif akunnya, maka semakin terbuka lebar pula pintu rezekinya.
Namun, keuntungan ini tentunya harus dinikmati dengan hati-hati. Pasalnya, perhatian dan edukasi masyarakat mengenai perlindungan hewan sudah cukup tinggi. Kalau sampai ada pemilik ‘pet-fluencer’ yang ketahuan menganiaya atau menelantar hewan peliharaannya, mungkin bisa di-cancel juga sama netizen.
Buat lo yang nggak pede jadi influencer tapi kepengen, mau coba jadi pemilik ‘pet-fluencer’ aja nggak nih? (*/)
BACA JUGA: BERKARIER JADI SELEBGRAM, WORTH IT NGGAK?