Lifestyle

“THE CONJURING” ASAL TEMANGGUNG: GENDERUWO MADE ME DO IT

Setan yang paling nyeremin bukan yang nongkrong di bawah pohon. Tapi yang bisa ngehasut lo buat ngelakuin kejahatan.

title

FROYONION.COM –  Bulan Juni lalu jadi bulan yang paling ditunggu-tunggu sama pecinta film horror, termasuk gue. Setelah nunggu lama banget, kayak nunggu jodoh (hehe), akhirnya James Wan kembali melanjutkan serial The Conjuring yang sempet mandeg selama 5 tahun.

Gue masih inget banget rasanya kebayang-bayang muka Valak abis nonton The Conjuring 2. Bayangin aja, gue tutup mata bentar, muncul muka dia! Lagi keramas sama cuci muka, tiba-tiba kebayang dia di depan gue! Ini definisi wajah yang mengalihkan dunia banget sih. Hampir dua minggu gue terhantui sosok iblis yang digambarkan sebagai biarawati itu.

Makanya, waktu tahu film The Conjuring: The Devil Made Me Do It ini udah tayang, gue excited banget! Kalau gue punya ekor, kayaknya ekor gue udah goyang-goyang kegirangan tuh.

 

DIANGKAT DARI KISAH NYATA

Oke, stop ngomongin soal gue. Balik lagi ke film yang menceritakan investigasi yang dilakukan pasangan Ed dan Lorraine Warren ini.

Diangkat dari kisah nyata, pasangan Warren kembali menginvestigasi kasus paranormal yang terjadi pada anak berumur 8 tahun, David Glatzel, di Brookfield, Connecticut, Amerika Serikat, tahun 1981.

Pasangan Warren jadi sosok yang bantuin keluarga Glatzel nyembuhin David yang kerasukan hebat saat itu. Di tengah-tengah proses pengusiran setan, alias eksorsisme, iblis yang merasuki David ternyata berpindah ke Arne Johnson, pacar kakaknya David.

Singkat cerita, iblis ini terus ngehasut Arne buat melakukan pembunuhan. Jatuh dalam hasutan itu, Arne pun membunuh pemilik kos-kosan tempatnya tinggal dengan pisau.

Kasus pembunuhan yang mengatasnamakan kerasukan setan ini jelas hal yang baru bagi pengadilan hukum Connecticut. Makanya kasus ini jadi rumit banget, sehingga Ed dan Lorraine Warren harus bolak-balik cari petunjuk buat ngebebasin Arne dari hukuman mati atas kasus pembunuhan yang ia lakukan. Akhir cerita, Arne hanya dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan si iblis berhasil diusir.

 

TERNYATA NGGAK SEREM-SEREM AMAT

Setelah nonton, gue ngerasa film ini nggak terlalu banyak jumpscare nya. Apalagi kalau dibandingin sama dua film The Conjuring sebelumnya. Cukup smooth dan manusiawi lah, jadi nggak bikin jantungan.

Alih-alih film horror, The Conjuring 3 ini lebih kayak film kriminal sih. Proses investigasi yang diceritakan cukup detail, ngebuat kita yang nonton jadi ikutan mikir juga.

Tapi sebagai orang yang udah nungguin kelanjutan The Conjuring Universe, rasa deg-degan dan merinding yang gue idamkan jadi ga kesampean. Beda kayak abis nonton serial pertama dan kedua yang bikin gue masih kebayang sama sosok Batsyeba dan Valaknya. Mungkin juga karena sosok iblis yang diceritakan kurang divisualisasikan di film ini.

Anyway, it’s still an enjoyable movie to watch! Buat kalian yang masih ragu buat nonton, udah gas nonton aja!

BACA JUGA: “FILM ADAPTASI GAME ‘UNCHARTED’: PENGERJAAN YANG LAMA BUKAN JAMINAN KEPUASAN”

 

DI-RUQYAH SAMPAI MENINGGAL

Ngomongin soal kasus pembunuhan yang ngakunya karena kerasukan, Indonesia juga punya cerita serupa.

Bulan Mei 2021 lalu, Aisyah, anak berusia 7 tahun asal Temanggung, Jawa Tengah, meninggal akibat praktik ruqyah yang berujung membunuhnya. Bingung kan lo? Tenang, gue ceritain pelan-pelan.

Kalau kata orang tuanya, Aisyah ini bandel banget. Nggak ketahuan persis bandelnya kayak gimana, tapi sampe bikin orang tuanya pusing tujuh keliling. Kira-kira kayak begini lah:

Di sore hari di Desa Congkrang, Ibu Aisyah keluar rumah nyariin anaknya yang ga kunjung balik main.

“Eh bu, kok mukanya kusut banget. Kenapa, Bu?”, tanya salah satu tetangga.

“Aduhh ini pak, anak saya belum balik dari main. Udah mau Maghrib ini. Pusing saya..”, keluh ibu Aisyah.

“Walahh, masih main kali, Bu. Emang biasanya Aisyah jam segini belum balik, Bu?”

“Wah itu anak kalau nggak dicari, nggak bakal pulang! Bukan cuma itu, dia juga kalau saya kasih tau nggak pernah denger. Ada aja kelakuannya tiap hari. Nakal banget, heran anak saya apa bukan ya itu?”, keluhnya.

“Ohh gitu ya, Bu.. Sepengalaman saya sih kalau nakalnya udah kebangetan, pasti kesurupan tuh. Dari pada kenapa-kenapa, mending saya ruqyah-in aja, Bu.”, tawar si tetangga.

“Hah kesurupan?? Waduh…. Boleh deh, Pak!!”

Abis ditawarin gitu, kedua orang tua Aisyah sepakat buat ngeruqyahin anaknya.

“Anak genderuwo ini, Bu!! Fix!!!”, kata si tetangga yakin.

Akhirnya Aisyah pun dirawat secara intensif untuk menjalani proses ruqyah. Empat bulan berlalu, tapi bukannya ‘sembuh’, Aisyah meninggal dengan tragis.

Ditenggelamkan empat kali di bak mandi membuat anak berwajah manis ini kehabisan nafas dan menemui ajalnya. Tak hanya itu, ternyata sebelum ditenggelamkan Aisyah sempat disuruh makan bunga mahoni untuk ngecek beneran manusia apa bukan. Katanya kalau nggak ngerasa pahit, berarti bukan manusia. Aisyah yang gak kepahitan sama bunga itu, langsung dicap anak genderuwo.

Setelah meninggal, jasad Aisyah nggak langsung dipulangkan ke rumahnya. Tapi disimpan di ranjang karena si tetangga yakin kalau Aisyah bisa hidup lagi. Gara-gara ini orang tua Aisyah mulai curiga. Ibarat kesamber petir, mereka kaget banget waktu tahu anaknya sudah meninggal.

BACA JUGA: "PERAN CLAPPER DALAM PRODUKSI FILM"

 

NGGAK TERBUKTI KESURUPAN

Setelah diinvestigasi, nggak ada bukti kuat kalau Aisyah memang kesurupan atau benar-benar anak genderuwo. Masalahnya saat proses ruqyah terjadi, nggak ada saksi lain selain dua orang tetangga yang jadi tersangka di tempat itu.

Kasus ini akhirnya dipastikan sebagai pembunuhan dan tersangka sudah diamankan oleh pihak yang berwenang serta terancam hukuman 15 tahun penjara. Mungkin dua tetangga ini bercita-cita jadi Ed dan Lorraine Warren versi Indonesia, tapi bukannya ketularan kondang, malah menjatuhkan korban jiwa.

Mirip kayak kisah The Conjuring 3, kalau pelaku bisa diwawancara kayaknya mereka bakal bilang: “Genderuwo yang bikin kayak gini!! Bukan saya yang membunuh!”.

Tapi nasi sudah jadi bubur. Nyawa anak polos yang hanya sedikit lebih nakal menjadi harga yang harus dibayar. Semoga Aisyah bisa istirahat dengan tenang dan semoga kejadian kayak gini nggak keulang lagi.

Terakhir, gue percaya setan itu ada. Tapi seserem-seremnya setan, lebih serem manusia yang kehilangan hati nuraninya. (*/)

BACA JUGA: “MENGENAL APA ITU FILM EKSPERIMENTAL”

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Bercita-cita menjadi seperti Najwa Shihab. Member of The Archipelago Singers.