Mahasiswa UGM yang mengenakan seragam SMA ketika hendak kuliah viral di lini masa. Mereka nampaknya janjian untuk melakukan aksi tersebut sebagai bentuk kerinduan masa putih abu-abu. Terlepas apapun motifnya, aksi ini mengundang decak kagum netizen dan dosen.
FROYONION.COM - Tak sedikit dari kita yang merindukan masa putih abu-abu ketika telah berstatus mahasiswa atau bahkan ketika telah lulus sekalipun. Walau telah berlalu cukup lama, kisahnya masih tertancap kuat di benak. Entah mengapa semua orang menganggap bahwa waktu tersebut adalah waktu yang paling indah untuk dikenang.
Sampai-sampai banyak film di Indonesia yang mengusung tema dengan konsep waktu SMA. Misalnya film AADC 1 dan 2, Dilan 1990, Galih dan Ratna, Catatan Akhir Sekolah dan My Generation. Film-film diatas telah laris manis ditonton oleh masyarakat secara luas.
Tidak berhenti di film, banyak juga lagu yang ditulis hanya untuk mengenang masa putih abu-abu. Yang paling gua suka adalah lagu dari Mas Bondan Prakoso and Fade 2 Black yang berjudul Kita Selamanya. Lagu ini viral tepat ketika gua dan teman-teman SMA sebentar lagi akan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
Ketika lagu ini gua dengar, memori itu kembali seketika. Yap, mungkin apa yang gua alamin pernah lo alami juga sobat Civs. Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari Yogyakarta, yang videonya barusan viral.
Ekspresi kerinduan ini dibayar lunas oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Program Studi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi Angkatan 2022. Seangkatan dalam satu kelas kompak mengenakan seragam SMA ketika dosen hendak ngajar. Biar bagaimana pun, bagi gua aksi mereka ini keren banget sih.
Ga hanya mahasiswanya yang keren, namun juga sang dosen. Sang dosen dalam video tersebut dibuat kebingungan setengah mati. Mungkin dalam pikiran beliau, kayaknya saya salah masuk kelas deh. Lah, kasihan juga beliau ini dibuat kaget oleh para mahasiswanya sendiri.
Kalau di kampus gua sebelumnya, mungkin dosennya udah galak marah-marah ini kok kostumnya sama semua, seragam SMA pula. Tapi tidak dengan beliau, yang terjadi malah sebaliknya. Bapak/Ibu dosen terlihat larut dalam ekspresi para mahasiswa. Nah gitu dong pak bu hehe..
Salah seorang netizen kemudian berkomentar bahwa anak-anak tersebut mungkin ga puas make seragam SMA-nya ketika masih sekolah. Sebagian lagi menimpali dengan guyonan bahwa mereka adalah angkatan Covid-19. Masa putih abu-abunya hanya habis depan laptop mantengin zoom meeting.
Namun, komentar tersebut dibantah oleh salah seorang mahasiswa bahwasannya aksi mereka ini hanya untuk seru-seruan. Lagipula bagi gua apapun tujuan mereka ngelakuin ini, sah-sah aja sih. Ruang ekspresi yang kita tunjukkan di depan publik selagi tidak menyalahi norma dan merugikan orang di sekitar kita yah bisa-bisa aja.
Akan tetapi, apa yang dituduhkan oleh netizen di atas mungkin ada benarnya juga. Jika kita hitung mundur, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama covid kemarin memang memakan waktu yang lama. Hampir dua tahun, para siswa sekolah hingga mahasiswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Konsekuensi logis dari kenyataan ini ialah hilangnya human touch, tak ada tatap muka tak ada guyonan dan tak ada aksi nyeleneh di kelas. Beberapa anak sekolah khususnya dari tingkat SD hingga SMA selama pandemi sangat merindukan suasana kelas bersama-sama temannya. Jadilah kerinduan itu memuncak dan perlu untuk diekspresikan.
Ruang kelas adalah tempat pertama berjumpa dengan kawan lalu membangun relasi dan aksi hingga kita dinyatakan lulus. Sampai hari ini, gua pribadi masih ingat persis wajah dan nama teman sebangku gua Civs. Kalau lo gimana Civs? Masih ga?
Buat teman-teman mahasiswa yang ada dalam video tersebut, gua turut sedih bila lu alami kondisi yang demikian. Yaps, pandemi Covid kemarin emang memberi banyak hikmah dan kebijaksanaan. Bila kalian memang merasa tidak terlalu menikmati masa-masa SMA yang kemarin, ya udah ikhlasin aja.
Gua sih sepakat masa ini adalah masa yang paling indah untuk dilalui plus untuk dikenang. Ada suka, duka, tawa hingga terbahak-bahak, dihukum guru, manjat pagar, bolos dan berbagai aksi konyol lainnya. Sebelum lanjut, coba lo ingat hal indah apa yang lo lalui ketika masih berseragam SMA?
Secara psikologi, masa putih abu-abu memang didukung oleh suatu kondisi waktu masa peralihan dimana kita yang remaja beranjak menjadi dewasa. Ketika kita remaja, kita meninggalkan masa kanak-kanak. Ketika dewasa, kita melucuti secara perlahan-lahan sikap keremajaan kita.
Situasi ini adalah periode emas dimana banyak anak menemukan jati dirinya. Proses ini menjadi sangat penting karena anak-anak akan mencoba menjadi pribadi yang lain, merasakannya dan mencocokannya dengan diri mereka. Setelah puas dengan itu, mereka selanjutnya dibuat bingung akan jadi seperti apa saya kedepan.
Ada banyak tipe-tipe kepribadian yang dikemukakan oleh psikolog. Dari berbagai tipe itu semua, para siswa ini mengeksplor diri mereka untuk mengukur apakah kriteria ini padan dengan diri mereka atau tidak.
Oleh karena itu, aksi-aksi nyeleneh yang dilakukan oleh para siswa biasanya membuat guru bergeming, orang tua pusing dan teman-temanmu ketawa renyah di pojok kelas.
Meskipun telah berlalu kalian pantas kok bernostalgia dengan cara-cara yang kreatif. Di akhir video, setelah selesai aktivitas perkuliahan sang dosen dan para mahasiswa melakukan swafoto bersama.
Video ini telah ditonton jutaan kali dan gua rasa telah menginspirasi ratusan mahasiswa dari berbagai daerah untuk melaksanakan hal serupa. Gokil sih kalau tiba-tiba para mahasiswa lain kompak make seragam SMA di hari yang sama. (*/)