Modusnya: korban diiming-imingi pekerjaan sederhana untuk subscribe Youtube atau follow Instagram. Selanjutnya, kalian akan dimasukkan ke grup Telegram untuk menyelesaikan misi dan diminta mentransfer sejumlah uang.
FROYONION.COM – Akhir April lalu, penulis tiba-tiba mendapat sebuah pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal. Mengaku sebagai Aisyah dari Direksi Rekrutmen Gray Group Indonesia, perusahaan yang bekerja sama dengan brand besar sekelas Samsung dan Indomaret, ia lalu menawari penulis sebuah pekerjaan sederhana.
Jobdesk yang harus dilakukan hanya sebatas follow akun Instagram klien. Jika sudah follow, gaji awal sebesar Rp20.000 akan langsung ditransfer ke nomor rekening. Waktu itu penulis pikir, “ah lumayan follow Instagram aja dapet Rp20.000”. Jadi, penulis ikuti saja instruksinya untuk mengikuti akun Instagram resmi Samsung.
Benar saja, gaji awal sebesar Rp20.000 yang dijanjikan langsung masuk ke akun SeaBank milik penulis. Lebih lanjut, Aisyah ini meminta penulis untuk mengunduh Telegram karena tugas selanjutnya akan diberikan melalui grup Telegram. Di titik ini, penulis sudah mulai merasa curiga.
Pasalnya, penulis merasa pernah membaca thread penipuan di Twitter melalui Telegram. Sembari mencari thread yang dimaksud, penulis mencoba mengetes Aisyah ini dengan meminta akun LinkedIn serta media sosial resmi perusahaannya. Tepat sesuai dugaan, Aisyah mengaku tidak punya LinkedIn dan perusahaannya juga tidak memiliki Instagram resmi.
Apalagi ketika akhirnya penulis bagikan tautan menuju thread yang berisi penipuan dengan modus serupa, tiba-tiba Aisyah mengaku tidak main Twitter dan tidak lagi menanggapi pesan WhatsApp dari penulis. Tanpa pikir panjang, penulis langsung memblokir nomor Aisyah dan memutuskan untuk mengembalikan gaji awal Rp20.000 lengkap dengan catatan “duit haram”.
BACA JUGA: WASPADA VISHING, MODUS PENIPUAN BARU PAKAI MODUS SUARA ROBOT
Melalui Twitter, penulis juga akhirnya menemukan thread dari pengguna dengan username @Giarsyahsyifa yang mengaku menjadi korban dari modus penipuan serupa. Melalui thread yang sudah memiliki 6 juta penayangan itu, ia menceritakan kronologi lengkap hingga besar kerugian yang dialaminya.
Nggak tanggung-tanggung, kerugiannya mencapai Rp21 juta. Yang bikin lebih tercengang lagi, kolom replies dipenuhi pengakuan dari korban-korban lain dengan jumlah kerugian yang lebih besar, salah satunya mencapai Rp100 juta!
Ngerinya, komplotan penipu ini masih belum tertangkap dan masih aktif mencari korban baru. Supaya kalian tidak jatuh dalam perangkap mereka, simak modus penipuan mereka selengkapnya di bawah ini dan trik supaya terhindar dari kejahatan serupa.
MODUS PENIPUAN: DARI WHATSAPP KE TELEGRAM
Pelaku akan memancing calon korban melalui iming-iming pekerjaan dengan job desc sederhana dan gaji awal recehan seperti yang penulis jelaskan di atas. Calon korban akan merasa ini adalah pekerjaan yang aman dan terpercaya karena gaji awal benar-benar dibayarkan.
Pelaku kemudian memanfaatkan kepercayaan korban-korbannya dengan memberikan tugas berikutnya yang lebih besar. Dalam tugas selanjutnya ini, korban diharuskan mentransfer sejumlah uang dengan nominal beberapa ratus ribu rupiah. Setelah tugas selesai, uang tersebut dijanjikan akan dikembalikan dengan tambahan sejumlah komisi.
Tapi, bukannya kembali, pelaku justru terus menerus meminta korban mentransfer uang dalam jumlah yang lama kelamaan semakin besar. Korban tidak punya pilihan selain melakukan apa yang diminta karena jika tidak, maka seluruh uang yang sebelumnya sudah ditransfer akan dinyatakan hangus.
Sampai sini mungkin kalian bertanya-tanya, “kok bisa percaya banget sih sama pelaku?”. Soalnya, pelaku beroperasi melalui grup Telegram beranggotakan ratusan orang. Korban akan melihat bahwa anggota lain dalam grup Telegram itu juga melakukan transfer dan uangnya dikembalikan, sehingga mereka tetap merasa percaya pada pelaku.
Besar kemungkinan, anggota-anggota lain dalam grup Telegram ini masih satu komplotan dengan pelaku. Mereka sengaja di-setting sebagai anggota grup dengan tujuan untuk memancing korban agar percaya dan mau untuk terus mentransfer sejumlah uang.
BACA JUGA: FITUR BARU INSTAGRAM BISA UNTUK MODUS PENIPUAN? MAKANYA JANGAN GAMPANG FOMO!
TIPS DAN TRIK TERHINDAR DARI MODUS PENIPUAN SERUPA
Dari uraian modus di atas, jelas bahwa pelaku memanfaatkan kepercayaan korban dan sisi lemah korban demi mendapat pekerjaan. Penting bagi kita untuk tetap waspada dan nggak mudah tergiur iming-iming gaji besar padahal kerjanya kelewat simple.
Pertama, cari tahu nama perusahaan yang dikatakan pelaku melalui WhatsApp. Coba search di Google apakah perusahaan itu benar-benar ada atau fiktif belaka. Tanyakan website atau akun media sosial resmi perusahaan tersebut. Jika semuanya nihil, besar kemungkinan ini penipuan.
Lagipula, untuk bisa mulai bekerja di suatu perusahaan pasti butuh proses rekrutmen terlebih dahulu. Bahkan untuk posisi freelance sekalipun, ada tes masuk yang harus kalian ikuti, bukannya langsung dapat pekerjaan hari itu juga tanpa tes apapun.
Kedua, cari juga nama orang yang mengaku sebagai staff perusahaan tersebut di LinkedIn atau media sosial. Jika benar dia adalah staff perusahaan itu, seharusnya dia nggak akan ragu untuk memberikan tautan LinkedIn-nya. Jika tidak, maka kalian wajib waspada karena bisa jadi ini penipuan.
Ketiga, jangan pernah percaya pada pekerjaan apapun yang mengharuskan kalian untuk mentransfer sejumlah uang. Proses rekrutmen di perusahaan manapun itu 100% gratis tanpa dipungut biaya. Jadi, jangan pernah percaya pada lowongan kerja ataupun pekerjaan apapun yang mengharuskan kalian untuk membayar di muka.
Keempat, kalau kalian sudah terlanjur mentransfer sejumlah uang, berhenti dan jangan diteruskan lagi. Banyak dari korban yang terus menerus melakukan transfer hingga jumlah kerugian mencapai puluhan juta karena merasa sudah “basah” dan sekalian ingin “nyebur” supaya uangnya bisa dikembalikan sekaligus.
Sadly, uang kalian nggak akan kembali. Kalau diteruskan, kalian justru akan harus mentransfer jumlah yang lebih banyak lagi. Hentikan dan segera laporkan ke pihak berwajib supaya bisa segera ditangani.
BACA JUGA: JOB SEEKER WAJIB TAHU! INI CIRI-CIRI LOWONGAN KERJA PALSU DAN CARA MENGHINDARINYA
TINDAK LANJUT PIHAK KEPOLISIAN
Walau korban sudah banyak berjatuhan dan jumlah kerugian jauh dari kata sedikit, sayangnya sindikat penipu ini masih belum tertangkap sampai sekarang. Mereka masih dengan bebas berkeliaran di luar sana dan masih aktif mencari korban-korban baru.
Penyidikan kasus melalui pelacakan nomor rekening pelaku cukup sulit dilakukan jika bukan tanpa campur tangan pihak kepolisian. Pasalnya, pihak bank seringkali tidak mau mengungkap data pemilik rekening bahkan jika si pemilik rekening terbukti sebagai penipu.
Ini tentu jadi PR buat kepolisian dalam menindaklanjuti kasusnya sampai tuntas. Apalagi melihat thread dari korban bisa dibilang cukup viral di Twitter, seharusnya penipuan ini bisa segera diselesaikan.
Kita tentunya berharap supaya kasus ini bisa segera selesai dan tidak lagi berjatuhan korban-korban selanjutnya. Penting untuk tetap waspada dan tidak mudah tergiur iming-iming pekerjaan yang kelihatannya sederhana namun ujung-ujungnya menjebak. (*/)