Trends

EMPAT MOMEN ‘RIDING THE WAVE’ PALING VIRAL YANG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

Kalau ada sesuatu yang lagi viral, biasanya banyak brand memanfaatkannya untuk riding the wave. Apa sih riding the wave ini dan apa saja contoh kasusnya yang pernah banyak diperbincangkan di tanah air?

title

FROYONION.COM - Dalam dunia bisnis, riding the wave alias menunggangi ombak diartikan pelaku bisnis yang memanfaatkan suatu isu yang lagi viral dan ramai dibicarakan sebagai strategi pemasarannya. Dalam penggunaannya, isu tersebut harus terlebih dahulu dikaji lalu dimodifikasi. Tujuannya, agar sesuai dengan bisnis yang dijalankan. 

Istilah ini sendiri lahir dari kebiasaan seorang peselancar yang akan memanfaatkan ombak di laut. Makin besar ombaknya, maka akan makin besar juga dampak yang bisa didapat apabila peselancar itu bisa memanfaatkannya dengan baik. Kunci suksesnya bukan pada melawan ombak, tapi mencari cara yang tepat supaya bisa mendapat keuntungan dari energi ombak itu. 

Bukan berarti semua hal viral bisa dimanfaatkan untuk strategi bisnis ini. Namun, memang ada beberapa kejadian yang sempat jadi trending topic lalu ditunggangi oleh kepentingan bisnis pihak lain. Berikut empat momen riding the wave paling viral yang pernah terjadi dan mungkin bikin kalian jadi tertarik mengonsumsi produknya! 

1. BURGERKING: “PESANLAH DARI MCDONALD’S” 

Sudah bukan rahasia lagi kalau suatu perusahaan penyedia barang atau jasa akan mengatakan bahwa produknya adalah yang terbaik. Nyaris mustahil menemukan sebuah perusahaan, apalagi perusahaan waralaba besar, meminta konsumennya untuk membeli di tempat lain.  

Namun, hal ini nggak berlaku untuk BurgerKing. Pada November 2020 lalu di saat wabah COVID-19 tengah merajalela, waralaba makanan cepat saji asal Amerika ini justru mengunggah sesuatu yang menarik perhatian publik. Mereka dengan gamblang menyatakan, “pesanlah dari McDonald’s.” 

BACA JUGA: BELAJAR SEASONAL MARKETING DARI IKLAN SIRUP MARJAN 

Dalam unggahan di akun media sosial resminya, BurgerKing menganjurkan pelanggan setianya untuk turut membeli di gerai cepat saji pesaing mereka seperti McDonald’s, KFC, Wendy’s, Carl’s Jr dan lain-lain. “Semua restoran yang memiliki beribu karyawan membutuhkan pertolongan Anda saat ini,” demikian sepenggal isi unggahan BurgerKing.

Walaupun mungkin memang unggahan BurgerKing adalah bagian dari strategi pemasaran mereka untuk mempertahankan pelanggan setianya, namun hal ini justru memicu simpati netizen. Warganet bahkan mengklaim apa yang dilakukan BurgerKing sebagai iklan paling humanis yang pernah ada.  

Pasalnya, pada saat itu wabah COVID-19 memang sedang parah-parahnya. Anjuran untuk berdiam di rumah saja dan gelombang PHK besar-besaran membuat banyak usaha sepi dan akhirnya bangkrut, termasuk bisnis makanan cepat saji.  

Nggak lama setelah unggahan BurgerKing viral, pesaing mereka seperti Wendy’s membalas dengan surat serupa yang menganjurkan pelangannya untuk turut memesan makanan di gerai-gerai pesaing. Hal ini akhirnya diikuti oleh brand-brand lain yang juga mengunggah pesan serupa dalam laman media sosial resminya.  

2. KAMI SIAP DI-REVIEW SEJUJUR-JUJURNYA OLEH KONSUMEN! 

Akhir 2020 lalu, seorang konten kreator YouTube Duniadian mendapat surat keberatan dari pihak Eiger, merk outdoor gear yang produknya diulas oleh sang kreator di kanal pribadinya. Namun, alasan di balik surat keberatan itu memang cukup menggelikan. Kualitas video dirasa kurang, sesuatu yang rasanya nggak ada hubungannya dengan produk yang sedang diulas.  

Setelah mengunggah surat keberatan itu di Twitter, kasusnya mendadak viral dan jadi perbincangan warganet. Banyak netizen yang membela si kreator dan balik menyudutkan pihak Eiger, bahkan sampai mencari sosok pegawai Eiger yang sering memberi komentar negatif di video ulasan pelanggan. 

Merk outdoor gear saingan Eiger jelas melihat ini sebagai kesempatan emas untuk riding the wave. Arei Outdoor Gear tercatat jadi yang pertama menunggangi ombak. Melalui Instagram, mereka memposting sepucuk surat yang berisi kesediaannya untuk diulas sejujur-jujurnya oleh konsumen, menggunakan kamera apapun dan dengan tema apapun. 

Akhirnya, banyak brand-brand lain yang turut mengunggah surat serupa. Mereka menyakinkan konsumennya bahwa review seperti apapun yang diunggah konsumen akan tetap mereka terima dengan selapang-lapangnya. 

Semua brand berlomba-lomba menunjukkan itikad baiknya pada konsumen setia bahwa mereka nggak akan memperkarakan konsumen hanya karena ulasan yang nggak sesuai keinginan. Brand Prepp Studio bahkan memanfaatkan gelombang ini dengan cara memberi dukungan pada si kreator video melalui pemberian seperangkat kamera. 

BACA JUGA: STRATEGI MARKETING ‘ONE PIECE: RED’ YANG BIKIN LARIS MANIS 

3. BTS MEAL 

Juni 2021 lalu, gerai makanan cepat saji McDonald’s merilis menu kolaborasi dengan boyband ternama Korea Selatan, BTS. Paket menu yang diberi nama BTS Meal itu terdiri dari kentang goreng, nugget, minuman soda dan dua jenis saus spesial. 

Antusiasme penggemar BTS yang luar biasa kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah brand untuk membuat “BTS Meal” versi mereka sendiri. Produk yang dijual tentu bukan BTS Meal yang asli, melainkan menu yang nggak ada hubungannya dengan McDonald’s ataupun BTS, hanya saja menggunakan nama BTS Meal. 

BurgerKing misalnya, meluncurkan paket Bokek Tetap Senang (yang jika disingkat menjadi BTS) berdekatan dengan rilisnya BTS Meal. Banyak juga ditemukan restoran-restoran lain di aplikasi ojek online yang menggunakan nama BTS Meal sebagai nama paket menunya. 

Nggak hanya terbatas pada brand makanan, merk yang nggak menjual makanan pun ikut dalam hype BTS Meal dan mengunggah postingan berbau BTS Meal pada laman resminya. Sayang, BTS Meal hanya bertahan sehari di Indonesia dan promosinya dihentikan sebelum batas waktu yang ditentukan. 

4. KEKALAHAN MU 0-7 

Maret lalu saat klub sepakbola Manchester United mengalami kekalahan mengenaskan 0-7 dari Liverpool, tim berjuluk Setan Merah ini langsung jadi bahan bully warganet. Banyak meme bermunculan untuk menyindir kekalahan tragis ini.  

Nggak sedikit juga brand ternama yang memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis mereka. Salah satunya adalah BCA yang mengunggah angka 1 mirip angka 7, lengkap dengan keterangan, “Bukan, bukan angka 7. Ini angka 1.” 

Jelas, unggahan BCA ini dimaksudkan untuk sekaligus menyindir kekalahan telak MU. BCA bukan satu-satunya brand yang memanfaatkan kekalahan MU. Masih ada sederet brand lain mulai dari E-commerce, travel, sampai selebgram dan selebtwit yang ikut-ikutan memanfaatkan momen demi mendapat engagement yang lebih besar. 

BACA JUGA: STRATEGI JITU BRAND-BRAND INDONESIA MEMANFAATKAN KEKALAHAN MU 

Riding the wave seperti ini memang butuh sikap cepat tanggap serta selalu up to date terkait beragam isu yang sedang ramai dibicarakan. Momentumnya harus pas dan bisa disesuaikan juga dengan identitas brand atau bentuk promosi yang ditawarkan. 

Tapi, balik lagi kalau nggak semua hal yang sedang viral bisa dan patut ditunggangi. Butuh kejelian dalam memilih dan memilah isu mana yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Jika digunakan secara tepat, riding the wave akan dapat menjaga identitas brand sekaligus meningkatkan kesadaran akan brand itu di mata masyarakat. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read