Teknik pemasaran zaman now emang kadang suka bikin geleng-geleng. Kadang mikir, kok bisa ya kepikiran buat iklan kayak begitu? Apalagi yang bikin kita udah percaya kalo informasi yang disebarin itu fakta, eh ternyata fana belaka~
Buat lo yang lagi kuliah marketing dan sejenisnya, gue pengen nanya dong. Di bangku kuliah tuh, ada berapa macem teknik pemasaran sih? Yang paling aneh yang kayak gimana? Sama dosen-dosen paling direkomendasiin yang mana? Terus, kalau hoax marketing sebenernya kayak gimana sih?
Mohon maap nih gue membuka artikel kali ini dengan banyak pertanyaan. Soalnya gue juga penasaran, kenapa zaman sekarang macem-macem iklan bisa di luar otak manusia gue yang sekecil upil ini. Abisnya, unik-unik dan bikin geleng-geleng dah!
Gue inget banget masa-masa iklan Thailand yang sensasinya udah kayak nonton film pendek jadi meme harian dan tontonan yang menghibur. Misalnya iklan Thailand satu ini yang nyeritain bapak-bapak yang lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya. Tanpa sadar, ternyata kebaikan yang dia lakukan bisa jadi berkah bagi orang lain. Cerita yang disuguhkan bener-bener bisa bikin lo berkaca-kaca dan nggak nyadar dah kalo ini sebenernya iklan asuransi :). Nih, kalo mau nonton bisa di bawah sini yak.
Selain iklan yang inspiratif, ada juga tipe-tipe iklan lawak soal obat anti rayap. Yang satu ini juga sempet viral di beberapa platform sosial media seperti Instagram dan TikTok. Soalnya selain lucu dan kalo bahasa stand up comedy-nya ‘ada patahannya’, kostum yang dipakai di iklan ini juga bikin ngakak. Supaya kebayang, lo bisa nonton di bawah sini.
Nah, contoh-contoh iklan cuma sebagian kecil dari banyaknya teknik marketing yang kreatif dan di luar nalar. Tapi yang pengen gue bahas kali ini adalah adanya fenomena ‘hoax marketing’ yang notabene sengaja bikin semacam rumor bohong dalam rangka menarik perhatian khalayak.
Dilansir dari Forbes, hoax marketing bukanlah sesuatu yang baru. Pasalnya, teknik pemasaran satu ini udah diterapkan sejak lama. Kalau kata orang Sunda mah, dari zaman baheula.
Iklan pakai teknik hoaks ini basic-nya adalah untuk nge-prank para masyarakat yang liat dengan tujuan supaya produk yang diiklankan jadi viral. Biasanya, orang-orang marketing di balik layar selalu mengemas hoax marketing dengan candaan dan humor, supaya nggak berat-berat banget gitu. Selain itu emang teknik hoax marketing sebelas-dua belas sama teknik nulis komedi pada umumnya yang ada punch line-nya.
Walaupun teknik pemasaran satu ini bisa dibilang cukup unik, cara pemakaiannya juga harus hati-hati. Karena kalau enggak, bisa-bisa iklan yang tadinya bertujuan untuk bikin produk jadi viral, malah jadi kontroversial.
Nah, di bawah ini gue mau ngebahas beberapa iklan yang berhasil pakai teknik hoax marketing. Saking berhasilnya, sampe nggak ketebak kalo ini ternyata iklan. Yuk dah langsung kita simak!
Baru-baru ini muncul lagi karya unik dan kreatif dari @tigabelas soal lolipop dari micin Sasa. Setelah sebelumnya sempat menggemparkan sosial media dengan Teh Botol galon, Indomie bulet, dan Amer sasetnya. Postingannya yang diunggah pada 5 Oktober 2021 lalu ini dengan cepat menyebar dan jadi viral di internet.
Karyanya ini dengan cepat nyebar di internet dan di repost sama beberapa akun seperti Folkative dan USS Feed. Netizen juga lumayan heboh dengan posting-an ini, bahkan ada yang semangat banget produknya beneran ada. Soalnya, lolipop micin ini ternyata bukan produk yang beneran ada, gaes. Melainkan salah satu dari sekian karyanya Adrian Anka yang suka bikin marketing-an di luar nalar yang bikin heboh. Pasalnya gara-gara lolipop Sasa ini, orang-orang jadi lebih merhatiin merek micin yang udah nemenin kita dari kecil ini.
Yang tadinya cuma take Sasa for granted sebagai micin yang selalu ada di dapur dan membuat makanan sehari-hari jadi lebih berasa, kita jadi lebih merhatiin keberadaan micin Sasa ini. Awareness masyarakat kepada suatu brand juga bisa ningkatin penjualan dari brand tersebut. Makanya langkah hoax marketing kayak gini kalau digunakan dengan baik juga bisa berdampak baik.
Kalau yang satu ini sempat viral 2 tahun yang lalu tentang dua ibu-ibu berantem karena rebutin rendang di kondangan. Emang tingkah laku emak-emak suka bikin emosi, sih. Mulai dari nyalain lampu riting ke kanan tapi belok kiri, ngamuk nggak mau bayar paket COD-an, sampai yang satu ini rebutin rendang.
Video yang beredar pada September 2019 ini sempat viral karena kedua ibu-ibu dalam video tersebut hampir baku hantam karena seonggok rendang. Sampai-sampai orang-orang di sekitar harus menenangkan mereka. Tapi ternyata eh ternyata, yang satu ini juga termasuk iklan dengan hoax marketing yang nge-prank satu Indonesia.
Masih dari merek Sasa, kali ini mereka mengemas iklan bumbu instan rendangnya dengan bikin video emak-emak berantem rebutin rendang jadi viral. Setelah viral dan disebar oleh banyak media, barulah mereka klarifikasi kalau ini sebenernya iklan. Bisa dilihat dari video YouTube di kanal Sasa Melezatkan kalau drama rendang ini sesungguhnya udah di-plot.
Teknik hoax marketing yang diterapkan oleh Sasa kali ini juga bikin produk mereka jadi booming banget. Selain itu, iklan yang dikemas seperti ini ternyata banyak menarik perhatian masyarakat. Hal ini juga berdampak terhadap brand awareness sehingga lebih banyak masyarakat yang notice sama produk bumbu rendang mereka.
Kalau ngebahas yang satu ini, bener-bener bikin gue geleng-geleng nggak percaya kalau ini ternyata iklan. Soalnya niat banget, woy!
Buat lo yang aktif di media sosial pasti pernah ngeh sama rumor yang satu ini. Kalau gue pribadi tahu dari salah satu temen gue yang bilang kalau ada sekte baru di Indonesia yang namanya The Light. Abis itu gue ditunjukin video Nessie Judge yang lagi ngebahas sekte-sekte yang ada di Indonesia. Ternyata emang bener The Light ini disebut sebagai organisasi yang kesekte-sektean di Indonesia.
Pengen ngebuktiin lebih lanjut soal hal ini, akhirnya nanya ke Mbah Google. Nah, ketemu lah gue sama website si The Light ini yang juga bisa lo akses di sini. Dari website-nya aja kelihatan udah meyakinkan banget kalau organisasi satu ini beneran ada. Gimana enggak? Soalnya udah ada bukti-bukti berupa peta komplek organisasi, pesan dari pendiri, artikel-artikel yang mengulas organisasi ini, sampai tayangan Tonight Show yang juga nyebutin The Light.
Keyakinan gue makin bertambah karena artikel-artikel yang mengulas The Light juga mendukung kenyataan organisasi ini beneran ada. Bayangin aja, yang nulis udah sekelas Elle, Kompas, majalah Cosmopolitan, dan Harper's Bazaar Indonesia loh. Di dalam artikel-artikel tersebut juga nggak menyiratkan keraguan kalau organisasi The Light ini fiksi belaka.
Dalam tayangan Tonight Show yang ditayangkan pada 20 September 2021 lalu juga nambahin bukti kalau organisasi ini tuh serius. Soalnya dari raut wajah Vincent dan Desta waktu nyeritain organisasi ini juga nggak ada mimik bercanda. Apalagi cara The Light untuk tap in ke acara TV ini juga nggak main-main. Pake banner, digital display, sampai merchandise display juga, loh. Terlalu niat kan untuk sebuah prank?
Percaya nggak percaya, gue sampe mencoba untuk kontak mereka dengan embel-embel pengen ikutan organisasinya. Abis, menjual banget. Dengan moto ‘To help you to be the best version of yourself’, The Light menawarkan wadah bagi anak muda untuk mengembangkan bakat yang mereka punya.
Tapi semuanya berubah waktu gue scroll Instagram di suatu siang yang cerah. Gue lihat posting-an akun Netflix yang nunjukkin kalau organisasi The Light ini ternyata adalah bagian dari film baru mereka yang berjudul ‘A World Without’. Hehe, semua rasa penasaran dan ketertarikan gue sama ‘sekte’ satu ini lenyap sudah menyadari kalau semua itu adalah bagian dari campaign mereka.
Sempet bikin kesel, ngakak, tapi kagum juga karena menurut gue ini adalah bentuk hoax marketing yang cukup sukses. Bener-bener mulus dan nggak kelihatan celah kalau ternyata ini cuma iklan. Gue acungin empat jempol deh kalo bisa buat tim marketing yang nyiapin ini semua dengan niat! Semoga nanti kalau filmnya udah rilis, hype-nya bisa lebih booming dibanding iklannya ya.
Itu tadi beberapa contoh dari hoax marketing yang kreatif sekaligus bikin kagum. Ternyata nggak semua ‘hoaks’ itu buruk, tergantung gimana kita ngegunainnya. Termasuk hoax marketing ini. Walaupun jadi salah satu teknik pemasaran yang dinilai efektif, penggunaan hoax marketing juga bisa jadi ‘senjata makan tuan’ kalau nggak diimplementasikan dengan baik.
Buat kalian yang lagi kerja atau pengen kerja di bidang marketing nantinya dan pengen nerapin teknik ini, tipsnya adalah memperhatikan apakah pesan yang pengen disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Jangan sampai misleading dan malah bikin hoaks beneran. Karena dampaknya bisa ngeri banget ke produk atau jasa yang diiklankan.
Selain itu juga ada beberapa aktivis dan ahli yang sangat menentang teknik hoax marketing ini. Disebut-sebut sih bisa jadi sarana pembohongan masal sampai menyalahi aturan hukum. Tapi ada juga yang pro dengan bilang kalau teknik pemasaran ini bisa jadi dobrakan baru untuk diimplementasikan oleh banyak perusahaan supaya bikin penjualan meningkat secara signifikan.
Kalau menurut kalian gimana? Apakah hoax marketing termasuk cara kreatif untuk berdagang? Atau malah keterlaluan? Share opini lo di kolom diskusi di bawah dong! (*/)