Konser Cold Play masih beberapa bulan lagi, tapi euforia sudah terasa dari sekarang. Banyak karyawan mulai mengajukan cuti, bahkan ada pimpinan yang memberikan “pinjaman’ untuk para karyawan yang mau nonton! “Wah! Idaman!” katanya.
FROYONION.COM - Hypefast merupakan salah satu perusahaan start-up yang sedang ramai dibicarakan di tengah ramainya euforia konser band asal inggris Cold Play ke Indonesia. Para fans Cold Play ramai-ramai membicarakan harga konser, posisi duduk saat konser, dan persiapan lainnya.
HARGA TIKET COLDPLAY
Simpang siur harga tiket Coldplay sudah diresmikan dengan keluarnya daftar list harga resmi yang dikeluarkan oleh promotor. Harga yang tertera belum termasuk pajak sekitar 15% dan biaya layanan 5% yang ditetapkan oleh promotor PK Entertainment.
- Ultimate Experience (CAT 1) Rp 11.000.000
- My Universe (Festival) Rp 5.700.000
- CAT 1 (Numbered Seating) Rp 5.000.000
- Festival (free standing) Rp 3.500.000
- CAT 2 (Numbered Seating) Rp 4.000.000
- CAT 3 (Numbered Seating) Rp 3.250.000
- CAT 4 (Numbered Seating) Rp 2.500.000
- CAT 5 (Numbered Seating) Rp 1.750.000
- CAT 6 (Numbered Seating) Rp 1.250.000
- CAT 7 (Numbered Seating) Rp 1.250.000
- CAT 8 (Numbered Seating) Rp 800.000
Hal ini semakin membuat para fans Coldplay menggebu-gebu untuk mempersiapkan diri membeli tiket yang sesuai dengan kebutuhan.
FASILITAS “PINJAM UANG UNTUK TIKET COLDPLAY”
Jagat maya khususnya Twitter ramai membicarakan CEO Hypefast yang memberikan pinjaman uang dengan bunga 0% untuk karyawannya jika ingin menonton konser Coldplay 15 November 2023. Akun dengan nama @aetheraz menyebutkan bahwa Achmad Alkatiri, sang CEO Hypefast mengumumkan keputusan tersebut melalui email. Hal tersebut disambut gembira. Tidak hanya bagi karyawan Hypefast. Ramai-ramai netizen membicarakan hal tersebut dan mengatakan bahwa hal itu adalah impian semua pekerja.
Alasan sang CEO memberikan pinjaman tersebut karena dia pernah menonton konser band Inggris itu di luar negeri. Baginya, pengalam tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak terlupakan, sehingga dia ingin karyawannya mendapatkan pengalaman yang sama.
JADI TOLAK UKUR “IDEAL” UNTUK GEN Z
Ketika kabar tersebut beredar di jagat maya, para karyawan yang tidak bekerja di Hypefast ikut merasakan antusiasme. Khususnya para karyawan generasi Z. Seperti yang diketahui, pergeseran kerap terjadi di dunia kerja dari generasi ke generasi. Begitu pula dengan standar “Tempat kerja ideal” yang cukup berbeda menurut generasi Z dan generasi sebelumnya.
Jika pada beberapa tahun lalu standar lingkungan kerja tidak begitu dirincikan, atau hanya seputar hak dasar seperti aji pokok, tunjangan, uang lembur, cuti, jenjang karir. Kini, Gen Z punya “standar” spesifik untuk tempat kerja ideal.
Seperti bisa kerja remote, jam yang fleksibel, work-life balance, hingga tunjangan nonton konser seperti yang diberikan oleh CEO Hypefast, menjadi standar “ideal” bagi kebanyakan gen Z.
Mengutip dari Tirto.id, sebuah studi yang dipublikasikan Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Informatika (JBMI) mengatakan bahwa himat Gen Z dalam bekerja dipengaruhi oleh dukungan perusahaan, lingkungan kerja, fleksibilitas kerja, dan kompensasi finansial langsung serta tidak langsung. Misalnya hubungan suportif antara atasan dan karyawan.
Dengan adanya pengumuman Hypefast menampung pinjaman untuk konser, Gen Z akan merasa dipedulikan “work-life balance”-nya, dan dianggap suportif karena memperhatikan “kesenangan” bagi karyawannya.
Itu yang menyebabkan Gen Z mulai tertarik dengan lingkungan kerja, seperti Hypefast dan Start-up lainnya dengan karakter tidak kaku dan menyenangkan bagi anak muda. (*/)