Persaingan antar brand memang nggak bisa dihindari, apalagi jika kedua brand menjual produk atau jasa yang sama. Tapi, akan berbeda ceritanya dengan beberapa brand yang terkenal gemar berkompetisi secara terang-terangan.
FROYONION.COM - Perang harga, saling sindir lewat konten dan berlomba-lomba menawarkan teknologi terbaru udah jadi hal yang biasa di antara beberapa brand berikut. Mereka memang terkenal senang berkompetisi secara terbuka, bahkan nggak jarang dengan gamblang menyebut nama pesaingnya tanpa sensor.
Tapi, justru hal-hal ini yang membuatnya menarik dan bikin netizen terhibur dengan drama persaingan mereka. Nggak jarang juga persaingan mereka melahirkan meme lucu di internet. Siapa saja sih brand-brand yang dimaksud ini?
Rudolf Dassler dan adiknya, Adolf Dassler (lebih dikenal dengan nama Adi Dassler), memulai debutnya memproduksi sepatu olahraga pada 1920an. Usaha keduanya sukses, namun pertengkaran dalam keluarga membuat dua saudara ini berpisah.
Adi Dassler kemudian membuat brand sepatu sendiri dengan nama Adidas, sementara sang adik memilih menggunakan nama Puma untuk merk sepatu yang dibuatnya. Pertikaian keluarga Dassler bukannya berhenti, namun justru memasuki babak baru setelah adanya merk Adidas dan Puma.
Bahkan, pada masa itu pertengkaran dua saudara ini turut “membelah” kota Herzogenaurach tempat mereka tinggal di Jerman menjadi dua kubu. Warga harus memilih untuk menentukan pub mana yang boleh dikunjungi, tukang daging mana yang bisa dijadikan langganan sampai tim sepak bola mana yang wajib didukung.
Jika ada karyawan perusahaan Adidas yang menikah dengan karyawan dari Puma, maka siap-siap saja mendapat kecaman pihak keluarga hingga rekan kerja di kantor. Gilanya lagi, agama serta politik turut dicampuradukkan dalam perseteruan ini karena Adidas dipandang sebagai Protestan dan sosial demokrat sementara Puma mewakili Katolik dan konservatif.
BACA JUGA: SEDERET BRAND INI TARGET PASARNYA PEREMPUAN, PADAHAL FOUNDERNYA LAKI-LAKI!
Lebih dari satu abad dua merk minuman soda ini bersaing untuk jadi pemimpin pasar. Persaingan keduanya bahkan disebut dengan nama cola wars. Termasuk di antaranya adalah perang harga, endorsement, promosi dan juga pengembangan produk baru.
Sering juga dibuat iklan-iklan yang nyeleneh dan dimaksudkan untuk menyindir pihak lawan. Salah satunya yang mungkin pernah kalian lihat adalah saat Pepsi mengeluarkan iklan edisi Halloween. Dalam gambar iklannya, diperlihatkan botol Pepsi dengan jubah merah bertuliskan Coca Cola.
Gambar tersebut diberi keterangan, “We wish you a scary Halloween!” Ini artinya, Pepsi menyebut bahwa adanya Coca Cola hanya sebagai pelengkap kostum Halloween yang mengerikan saja. Respon Coca Cola pada iklan Pepsi ini cukup menarik dan kreatif.
Menggunakan gambar yang sama, Coca Cola mengganti kalimat yang ada dengan, “Everyone wants to be a hero!” Artinya, Coca Cola menempatkan diri mereka sebagai jubah superhero yang membuat Pepsi merasa bak seorang pahlawan. Ada ada saja, ya!
Tahun 1980an dulu ada yang namanya Burger Wars. Nama ini merujuk pada persaingan bisnis antara dua waralaba restoran cepat saji yang cukup masif perkembangannya di Amerika Serikat dan seluruh dunia: McDonald’s dan BurgerKing.
Dua brand ini juga terkenal gemar saling membuat campaign agresif yang cukup seru. Bahkan sampai sekarang pun, keduanya masih suka saling sindir lewat konten di media sosial. BurgerKing kerap menyebut McD sebagai makanan badut sementara McD akan balas menyindir kata “King” pada nama BurgerKing.
BACA JUGA: 5 BRAND MANCA YANG SERING SALAH DIKIRA BUATAN LOKAL
Bukan hanya perusahaan makanan, perusahaan pesawat terbang juga saling menunjukkan rivalitas mereka. Boeing sudah lebih dulu terkenal akan insinyur mereka yang jenius serta pesawatnya sendiri yang super aman.
Namun, belakangan dominasi Boeing mulai diimbangi oleh Airbus. Keduanya sebenarnya sudah memiliki target pasar sendiri, yaitu Boeing lebih merajai pasar pesawat narrow body sementara Airbus terbilang lebih mumpuni untuk pesawat-pesawat berbadan besar.
Di dunia teknologi, persaingan mana yang lebih panas dari raksasa Samsung versus Apple? Bahkan, keduanya nggak sekedar berseteru di pasar namun juga hingga berlanjut ke pengadilan terkait urusan pelanggaran paten desain.
Samsung telah menghadapi gugatan dari Apple di persidangan terkait hak cipta dan paten sejak 2011 lalu. Setelah melalui persidangan selama beberapa tahun, pada 2018 lalu Samsung dinyatakan bersalah dan harus membayar sejumlah Rp7.6 triliun pada Apple.
Sekarang, perselisihan hukum keduanya memang sudah cukup mereda. Namun, Samsung dan Apple masih gemar bersaing dalam hal inovasi teknologi serta strategi pemasaran yang digunakan. Sekali dua kali keduanya juga turut membuat iklan kreatif yang cukup usil.
BACA JUGA: GAGAL BERINOVASI, 4 BRAND SEJUTA UMAT INI NGGAK TERDENGAR LAGI
Persaingan antar perusahaan komik paling besar di Amerika Serikat ini termasuk penjualan komik, film, serial televisi hingga merchandise. Walau bersaing ketat, namun sebenarnya nggak jarang mereka bekerja sama untuk membuat program bareng. Misalnya kayak di tahun 1996 dulu saat keduanya merilis crossover “Marvel vs DC comics”.
Sekarang, kompetisi Marvel vs DC lebih ke arah film-film yang dirilis. Marvel bahkan nggak ragu untuk menyindir DC terang-terangan, salah satunya melalui film Deadpool 2. Dalam salah satu adegannya, Deadpool berujar, “ini gelap sekali, terasa seperti semesta DC!”
Perseteruan Marvel vs DC juga turut merembet ke fanboys keduanya. Nggak jarang penggemar Marvel berantem dengan penggemar DC demi bisa membuktikan semesta komik mana yang lebih unggul dibanding yang lain.
Kalau yang ini sudah jelas dan mungkin kalian sendiri pernah melihatnya. Sering kali ditemukan gerai Alfamart berada di lokasi yang berdekatan dengan Indomaret, bahkan ada yang bersebelahan persis!
Saking dekatnya, kadang nama mereka suka tertukar dan sudah jadi nama umum untuk menyebut minimarket. Konon katanya, ada sejumlah alasan kenapa dua gerai minimarket ini dibuat berdekatan. Termasuk di antaranya adalah untuk menarik pasar lebih luas, mengusung keunggulan berbeda hingga demi membangun persepsi konsumen.
Persaingan antar brand memang sesuatu yang nggak mungkin untuk dihindari. Tapi, penting untuk menjaga persaingan itu tetap berada di jalur yang sehat biar nggak merugikan kedua belah pihak ataupun konsumen yang menggunakan produk mereka. (*/)