Tips

UNIVERSITAS TERBUKA: OPSI PERGURUAN TINGGI BUAT LO YANG SAT SET SAT SET

Pas bilang “Universitas Terbuka” apa yang terlintas di pikiran kalian? UT emang identik ama kuliah online dan sambil kerja. Tapi tau nggak, UT juga bisa lo lirik jadi salah satu alternatif tempat menimba ilmu yang nggak kalah bagus.

title

FROYONION.COM - Di antara list PTN yang tersebar di Indonesia, rasanya Universitas Terbuka jarang jadi top of mind kita. Karena jarang ke ekspose, image UT masih keliatan standar dibandingin PTN lain. 

Sebuah thread yang diposting akun twitter @ut_uhuy cukup membuka mata kita tentang UT. Thread ini headline-nya bikin kita makin aware sama keberadaan Universitas Terbuka.

Karena seringnya dijejali berita soal PTN-PTN tertentu yang dianggap favorit, insights seputar UT belum banyak diketahui orang. Padahal UT jadi lini terdepan dalam memperluas akses pendidikan yang bermutu tanpa pandang bulu. Jadi gak ada lagi tuh kuliah sistem konvensional, yang punya banyak sekat dan menghambat akses pendidikan banyak orang.

Pertama-tama kita cermati segmentasi mahasiswanya. Di UT, umur bukan masalah. Begitu juga lokasi, riwayat maupun latar belakang. Apakah lo anak gap yearfresh graduate, karyawan, ibu rumah tangga, pengusaha sampe career shifter juga nggak masalah. Bahkan di UT ada kesempatan buat kalian yang minat double-degree atau pemburu beasiswa. Fun fact-nya per tahun 2021, ada lebih dari 1 juta mahasiswa yang udah terdaftar di UT.

Sekadar info, modul dan kualitas pendidikan UT terbilang udah komprehensif, tenaga pendidiknya kompeten terus jadwal kuliahnya juga fleksibel. Beban kuliahnya tergolong adaptif ditambah biayanya yang affordable

Mayoritas orang Indonesia anggep UT beda dari PTN pada umumnya padahal faktanya UT itu PTN juga. Jadi UT udah setara sama ITB, UGM, UI, dan PTN lainnya yang lo udah kenal. 

Tapi bedanya dari PTN, di UT nggak ada biaya gedung. Ya karena emang dalam mengikuti pendidikan kita nggak mesti terpaku di satu bangunan fisik.

Di saat PTN-PTN lain baru menerapkan kuliah daring pas pandemi melanda, UT udah duluan nerapin sistem kuliah daring yang disebut dengan “Tutorial Online” (Tuton). Tiap mata kuliah yang pake sistem tuton dibagi jadi 8 sesi dan waktunya 1 sesi perminggu. Juga ada forum diskusi supaya ada komunikasi yang 2 arah.

Soal mutu dosen UT juga nggak perlu khawatir karena mereka ini para dosen tetap yang sudah berkompeten dan tersertifikasi karena UT juga bekerja sama dengan dosen dari UI, UGM, ITB, UMY, dan sebagainya.

Menurut gue, Universitas Terbuka ke depan akan menjadi universitas yang paling relevan dengan perkembangan zaman. Universitas Terbuka meminimalisir formalitas dari esensi pendidikan dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan setiap mahasiswanya. 

Fleksibilitas dalam belajar juga terakomodasi di sini. Kuliah di UT bisa kalian adjust sendiri sistemnya. Kalo risih ikut zoom karena banyak interaksi, ambil kuliah full tuton aja. Jadi kalian bakalan belajar mandiri dan sudah terfasilitasi materi. Kalau seneng interaksi, ambil program tuweb aja, belajarnya via e-learning lengkap sama sesi Zoom. Kalo butuh partner nugas, ada pokjar (kelompok belajar) di tiap kota.

Buat kalian yang statusnya budak korporat, housewife atau small business owner tapi nunda buat kuliah gak perlu khawatir. Walaupun energi kalian low karena hectic kerja, kalian bisa tetep nyambi kuliah di UT karena gak akan nguras tenaga ataupun waktu kalian. 

Kalangan career-shifter, butuh skill set lengkap sama gelar formal tertentu? Udah pasti UT lah yang tempat yang kalian cari.

Yang harus digarisbawahi dari poin-poin di atas adalah segala keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas bisa kalian terima tanpa mengurangi kualitas pendidikan.

Satu hal yang menurut gue juga perlu didobrak adalah pendidikan tinggi yang berkualitas cuma ada di kampus-kampus yang dianggap favorit atau idaman aja. Pendidikan yang berkualitas bisa juga kita dapatkan di tempat lain contohnya di UT ini.  (*/)

BACA JUGA: LIKA-LIKU KULIAH HYBRID: EFEKTIVITAS DAN ENAK NGGAK ENAKNYA 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Disa

Freelance writer | Anak rumahan yang terlahir indie | Sunda pride Twitter: @nrlaldisa