Pekerjaan screenwriter alias penulis naskah bisa jadi salah satu pekerjaan yang bergengsi di industri kreatif. Nih ada tips dari screenwriter profesional buat lu yang pengen banget jadi screenwriter sukses.
Di dunia kreatif, jalan menuju sukses sangatlah berliku. Buat lu yang terobsesi mau jadi screenwriter yang jago dan punya karya yang ciamik dan dapet pengakuan publik, coba deh tips dari Ilma Farida, seorang penulis naskah yang berada di balik serial “Tukang Ojek Pengkolan”.
BACA JUGA: “MENILIK ASYIKNYA DUNIA ‘SCREENWRITING’ BERSAMA ILMA FIRDA”
Pekerjaan penulis naskah (screenwriter) emang rasanya asyik kalo lu nikmati proses nulisnya. Plus kalo udah bisa menghasilkan duit itu rasanya lebih asyik lagi. Civs.
Berikut beberapa kiat dari Ilma yang lu bisa terapin kalau mau serius di dunia screenwriting.
Siapa sih yang nggak berlangganan layanan OTT kayak Netflix dan sejenisnya sekarang ini? Kebanyakan anak muda pasti suka nonton film di platform-platform konten gini.
Nah, tip pertama yang bisa diterapin kalo mau jadi screenwriter adalah nonton sebanyak mungkin film-film yang ditulis naskahnya oleh screenwriters top dunia.
Dari nonton-nonton film bagus ini, lu bisa meresapi alur dan penulisan sebuah naskah yang asyik itu kayak gimana.
Lu boleh aja marathon nonton film tapi jangan cuma buat hiburan semata lalu lupa. Justru lu pake waktu buat nonton itu sebagai waktu untuk observasi dan riset.
Pilih film dan seri yang udah diakui kualitasnya (bisa jadi yang udah dapet penghargaan di event-event film) dan populer supaya lu tahu kenapa sih bisa populer dan dialog-dialog dan tokoh-tokohnya menarik.
Tapi kalau lu nemu film atau seri yang menurut lu nggak begitu bagus pun, lu coba cermati deh kenapa kok bisa gitu. Jadi nggak asal nonton, Civs. Ini nonton pake sudut pandang seorang calon screenwriter.
Dari pengalaman Ilma selama ini, ia menemukan bahwa seorang penulis dalam tim bisa juga lho mengalami burnout yang berkepanjangan. Akibatnya mutu naskahnya terus menurun. Keputusan berat untuk mengganti penulis yang burnout tadi terpaksa diambil.
“Nah ketika harus mencari pengganti penulis ini susah banget. Banyak yang daftar sih tapi cuma sedikit banget yang paham cara menulis skenario yang bener. Maksudnya bukan teknik penulisannya aja tapi juga cara menuturkan cerita. Ini yang susah ditemukan di para penulis skenario muda sekarang,” keluhnya.
Berkaca dari pengalaman Ilma ini, ia menyarankan supaya anak muda yang ingin jadi screenwriter supaya belajar secara serius teknik screenwriting yang baik dan benar.
Ilma merekomendasikan calon screenwriter buat baca buku teknik penulisan naskah yang baik seperti Story: Substance, Structure, Style, and the Principles of Screenwriting tulisan Robert McKee yang udah banyak jadi acuan. Buku rekomendasi lainnya adalah karya Syd Field yang berjudul Screenplay: The Foundation of Screenwriting.
Sebagai screenwriter, penguasaan teori itu sama pentingnya dengan praktik. Menurut Ilma, saat bekerja teori juga perlu diterapkan. Di dalam timnya sendiri, kadang ada diskusi mengenai teori misalnya perjalanan sebuah karakter, tiga babak, dan sebagainya.
“Satu yang membuat prihatin itu, masih banyak penulis baru yang melamar dan menulis naskahnya pakai bahasa yang lebih cocok buat komentar di medsos. Jadi bacanya udah males. Misalnya ‘mengsedih’. Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar, EYD, tata bahasa di naskah meskipun memang di kalimat dialog bisa lebih bebas,” pesan Ilma.
Kesalahan yang banyak dibuat lainnya ialah memakai bahasa yang tidak baku dan sehari-hari untuk menulis naskah tapi begitu harus menuliskan dialog malah jadi kaku dan formal seperti EYD banget. Padahal kata Ilma harusnya terbalik. Saat nulis dialog tokoh justru harus mencerminkan bahasa keseharian, bukan bahasa yang formal dan kaku.
Tapi sekali lagi semua emang butuh latihan dan jam terbang, Civs. Harus berproses dulu baru bisa sempurna.
Makanya buat lu yang emang tertarik, segera deh cobain tips di atas tadi supaya lebih proses menuju karier yang lu idamkan sesuai harapan bisa terwujud. (*/)