Tips

TERJEBAK DALAM PERILAKU BERULANG? MARI PAHAMI OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER

Apakah kalian pernah merasa terjebak dalam perilaku yang berulang-ulang? Yuk, pelajari lebih dalam tentang obsessive compulsive disorder dan temukan cara untuk membebaskan diri dari jeratnya!

title

FROYONION.COM - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perilaku yang terus-menerus dan berulang-ulang yang disebut obsesi, serta tindakan yang terkait yang disebut kompulsi. 

Penderita OCD seringkali merasa kesulitan untuk mengontrol perilaku mereka yang obsesif dan kompulsif, meskipun mereka menyadari bahwa perilaku tersebut tidak rasional.

TANDA-TANDA DAN GEJALA UMUM OCD

Tanda-tanda dan gejala OCD umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu obsesi dan kompulsi.

Obsesi pada OCD dapat ditandai dalam berbagai  bentuk, namun umumnya ditandai dengan pikiran yang mengganggu dan tidak menyenangkan yang terus-menerus muncul. Beberapa contoh obsesi yang umum pada OCD adalah:

  1. Ketakutan yang berlebihan akan kuman atau kotoran, sehingga menyebabkan keinginan untuk terus mencuci tangan.
  2. Kecemasan yang berlebihan tentang keselamatan diri sendiri atau orang lain, sehingga menyebabkan keinginan untuk memeriksa pintu atau kompor berkali-kali.
  3. Ketakutan akan membuat kesalahan atau tidak melakukan segala sesuatu dengan sempurna, sehingga menyebabkan keinginan untuk terus memeriksa pekerjaan atau mengulangi tindakan tertentu.

Kompulsi pada OCD merupakan tindakan yang dilakukan sebagai respon terhadap obsesi. Tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan atau ketidaknyamanan yang dirasakan akibat obsesi. Beberapa contoh kompulsi yang umum pada OCD adalah:

  1. Mencuci tangan secara berulang-ulang untuk menghilangkan kecemasan akan kuman atau kotoran.
  2. Memeriksa pintu atau kompor berkali-kali untuk memastikan bahwa semuanya aman.
  3. Menghitung atau mengulang kalimat tertentu secara berulang-ulang untuk meredakan kecemasan.
  4. Ketika seseorang memiliki OCD, obsesi dan kompulsi mereka dapat menjadi semakin parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menghabiskan banyak waktu dan energi dalam melakukan tindakan kompulsi, dan mereka mungkin merasa terjebak dalam siklus perilaku obsesif kompulsif yang sulit untuk dihentikan.

PENYEBAB OCD

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat berperan dalam perkembangan gangguan tersebut. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena OCD diantaranya adalah:

  1. Riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga yang menderita OCD, maka kemungkinan seseorang juga memiliki risiko terkena gangguan tersebut lebih tinggi.
  2. Gangguan neurotransmitter. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan dalam neurotransmitter yaitu zat kimia di otak yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal antar sel saraf, dapat berperan dalam perkembangan OCD. Khususnya, ketidakseimbangan serotonin dan dopamin yang diyakini dapat berkontribusi pada terjadinya OCD.
  3. Pengalaman traumatis. Beberapa orang dengan OCD melaporkan bahwa gejala mereka mulai muncul setelah mengalami peristiwa traumatis seperti kekerasan fisik atau pelecehan seksual. Namun, tidak semua orang dengan pengalaman traumatis akan mengalami OCD.
  4. Stres. Stres kronis dapat memicu atau memperburuk gejala OCD pada orang yang sudah memiliki kecenderungan untuk mengembangkan gangguan tersebut.

FAKTA VS MITOS 

Penting juga untuk diketahui terkait fakta dan mitos tentang OCD yang masih tersebar di masyarakat. Berikut beberapa fakta dan mitos tentang OCD.

Fakta:

  1. OCD adalah gangguan kesehatan mental yang serius. OCD dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang dan mempengaruhi pekerjaan, hubungan, dan kesejahteraan umum.
  2. OCD mempengaruhi berbagai kelompok usia. Meskipun OCD sering dianggap sebagai gangguan yang mempengaruhi orang dewasa, namun gangguan ini juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja.
  3. Ada perbedaan antara kekhawatiran biasa dan obsesi. Kekhawatiran biasa adalah hal yang umum terjadi dan dapat diatasi, sedangkan obsesi adalah kekhawatiran yang terus-menerus dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
  4. Kompulsi tidak selalu berkaitan dengan obsesi. Beberapa orang dengan OCD melakukan kompulsi tanpa adanya obsesi.
  5. OCD dapat diobati. Terapi psikologis dan obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala OCD.

Mitos:

  1. OCD hanyalah kebiasaan buruk atau keinginan untuk bersih-bersih. OCD bukanlah kebiasaan buruk atau keinginan untuk bersih-bersih, melainkan gangguan kesehatan mental yang serius.
  2. Semua orang memiliki sedikit OCD. Meskipun banyak orang memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang, namun hal tersebut belum tentu merupakan tanda dari OCD.
  3. OCD dapat sembuh dengan sendirinya. OCD tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan membutuhkan pengobatan yang tepat.
  4. OCD hanya terjadi pada orang yang tidak memiliki kontrol diri. OCD tidak berhubungan dengan kekurangan kontrol diri dan dapat terjadi pada orang yang memiliki kontrol diri yang baik.
  5. Orang dengan OCD selalu sadar bahwa perilaku mereka tidak rasional. Beberapa orang dengan OCD tidak menyadari bahwa perilaku mereka tidak rasional dan tidak memiliki kontrol atas perilaku tersebut.

Penting untuk mengenali fakta dan mitos tentang OCD agar dapat memahami kondisi tersebut dengan benar dan membantu memerangi stigma yang masih terkait dengan gangguan kesehatan mental ini.

PENGOBATAN OCD

Meskipun OCD dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, namun berita baiknya adalah bahwa gangguan tersebut dapat diobati. Terdapat beberapa metode pengobatan yang tersedia untuk mengurangi gejala OCD.

1. Terapi Psikologis

Terapi psikologis adalah salah satu metode pengobatan utama untuk OCD. Terapi ini melibatkan sesi terapi dengan seorang profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk membantu seseorang memahami dan mengatasi obsesi dan kompulsi mereka. Beberapa jenis terapi psikologis yang efektif untuk OCD meliputi terapi Terapi Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan Terapi Exposure and Response Prevention (ERP).

Terapi Cognitive Behavioral Therapy (CBT). CBT adalah jenis terapi psikologis yang terbukti efektif dalam mengurangi gejala OCD. Terapi ini melibatkan pengajaran teknik-teknik untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Contohnya termasuk memperkuat perilaku yang sehat dan mengurangi tindakan kompulsi.

Terapi Exposure and Response Prevention (ERP). ERP melibatkan menghadapi obsesi secara langsung dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan dan mengurangi tindakan kompulsi. Terapi ini dapat melibatkan peran aktif dari terapis untuk membantu seseorang mengatasi ketakutan mereka.

2. Obat-obatan

Obat-obatan juga dapat digunakan untuk mengobati OCD, terutama jika terapi psikologis tidak efektif atau tidak memadai. Obat-obatan yang umumnya digunakan untuk mengobati OCD adalah antidepresan dan antipsikotik.

Antidepresan dapat membantu meningkatkan kadar serotonin dan memperbaiki keseimbangan neurotransmitter di otak, yang dapat membantu mengurangi gejala OCD. Antipsikotik juga dapat membantu mengurangi obsesi dan tindakan kompulsi pada orang yang tidak merespons dengan baik terhadap antidepresan.

Namun, obat-obatan dapat memiliki efek samping, dan membutuhkan waktu untuk menemukan obat yang tepat untuk seseorang. Oleh karena itu, pengobatan OCD harus dilakukan di bawah pengawasan dokter atau profesional kesehatan mental yang terlatih.

CARA MENGATASI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Selain pengobatan, ada beberapa cara yang dapat membantu seseorang mengatasi obsesi dan kompulsi mereka pada kehidupan sehari-hari. Beberapa tips yang dapat dicoba adalah:

  1. Menjaga rutinitas harian yang sehat. Menjaga jadwal tidur dan makan yang teratur dapat membantu mengurangi stres dan mengurangi gejala OCD.
  2. Berolahraga secara teratur. Olahraga dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati, yang dapat membantu mengurangi gejala OCD.
  3. Menjaga hubungan sosial yang sehat. Berbicara dengan teman atau keluarga dapat membantu mengurangi stres dan memperkuat dukungan sosial, yang dapat membantu mengurangi gejala OCD.
  4. Menghindari stres yang berlebihan. Mengidentifikasi dan menghindari situasi yang dapat memicu stres dapat membantu mengurangi gejala OCD.
  5. Menjaga pikiran yang positif. Berlatih memusatkan perhatian pada hal-hal positif dan mempraktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengurangi kecemasan dan mengurangi gejala OCD.

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan kesehatan mental yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. OCD ditandai dengan obsesi yang berulang dan mengganggu serta kompulsi yang diulang-ulang sebagai respon terhadap obsesi tersebut. 

OCD dapat diobati dengan terapi psikologis atau obat-obatan, dan seseorang juga dapat mencoba beberapa cara untuk mengatasi obsesi dan kompulsi pada kehidupan sehari-hari. Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan OCD harus dilakukan di bawah pengawasan dokter atau profesional kesehatan mental yang terlatih. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Hendra Prasetya

Budak startup nyambi freelance