
Journaling dikenal sebagai alat mencurahkan ide yang efektif. Tapi apa iya ada manfaatnya bagi pengembangan diri kita?
FROYONION.COM - Catatan adalah hal penting untuk menunjang produktivitas dalam beraktivitas. Dalam beberapa kegiatan, seperti mempelajari suatu disiplin ilmu, selalu ada catatan yang digunakan untuk mengabadikan setiap perkembangan. Setiap tahap dicatat, sebagai bahan evaluasi ataupun merencanakan tahapan selanjutnya yang akan dilaksanakan. Sehingga catatan menjadi alat wajib untuk menunjang berbagai macam kegiatan.
Namun dalam konsep pelaksanaannya, catatan sering kali hanya dijadikan sebagai bahan formalitas. Dalam lingkungan kampus misalnya, catatan hanya didefinisikan sebagai screenshot, foto, ataupun garis warna warni yang ada di bawah kata. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun akan sangat berbahaya jika apa yang dianggap catatan, tidak pernah dibuka ataupun dipelajari kembali. Kumpulan data-data yang didapat hanya berakhir di tumpukan memori terdalam.
Maka hal yang perlu diubah adalah pola pikir dalam mencatat. Menjadikan catatan sebagai satu hal penting dan perlu adanya penyempurnaan. Sehingga dalam beberapa waktu, catatan akan terus dibuka untuk menyempurnakan ilmu-ilmu baru yang didapatkan di hari berikutnya. Catatan terus dibawa karena tidak tahu kapan ilmu baru itu akan ditemukan dan di tempat mana akan didapatkan.
Konsep seperti ini dapat digolongkan sebagai journaling. Secara sederhana, journaling dapat diartikan sebagai menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran, ke dalam bentuk tulisan. Catatan yang dituliskan tidak selalu berfokus pada ilmu yang sedang dipelajari. Bisa berupa hal-hal sederhana yang dianggap berkesan dalam sehari penuh. Bisa pula berkisar tentang pembicaraan-pembicaraan yang didapatkan dari komunikasi antar teman atau saudara.
Selain sebagai jembatan ilmu, journaling juga mengandung beberapa manfaat. Pertama, membantu meningkatkan rasa percaya diri. Journaling menjadikan seseorang teratur dalam penyusunan jadwal. Mencatat apa saja yang akan dilakukan dalam waktu sehari semalam. Hal ini menjadikan seseorang tidak kebingungan dan lebih percaya diri melakukan segala macam aktivitas. Segala bentuk aktivitas yang nantinya dilakukan, sudah diperhitungkan secara matang, hingga tidak mudah digagalkan.
Kedua, meningkatkan kesehatan mental. Journaling dapat membantu seseorang untuk memulihkan mental. Keluh kesah yang telah dijalani seharian, dapat disembuhkan dengan menuliskan ribuan kata-kata. Fungsi dari tulisan tersebut adalah sebagai alat untuk mengungkapkan emosi yang didapatkan sebelumnya.
Emosi tidak bisa selamanya dipendam, dan menumpuk sekian tingginya. Harus ada alat pengontrol serta pengalih perhatian agar emosi tetap terjaga. Journaling dapat membantu itu semua. Sehingga dalam penelitian Baikie, Wilkins, & Galbraith (2005) mengkonfirmasi jika journaling dapat mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Ketiga, menjadi lebih dekat dengan tujuan. Journaling akan memetakan setiap pencapaian yang telah terlaksana. Mengevaluasi langkah-langkah yang telah dilakukan, serta menentukan strategi lanjutan untuk menggapai tujuan tersebut. Pencatatan yang ada dalam journaling, akan mengingatkan pencatat dengan tujuan yang sedang digapai, serta menjadi motivasi lebih untuk meraihnya.
Keempat, menjadi pribadi yang lebih kreatif. Menulis akan mengasah otak menjadi lebih kreatif. Melatih untuk menyusun kata-kata dan merangkum semua sesi yang telah terlewati seharian penuh secara apik.
Semua proses tersebut, akan menuntun otak untuk bekerja secara maksimal dengan mengembangkan seluruh elemen yang ada. Melatih untuk berimajinasi dan mengembangkan ide dari kerangka penulisan yang telah ada. Dengan menulis ide dan pemikiran, seseorang dapat mengembangkan gagasan dan menciptakan solusi yang lebih kreatif untuk masalah yang dihadapi. (Cameron, 1992).
Fungsi journaling yang begitu besar menuntun masing-masing pribadi untuk aktif beraktivitas. Momentum untuk melebarkan aktivitas untuk segala hal yang berguna setiap harinya adalah tujuan terbesar dari pembentukan journaling. Selain itu, aktivitas journaling akan secara langsung membuat pelaku haus akan ilmu. Membuat dirinya lebih bersemangat menjalani hari-harinya, dan selangkah lebih cepat dalam menggapai setiap tujuan yang ditargetkan.
Untuk pemula, journaling dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap. Pertama, tahap catatan singkat. Hal ini untuk merangkum gagasan atau ide sekilas yang terlintas di pikiran. Gambaran-gambaran yang tiba-tiba muncul di otak dapat dicatat dalam catatan singkat. Kedua, pencarian literatur. Pada tahap ini, memungkinkan pelaku menggabungkan gagasan yang terlintas dengan berbagai sumber yang telah ada. Biasanya pencarian literatur ini berlangsung lama, karena harus menelaah satu per satu gagasan dari pengarang. Akan tetapi, dari literatur tersebut, biasanya memunculkan solusi ataupun ide baru yang dapat dikembangkan.
Ketiga, tahap catatan permanen. Pada tahap ini pelaku sudah menemukan skema terbaik dalam catatannya. Dilengkapi dengan sumber-sumber yang terpercaya, bahkan argumen-argumen yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Secara sederhana, pelaku sudah menemukan jawaban-jawaban atas permasalahan yang telah terjadi di awal. Bahkan dirinya telah menemukan solusi terbaik atas disiplin ilmu yang sedang ditekuninya. Maka tidak kaget, jika pada tahap ini seseorang ingin mengulangi ketegangan dan momen-momen yang sama dengan permasalahan yang berbeda.
Seseorang telah mencapai kemajuan yang pesat dengan melakukan aktivitas journaling. Dirinya menemukan keseruan-keseruan baru dalam belasan ide yang terlempar di kepala. Seseorang menemukan permasalahan, kemudian sumber rujukan, yang pada akhirnya mengerucut pada solusi atas segala hal yang dipertanyakan. Dengan merangkum semua hal tersebut, journaling dapat disebut sebagai hal yang menyenangkan dengan berbagai tantangannya.
Kemudian journaling dapat membantu seseorang untuk mengelola waktunya. Mengurangi segala kegiatan yang dianggap tidak perlu, dan lebih tau mana prioritas-prioritas aktivitas yang harus didahulukan. Dari sini, journaling dapat dijadikan solusi untuk memupuk produktivitas manusia. Dengan melakukan journaling, seseorang sama saja terus belajar dan mengevaluasi dirinya agar terus menerus lebih baik kedepannya. (*/)