Fresh graduate gak bisa kerja karena gak ada keterampilan? Coba ikuti Google Career Certificate (CGC) aja!
FROYONION.COM - Google Indonesia pada Kamis (15/06) lalu mengumumkan akan menyediakan 11.000 Beasiswa Google Career Certificate (GCC) tambahan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Telkom Indonesia, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Melalui instansi tersebut Google memfokuskan ke beberapa kursus di antaranya IT Support, Analisis Data, Desain UX, Pemasaran Digital & E-Commerce, Manajemen Proyek, dan Keamanan Siber dengan kurun waktu tiga hingga enam bulan.
“Sejak tahun 2018, lebih dari 19.000 orang Indonesia telah mendapatkan Google Career Certificates di bidang IT Support, Analisis data, dan Desain UX,” kata Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia.
Menurut Randy pada acara yang digelar di gedung The Tribata Dharmawangsa Jakarta pada Kamis (16/06) pagi, ada sekitar 85 persen dari program Google Career Certificate (GCG) tersebut menyatakan dampak yang positif.
“Sekitar 85% dari mereka melaporkan dampak positif (program tersebut) pada karir, dan karena itulah kami kini juga meluncurkan sertifikat untuk bidang Pemasaran Digital & E-Commerce, Manajemen Proyek, dan Keamanan Siber. Ini tahun keempat kami bekerja sama dengan program DTS (Digital Talent Scholarship) Kemenkominfo dan kami yakin beasiswa ini akan membantu lebih banyak orang mewujudkan impian karir mereka”, ujar Randy.
Riset baru yang dikeluarkan oleh Economist Impact yang dilakukan dengan dukungan Google mengungkap bahwa menurut 77 persen karyawan di Indonesia, perusahaan sekarang cenderung mengutamakan keterampilan nyata alih-alih kualifikasi di atas kertas dalam proses perekrutan.
Dari hasil yang diperoleh pada riset baru itu, mulai November 2022 hingga Januari 2023 yang dilakukan terhadap 1.375 karyawan di seluruh Asia Pasifik termasuk 100 di Indonesia didapati mereka melihat analisis dan visualisasi data (56%), IT Support (51%), serta pemasaran digital dan e-commerce (48%) menjadi pasar kerja yang utama saat ini.
Dan dari karyawan yang disurvei, lebih dari 25% mengatakan coding, programming, artificial intelligence dan machine learning merupakan keterampilan yang harus dimiliki. Sementara itu data dari tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya 1% tenaga kerja di Indonesia yang memiliki keterampilan tingkat lanjut.
“Machine learning adalah salah satu kurikulum paling populer yang kami tawarkan melalui Bangkit, program terbaik di industri yang kami persembahkan bersama dengan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (Kemendikbud Ristek),” ujar Randy saat memaparkan Grow With Google di Jakarta Selatan.
“Kami masih membuka pendaftaran di g.co/bangkit untuk setidaknya 4.000 lebih siswa lagi untuk bergabung dengan batch 2 Bangkit 2023 yang dimulai bulan Agustus nanti. Pada akhir tahun ini, kami harap akan ada lebih dari 12.000 lulusan yang memiliki keterampilan tingkat lanjut dalam bidang machine learning, komputasi cloud, dan pengembangan seluler untuk memenuhi permintaan pemberi kerja di berbagai industri.”
Melalui riset yang telah disebutkan oleh Economist Impact yang berjudul “Menjembatani Kesenjangan Keterampilan: Menumbuhkan Karir dan Ekonomi di Indonesia” perkembangan sektor teknologi dapat menciptakan 20-45 juta kesempatan kerja baru.
Di sisi yang lain, sektor non-teknologi seperti jasa profesional, manufaktur, dan konstruksi diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pesat dalam hal kontribusi PDB dari pekerja digital.
Hal ini terjadi seiring dengan bertambah tingginya teknologi dalam sektor tersebut untuk meningkatkan produktivitas.
Sementara itu Atikah Amirah, People Partner Lead – Technology DANA Indonesia sangat setuju bila machine learning yang diberikan oleh Google tersebut memang dapat meningkatkan daya tarik calon karyawan dalam proses perekrutan.
Bahkan Atikah juga menyebutkan bahwa pelatihan Bangkit merupakan salah satu kualifikasi yang mereka perhatikan, mengingat peserta harus menyelesaikan 900 jam kursus untuk lulus.
“Kami telah merekrut sejumlah lulusan Bangkit, dan kami menganggap keberhasilan mereka menyelesaikan kurikulum yang ketat itu menunjukkan bahwa mereka memiliki keunggulan dibanding kandidat lainnya,” jelas Atika, pada saat diskusi dengan para peserta Grow WIth Google pada Kamis (15/06) kemarin.
Wanita yang memimpin tim People Partner di perusahaan tersebut untuk divisi teknologi juga menyatakan, “Mereka mampu belajar dengan cepat, berkinerja baik, dan mudah diajak bekerja sama.”
Masih kata Atikah, perusahaan jasa keuangan saat ini juga telah mempertimbangkan Google Career Certificates sebagai salah satu sertifikasi yang baik untuk dimiliki para kandidat.
“Terutama untuk beberapa lowongan pekerjaan di bidang analitik data dan pemasaran digital, diperlukan adanya keterampilan spesifik yang harus dimiliki,” pungkasnya. (*/)