
Yuk kupas tuntas 5 aplikasi Android pengelola keuangan: Spendee, Sribuu, Seran, Mone Manager, Finku. Sudah mencoba yang mana nih?
FROYONION.COM - Dengan rambut setengah basah, penulis melihat pesan masuk dan cukup tertegun dibuatnya. Di atas layar berukuran 6,3 inchi tersebut tertulis, “Salah satu paket internet Anda <200 MB..” padahal belum lama ini penulis baru membeli paket internet. Sekarang, penulis merasa setuju dan tidak terlalu kaget ketika mengingat ada seorang konten kreator yang berbagi cerita bahwa ia memberi budget kuota internet sampai Rp650.000.
Konsep budgeting ini masuk ke dalam manajemen keuangan yang ternyata perlu mulai dilakukan apalagi kalau kita sudah berpenghasilan tetap, begitu kata bang Roy dalam artikelnya. Bukan apa-apa, di dunia yang fana ini kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Belum lagi, gaya hidup Gen-Z yang sedikit-sedikit healing lah, nongkrong lah, checkout lah, dan lain-lain itu tentu perlu diselamatkan dengan manajemen keuangan yang baik agar kita tidak lagi tuh makan mie instan di akhir bulan.
Begitulah, selain mental health dan toxicitivity juga permasalahan hidup lainnya, seiring beranjak dewasanya umur kita, kita juga menghadapi permasalahan hidup lainnya yaitu finansial.
BACA JUGA: TIPS MENGELOLA KEUANGAN BUAT ANAK MUDA SUPAYA MELEK FINANSIAL
Manajemen keuangan menjadi penting karena dengan itu kita dapat mencapai kebebasan finansial dan financial goals yang diinginkan. Ketika kita sudah dapat mengelola keuangan kita, kita akan memiliki perspektif baru dan kendali yang lebih luwes tentang kapan dan bagaimana kita harus menghabiskan uang.
Tentunya, untuk melakukan hal itu kita perlu tools untuk memudahkan pengelolaan uang kita. Tools yang diperlukan ialah yang dapat mengawasi sejauh mana balance-nya pengeluaran dengan pendapatan kita atau yang bisa jadi reminder kalau kita sudah menghabiskan uang di luar budget yang sudah ditentukan.
Bingung bagaimana cara budgeting keuangan? Coba mampir dulu ke sini!
Nah, di artikel kali ini penulis akan mencoba mengulas 5 aplikasi Android yang sering direkomendasikan untuk mengatur atau mengelola keuangan.
Aplikasi yang pertama ini cukup simple dan mudah dimengerti. Di aplikasi ini, ada fitur transaction untuk mencatat pengeluaran (expenses), pendapatan (income), sampai transfer sekali pun. Untuk expenses dan income, akan ada pilihan kategori yang bisa kita customize sendiri. Misalnya, di income, kita bisa memasukkan kategori pendapatan kita dari mana saja, seperti: gaji bulanan; part time; beasiswa; dan lain-lain. Selanjutnya di expense misalnya: makan; transportasi; kost; skincare.
Nah, di aplikasi ini juga ada fitur budget yang mana dengan itu kita bisa membuat budgeting sesuai preferensi kita sendiri. Uniknya, budgeting yang kita buat bisa kita atur tanggal mulainya dengan rentang waktu: harian, mingguan, bulanan, sampai tahunan.
Misalnya, kita mempunyai budget Rp1.000.000 nih untuk membeli barang yang diinginkan setiap bulannya. Nah, kita bisa membuat budget itu dengan nama “Wishlist”. Setelahnya, kita bisa memasukkan kategori apa saja yang termasuk ke dalam wishlist tersebut, seperti: skincare; baju; tas; dan lain-lain. Ketika kita kemudian membeli tas seharga Rp230.000 dan mencatatnya di transaksi dengan mencantumkan kategori tas, otomatis budget Rp1 juta yang kita tentukan tadi akan berkurang.
Saat kamu mencoba aplikasi ini, mata uang di cash wallet tidak bisa dirubah ke IDR. Nah, untuk mengatasi itu, kita perlu menghapus cash wallet yang sudah ada dari Spendee, lalu menggantinya dengan wallet buatan kita sendiri. Dengan begitu, kita bisa mengubah mata uangnya.
Overall, aplikasi ini cukup lengkap. Sayangnya, untuk free account ada keterbatasan untuk menikmati fitur–fiturnya yang lengkap itu. Kita perlu meng-upgrade-nya ke premium untuk menambah wallet - budget - label, membagikan laporan keuangan dengan akun lain, juga sinkronisasi akun bank.
Sama dengan aplikasi sebelumnya, di aplikasi ini juga ada transaction. Bedanya, Sribuu mencatat transaksi income, outcome (pengeluaran), dan saving (tabungan).
Sayangnya, kita perlu berlangganan jika ingin membuat anggaran atau budgeting. Untuk fitur kategori pun kita perlu membeli langganan jika ingin mengubahnya. Namun, kategori yang ada sudah cukup umum dan oke, kok. Kita juga bisa customize kategori umum yang ada tadi menjadi lebih spesifik dengan membuat sub kategorinya dengan gratis.
Di Sribuu ini, kita juga bisa sinkronisasi akun bank atau e-wallet tetapi dengan langganan, lagi. Hanya Gopay yang baru dapat kita sinkronisasikan jika tidak berlangganan.
Anehnya, sumber dana yang dicantumkan dalam transaksi tidak bisa kita ubah ke dana dari account synchronise. Mungkin, karena fitur transaksi untuk hal-hal manual saja.. Namun, transaksi dari sinkronisasi akun ditampilkan secara terpisah sehingga keseluruhan dompet kita tidak tidak saling bertautan. Akibatnya, kita sulit mengawasi transaksi secara menyeluruh.
Kabar baiknya, di sini ada tutorial yang akan menuntun kita. Jadi, tutorial Sribuu akan sangat membantu bagi kamu yang ingin mengenal konsep budgeting, mengelola finansial, dan lain-lain. Fitur lainnya seperti laporan keuangan dan tujuan keuangan juga tidak kalah membantunya.
User friendly, ialah kata pertama yang keluar ketika penulis mencoba aplikasi ini. Tampilannya benar-benar simple dan anti ribet. Buat kamu yang tidak mau ribet tetapi rajin nyatet, ini sangatlah cocok!
Lanjut ke fitur yang tersedia, di aplikasi ini terdapat: transaksi (outcome, income, dan transfer), unlimited wallet yang bisa di-customize, laporan keuangan, sampai backup ke Google Drive.
Menariknya, aplikasi ini bahkan bisa kita gunakan secara offline. Karenanya, wallet yang ada pun harus diisi dan di-update dengan manual. Meski begitu, fitur transaksi transfer-nya pun akan memudahkan. Ketika misalnya kita mengambil uang cash dari rekening Bank, kita tinggal catat transaksi transfer dari wallet rekening bank ke wallet cash, dan uangnya akan otomatis berpindah. Simple kan?
Namun seribu sayang, di sini tidak tersedia budgeting atau saving yang sebetulnya sangat dibutuhkan. Tapi, kalo kita hanya ingin melihat balance tidaknya pengeluaran dan pendapatan kita, Sepran cukup kok, apalagi gratis.
Satu lagi, aplikasi ini juga dibutuhkan buat kamu yang pinjem duit tapi pas ditagih suka nanya “Gue berapa ke lo?”. Karena, di sini kita bisa mencatat segala pinjaman, entah kita yang meminjam atau ketika kita yang dipinjam. Jadi, kalo nanti teman kita ditagih utang dan ngelak, bilang saja, “Gue udah catet nih”.
Di aplikasi keempat ini, penulis tidak menemukan banyak hal yang signifikan. Untuk tampilannya, cukup sederhana. Tampilan utamanya langsung menyorot ke transaksi income dan outcome. Kita akan dapat mengetahui langsung pengeluaran terbesar apa yang kita habiskan.
Di sini kita juga bisa buat wallet atau account sebanyak yang kita mau. Sumber dananya pun bisa ditautkan dengan wallet yang dimaksud. Di category, kita juga bisa buat budgeting perbulannya atas kategori itu.
Namun, ada yang membuat penulis bingung, jadi saat kita mencatat transaksi terkait kategori yang kita budget-in itu, tidak ada link antara keduanya yang menunjukan pengeluaran atas budget itu berapa. Si budgeting ini akhirnya jadi kurang berguna.
Selanjutnya, dengan money manager kita bisa membuat reminder agar tidak lupa membayar tagihan. Lalu, ada juga fitur regular payment di mana kita bisa mencantumkan pengeluaran atau pendapatan rutin yang kita miliki. Namun sayangnya, fungsinya ternyata sama dengan reminder.
Hampir sama dengan aplikasi lainnya, Finku memiliki fitur transaksi: outcome dan income, serta transfer secara terpisah. Budgeting pun ada dan tampil di menu utama. Kamu juga bisa sinkronisasi akun bank dan e-wallet. Saat ini, untuk rekening bank yang otomatis tersinkronisasi adalah: KlikBCA, PermataNet, MyBCA, Danamon, Maybank. Sementara untuk e-wallet hanya OVO dan Gopay.
Sayangnya, pengeluaran di sync account tidak otomatis tercatat di transaksi sesuai kategori budget yang sebelumnya sudah kita buat. Misalnya, penulis memakai Goride untuk pergi ke kantor, mutasinya tersedia, tetapi ia akan tercatat secara khusus dan masuk ke kategori transportasi online kemudian masuk di pengeluaran lain-lain.
Padahal, sebenarnya penulis sudah membuat budget khusus untuk transportasi dan transportasi online tadi jadi sub kategori dari transportasi. Namun, pengeluaran Gojek tadi tidak masuk ke kategori budget yang sudah dibuat, jadilah terpisah dan track budget tidak berkurang. Mungkin, solusinya adalah kita perlu mebuat budget sendiri dengan nama “transportasi online” misalnya. Namun, jujur itu akan sedikit ribet.
Overall, aplikasinya sudah cukup lengkap sih, bahkan ada fitur target. Yang mana, kita bisa membuat catatan target tabungan apa saja yang ingin diwujudkan. Jadi tambah semangat deh buat nabung!
Begitulah, kelima aplikasi android pengelola keuangan tadi memiliki plus-minusnya tersendiri. Kita hanya perlu menyesuaikan tools dengan kebutuhan kita sendiri.
Tips lainnya, kamu bisa banget nih untuk mengaplikasikan fitur-fitur yang ada ke dalam tools yang dibuat sendiri. Loh, emangnya bisa? Bisa! Kita bisa menggunakan Excel atau Google Sheet untuk mencatat dan mengelola keuangan lo. Penulis pun sudah menerapkan hal serupa dalam satu tahun ini. Memang sih, akan lebih terbatas dan bergantung pada kreativitas yang kita punya. Tapi, seru kok.
Seru! Saat kita sudah bisa mengendalikan dan mengalokasikan keuangan dengan baik. Seberapa kecilnya pun pendapatan kita, kalau kita bisa me-manage pengeluaran, dijamin finansial akan tetap aman. Akhirnya, kita bisa tidur nyenyak deh tanpa harus memikirkan pinjaman atau paylater. (*/)