Slow productivity bisa bikin hasil kerjaan jadi maksimal, tanpa harus terburu-buru yang kadang bikin stres. Dengan slow productivity, kalian bisa tetap produktif sekaligus menikmati prosesnya!
FROYONION.COM – Di dunia kerja yang serba cepat, banyak dari kita yang sering merasa terburu-buru. Target tinggi, deadline mepet, dan jadwal rapat yang nggak ada habisnya bikin kita merasa capek, bahkan sebelum kita pulang ke rumah.
Tapi, gimana kalau ada cara kerja yang nggak bikin stres tapi tetap bikin hasil kerja makin oke? Cal Newport punya jawabannya, ia menyebutnya ‘slow productivity’, alias produktivitas lambat.
Slow productivity ini bukan berarti kamu kerja lelet atau ngulur waktu, lho! Justru, ini soal nge-rem sedikit, fokus ke yang penting, dan ningkatin kualitas. Yuk, bahas gimana sih slow productivity bisa jadi kunci buat kerjaan yang lebih keren dan bikin tim kamu makin happy!
Jadi, slow productivity adalah cara kerja yang lebih mindful, dengan tiga prinsip utama: lakukan lebih sedikit, kerja dengan ritme yang pas, dan prioritaskan kualitas.
Dengan konsep ini, kita bisa berhenti ngerasa dikejar-kejar waktu dan malah bisa lebih fokus ngelakuin pekerjaan yang benar-benar penting. Ini juga bantu ngurangin rasa stres dan bikin kita lebih enjoy dengan yang kita kerjakan.
BACA JUGA: KEBIASAAN CEK HP SETELAH BANGUN TIDUR DAN PENGARUHNYA KE PRODUKTIVITAS
Misalnya, daripada semua tugas numpuk jadi satu, pilih saja tugas yang paling penting dan benar-benar berdampak.
Nggak perlu semua hal dikerjain sekaligus kok, cukup yang game-changer aja. Sisanya? Bisa kamu atur buat nanti.
Nah, biar slow productivity ini benar-benar efektif, kamu perlu paham dulu prinsip-prinsip dasarnya.
Konsep ini bukan sekadar kerja pelan-pelan, tapi lebih ke bagaimana kita mengatur ritme kerja biar semua tugas terasa ringan dan hasilnya lebih berkualitas. Berikut adalah beberapa prinsip utamanya:
Di prinsip pertama ini, kamu nggak harus ngambil semua pekerjaan yang datang. Justru, pilih yang paling penting dan fokus di situ.
Ini bakal bikin kerjaan kamu lebih bermakna. Jangan biarin “task list” kamu jadi monster yang tumbuh tanpa henti!
Kurangi tugas yang kurang berdampak atau yang cuma ngabisin waktu, kayak cek email berkali-kali atau rapat yang sebenarnya nggak perlu.
Saat kamu pilih-pilih dan cuma ambil yang paling penting, hasil kerjanya bakal lebih bermakna. Beban kerja kamu juga berkurang, jadi nggak perlu lagi stres tiap hari gara-gara to-do list yang terus tumbuh.
Kamu pernah nggak, ngerasa makin lama makin nggak fokus karena kebanyakan ngerjain sesuatu tanpa istirahat? Itu tandanya kamu mungkin kerja terlalu cepat.
Di prinsip kedua ini, slow productivity ngajarin kita buat kerja dengan ritme yang sesuai sama energi dan fokus kita.
Pekerjaan yang buru-buru biasanya malah penuh kesalahan, yang akhirnya ngabisin waktu buat diperbaiki. Jadi, slow down sedikit dan kasih waktu buat menghasilkan karya yang bener-bener maksimal.
Fokus ke kualitas ini bener-bener jadi highlight dari slow productivity. Di zaman serba cepat ini, banyak orang cuma ngejar kuantitas, misalnya kirim email sebanyak mungkin atau nyelesain task sebanyak-banyaknya.
BACA JUGA: 10 DESTINASI LIBURAN DI JEPANG, MULAI DARI WISATA KOTA HINGGA WISATA SEJARAH
Padahal, kualitas itu yang bakal bikin hasil kerja kita dihargai. Ketika kualitas dan kesejahteraan tim jadi prioritas, kerjaan bakal terasa lebih ringan, dan hasilnya pun jadi lebih memuaskan.
Oke, sekarang kamu mungkin bertanya, “Gimana sih cara nerapinnya di tim aku?” Tenang, Cal Newport juga punya beberapa tips yang bisa kamu coba:
Kadang, kita nggak sadar bahwa beban kerja kita tersebar di banyak aplikasi, spreadsheet, atau daftar yang beda-beda.
Coba deh buat master list tugas yang bisa diakses semua orang di tim. Dari sini, kamu bisa bagi-bagi tugas sesuai prioritas.
Jadi, tim bisa lihat siapa ngerjain apa dan nggak ada tugas yang kelewat atau numpuk di satu orang aja. Ini bakal bikin tim lebih connected dan lebih gampang buat bantu satu sama lain.
Bayangin, lagi fokus ngerjain sesuatu tiba-tiba harus berhenti gara-gara ada notifikasi pesan atau email yang masuk. Produktivitas bisa turun banget lho!
Supaya komunikasi tetap lancar tanpa ganggu konsentrasi, kamu bisa bikin jadwal office hours.
Di waktu ini, anggota tim bebas tanya atau ngobrol apapun. Tapi di luar waktu itu, fokus ngerjain tugas masing-masing. Ini bikin komunikasi lebih terstruktur dan nggak mengganggu konsentrasi kerja.
Daripada kirim email tiap kali ada hal kecil, coba bikin rapat rutin buat bahas semua pertanyaan atau masalah yang muncul.
Misalnya dua kali seminggu. Anggota tim bisa masukin pertanyaan mereka ke dokumen shared, lalu di rapat tinggal dibahas satu per satu. Ini nggak cuma menghemat waktu, tapi juga mencegah pesan berantai yang malah bikin inbox penuh.
Semuanya harus dimulai dari kamu sebagai pemimpin tim. Jadilah contoh buat timmu dan tunjukin bahwa nggak harus ngerjain semua hal sekaligus.
BACA JUGA: SENI 'SOBREMESA': BIKIN HIDUP LEBIH BAHAGIA DENGAN MAKAN MALAM ALA SPANYOL
Tunjukin juga batasan kerja yang sehat, supaya mereka tahu kalau kesejahteraan itu sama pentingnya dengan hasil kerja.
Kalau kamu mulai duluan, tim bakal ngikutin dan mereka juga bakal merasa lebih nyaman, sehat, dan semangat kerja.
Ketika tim kamu menerapkan slow productivity, kamu bakal liat hasil yang luar biasa: kualitas kerjaan jadi lebih baik, stres berkurang, dan kebahagiaan tim meningkat.
Slow productivity nggak cuma bikin kerjaan lebih asik, tapi juga bikin lingkungan kerja jadi lebih sehat dan berkelanjutan.
Jadi, siap buat nggak kamu untuk “nge-rem” sedikit dan ngerasain slow productivity di tempat kerja? (*/)