Tips

LAYOFF DI MANA-MANA, KITA KUDU GIMANA?

Tentu saja yang paling utama adalah berdoa, berserah diri kepada Tuhan. Namun semestinya enggak sampai di situ aja, Civs, kita juga jangan berhenti berusaha dong!

title

FROYONION.COM - Sebagai salah seorang karyawan startup, berita tentang layoff atau PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di sejumlah perusahaan beberapa waktu lalu cukup bikin mawas diri ya! Apalagi beberapa startup yang melakukan layoff tersebut adalah perusahaan yang pernah menjadi tujuan saya mengirimkan lamaran. 

Teman-teman seprofesi di grup WhatsApp saling berkomentar, hampir semua mengirimkan pesan prihatin dan tentu saja berdoa supaya tidak ikut terkena imbasnya. Berdoa supaya perusahaan di mana kami mencari nafkah tetap lancar jaya, aman sejahtera.

Kemudian, tak berapa lama berselang, tepatnya dalam Desember ini, ada lagi perusahaan yang melakukan layoff, salah satunya adalah yang bergerak di bidang edutech. Kebetulan saya mengenal salah seorang yang bekerja di sana dan menanyakan apakah dia ikut terdampak atau bagaimana.

Dengan singkat dia bercerita, kalau kabar layoff ini baru banget dia dan teman-teman terima, “Padahal kemarin-kemarin dibilangnya layoff adalah opsi terakhir, terus tiba-tiba dapet invitation, rupanya pemberitahuan layoff…” begitu jawabnya sambil memasang emoticon sedih.  Meskipun kenalan saya ini tidak terdampak, namun jadi pukulan mental juga buatnya, teman-teman satu departemennya ada yang di-cut soalnya. 

Mungkin sekitar pertengahan 2022, ada startup edutech lain yang melakukan pemangkasan, dan seorang teman juga terdampak. Dia cukup khawatir sih, soalnya dia belum ada dua tahun kerja di edutech ini, tapi kemudian kena layoff. Padahal dia juga kena layoff di perusahaan sebelumnya.

Alhamdulillahnya, saya dapat kabar dia sudah dapat kerja di November atau Oktober—tepatnya saya lupa. Teman ini sempat curhat ke saya, kalau dia sempat desperate karena sudah melayangkan lamaran ke mana-mana tapi belum juga dapat panggilan. Akhirnya, puji Tuhan, dia diterima kerja di suatu perusahaan yang cukup stabil. “Walaupun kerjanya udah WFO dan 9 to 5, ya enggak apa-apa sih, kak…,” begitu katanya. 

Perubahan drastis memang bisa membuat siapa saja terpuruk. Apalagi kalau yang namanya urusan finansial. Bukan bacot sih, tapi yang harus kita lakukan adalah tetap semangat dan tidak berhenti mencoba. Karena saya baru menonton film In the Heart of the Sea (2015), saya mau mengutip apa yang dikatakan oleh Owen Chase (Chris Hemsworth), “Apakah kita dikutuk Tuhan?”

Pada akhirnya, kalau dipikir-pikir, bila dia tidak dihajar sama ikan paus raksasa tersebut, mungkin Chase tidak akan berhenti berburu paus. Atau kalau mau melankolisnya, Chase tidak akan memiliki kesadaran kalau paus juga perasaan, juga punya keluarga, membunuh dan mengambil minyaknya adalah bentuk ketamakan manusia. Manusia itu jahara….

Begitulah Civs, terkadang kita butuh mengalami situasi yang sulit untuk bisa beradaptasi dengan pengalaman baru kelak, yang sudah dipersiapkan oleh semesta. Biar kesannya enggak terlalu moralis dan optimis banget, sekadar saran—bukan bermaksud menggurui, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita persiapkan menghadapi badai layoff yang semoga bisa cepat berlalu.

1. JANGAN BURU-BURU RESIGN KALAU NGGAK YAKIN

Ada beberapa pengalaman saat teman resign dari perusahaan lama, kemudian pindah ke perusahaan baru, yang enggak berapa lama kemudian malah melakukan pemangkasan. 

Bukan dalam arti mau menakuti ya, tapi sebaik-baiknya, janganlah resign bila portofolio perusahaan yang kita sasar juga belum jelas. Stay aja dulu, dan sabar.

BACA JUGA: EPICAREER BANTU ANAK MUDA KREATIF TEMUKAN PEKERJAAN DENGAN AI

2. JANGAN RESIGN KARENA PATAH HATI

Memang kita tidak pernah bisa 100% memahami kehidupan seseorang kalau kita enggak ‘mengenakan sepatunya’. 

Hanya saja, di situasi yang tidak stabil seperti saat ini, memutuskan resign karena tidak tahan berada di perusahaan yang sama, di kota yang sama dengan si mantan adalah sesuatu yang emosional. 

Yakinlah, kita enggak akan sempat mikirin patah hati ketika lambung teriak minta diisi.

3. TINGKATIN SKILLS

Menambah skills lewat kelas-kelas online, baik yang berbayar maupun gratisan itu penting lho. 

Sekarang ini lo bisa cek di platform-platform edukasi, ada banyak penawaran kelas yang menarik, mulai dari digital marketing, data scientist, macem-macem lah pokoknya. 

Ada banyak lho, orang yang melakukan switch career semenjak terjadinya pandemi, dan akhirnya bisa menjalani profesi barunya! 

Who knows kan, siapa tahu ini adalah cara semesta supaya kita menemukan passion baru.

BACA JUGA: JOB SEARCH BURNOUT: FENOMENA YANG BISA BIKIN GEN Z STRES MESKI GA KERJA

4. JANGAN BOROS

Iya, ini sebentar lagi tahun baru, biasanya party-party, tapi jangan sampai berlebihan lho ya. 

Di masa seperti ini saatnya menyimpan uang berlebih, untuk keadaan darurat. Boleh sih hepi-hepi, tapi ingat juga jangan sampai menguras tabungan. 

5. CARI SAMPINGAN

“Bijimane mau cari sampingan???” Pasti beberapa berkomentar gitu deh…

Ngadi-ngadi nih orang..,” ada juga mungkin yang komentarnya begini.

Pasti ada aja sih jalan Civs, kalau memang kita niat. Misalnya nih, mulailah mencari pekerjaan sampingan sembari menjalani pekerjaan permanen yang sudah ada. Atau, pekerjaan sampingan yang dulunya ditolakin, coba dipikir ulang untuk diterima.

Terus, beberapa ilmu baru yang diperoleh dari course, enggak ada salahnya untuk dipraktikkan dengan menerima pekerjaan sampingan tipis-tipis. 

Coba deh, mulai rajin nge-share portfolio di LinkedIn ataupun media sosial lain, seperti Instagram? Media sosial hura-hura semacam Instagram dan TikTok sudah bisa jadi ladang untuk mengembangkan portfolio lho!

Begitulah Civs, tetap semangat ya menyambut 2023! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ester Pandiangan

Penulis buku "Maaf, Orgasme Bukan Hanya Urusan Kelamin (2022)". Tertarik dengan isu-isu seputar seksualitas.