Melanjutkan episode sebelumnya, kali ini kita mau kasih rekomendasi kuliner yang wajib banget lo cobain kalo lagi dateng ke Malang. Cekidot, Civs!
FROYONION.COM - Hai Civs! Dalam seri lanjutan dari episode yang sebelumnya, lima pemuda dalam campervan kali ini mampir ke Kota Malang. Selama tiga hari dua malam, kita nyobain beberapa makanan khas dari kota yang dikenal dengan apelnya ini. Tentunya makanan-makanan yang dicobain selama Journey to The East ini udah banyak banget direkomendasikan sama orang-orang.
Ada apa aja sih makanan yang udah kita cobain selama perjalanan di Malang?
Sesuai namanya, pos ketan legendaris ini udah berdiri dari tahun 1967, Civs. Tempat ini berlokasi di Jalan Kartini No.6, Kecamatan Batu (dekat Alun-Alun Kota Wisata Batu).
Sebagai salah satu tenant yang ada di alun-alun kota, bisa dipastikan kalo lokasi ini bakal selalu ramai pengunjung, apalagi di malam minggu, buhhh, udah pasti lo bakal sering nyesek karena nggak dapet tempat duduk plus nyesek karena banyak muda-mudi yang lagi pacaran di tempat ini (jomblo jangan ke sini dah mending).
Kita nyobain beberapa menu ketan susu yang ternyata porsinya cukup bikin kenyang dan yang terpenting susunya nggak bikin eneg. Variasi menunya banyak banget, mulai dari ketan susu durian, pisang, nangka, ayam pedas, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: IDE MALAM MINGGU: KULINERAN TERJANGKAU DI SURABAYA
Untuk harga, karena awalnya gue pikir ini adalah salah satu spot kuliner yang legendaris, pasti harganya hampir bisa nyentuh Rp20.000 per porsinya, tapi ternyata, harga per menu mulai dari Rp8.000 hingga Rp 15.000-an aja. Gue sendiri nyobain menu Ketan Susu Durian yang harganya Rp15.000 per porsinya, Civs.
Untuk menu minuman juga mirip-mirip lah ya sama warung-warung ketan pada umumnya, contohnya ada STMJ, beras kencur, susu Milo, sampe lemon tea. Harganya juga nggak kelewatan buat dompet mahasiswa kok, intinya masih sangat ramah di kantong. Dengan selembar uang Rp100.000 lo udah bisa traktir satu circle lo di sini, Civs.
Tempat ini cocok buat lo yang demen ngajak anak-anak tongkrongan buat ngabisin waktu sambil ngisi perut. Suasana di sini kalo malem bener-bener ramai, jadi, pastiin lo juga selalu taat prokes dan jangan berdesak-desakan sama pengunjung lain kalo mau makan ke sini.
Selanjutnya ada sate-sate-an yang cukup unik nih, namanya Warung Sate Gebug 1920.
Tempat yang satu ini lebih legend lagi daripada Pos Ketan 1967, karena udah berdiri selama lebih dari 100 tahun. Dan sekarang, kayak budaya anak muda Indonesia pada umumnya, bisnis ini di-manage sama generasi keempat yang masih pada muda-muda, gokil banget!
Lokasinya ada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, persis di samping McD Klojen.
BACA JUGA: IDE MALAM MINGGU: SEHARIAN JALAN-JALAN DI JAKARTA
Ketika lo pesan satenya, pertama-tama lo akan kaget karena satu porsinya cuma berisi 1 tusuk sate aja, dan harganya sekitar Rp30.000 – Rp35.000.
Eitsss, tapi jangan tenang aja, karena ternyata dengan makan 1 tusuk aja lo pasti udah kenyang banget, karena bentuknya gede banget, nyaris setara 5 tusuk sate daging biasa (buat perut gue).
Nah, lo juga bisa pilih jenis sate yang lo pengen, mau dengan lemak atau tanpa lemak. Kalo lo nggak pengen makan ‘kering’ (sate + nasi) doang, lo bisa pesan menu sop, rawon, atau soto juga. Oiya, harga kuah-kuahan ini dipukul rata Rp25.000 yak, dan seporsinya bisa buat 2-3 orang juga.
Kalo kata abang penjual satenya yang bernama Bin Tjipto, sate gebug ini berasal dari daging lulur dalam yang dipipihkan, terus digebug-gebug (tapi nggak sampe ancur), tujuannya supaya bumbu-bumbunya bisa meresap sempurna dan bikin daging ini punya sensasi yang unik pas dikunyah, nggak kayak sate-sate pada umumnya. Wajib cobain kalo dateng ke Malang yak!
Nah, sego sambel (Bahasa Jawa dari nasi) yang berdiri dari tahun 2018 ini masih cukup viral sampe sekarang. Lokasinya ada di Jalan Simpang Raya Langsep, nggak jauh dari Cyber Mall Kota Malang, Civs.
Sego Sambel Cak UUT ini lokasinya ada di daerah pemukiman warga, akses jalannya cukup sempit dan agak masuk ke tengah-tengah pemukiman. Kalo mau ke sini, lebih enak bawa motor / mobil yang agak kecil, karena pinggiran jalannya juga banyak banget kendaraan yang lagi parkir.
Untuk bisa makan di tempat, biasanya lo harus masuk ke waiting list dulu, bisa nunggu sekitar 1 – 2.5 jam tergantung dari banyaknya pengunjung, terutama di jam-jam makan siang dan di hari weekend. Kalo lo mau sekedar take away, lo cukup nunggu sekitar 15 – 30 menit aja kok, jadi emang lebih baik untuk take away ya daripada harus nunggu 2.5 jam supaya bisa makan di sana.
Antrian yang panjang dan lama itu ternyata bisa terbayarkan sama sensasi dan juga rasa makanannya yang juara. Menu nasi dengan sambel tempong dan sambel tempe, juga lauk andalannya yaitu ikan cakalang, daging sapi krengsengan, ayam kampung dan paru balado bisa bikin lo lahap makan – bahkan nagih untuk datang ke sana lagi untuk bisa merasakan lauk yang dibalur sambal khas daerah Banyuwangi itu.
Untuk harganya, menu sego sambel rata-rata dibanderol dengan harga Rp20.000 – Rp30.000-an, Civs. Sedangkan untuk Sambel Paru Balado ukuran topless besar cuma Rp41.500 aja. Sangat worth it buat lo kunjungi.
Long story short, santapan-santapan khas Malang udah sukses banget bikin kita berlima puas dan bikin gue pengen dateng lagi ke sana. Thank you, Ngalam!
Masih penasaran sama cerita lebih lengkapnya? Tonton aja episode ke-2 dari Froyonion: Journey to The East di bawah ini. Tungguin cerita selanjutnya juga yak!
(*/)