Ghostwriter, yang dalam bahasa Indonesia disebut penulis bayangan, sebenarnya pekerjaan yang cukup menjanjikan. Untuk mengenal lebih dalam pekerjaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui.
FROYONION.COM - Pernahkah kamu mendengar pekerjaan ghostwriter? Meskipun terdengar seram, pekerjaan ini sama sekali tak ada kaitannya sama sekali dengan dunia mistis.
Dilansir dari situs Oxford Language, definisi ghostwriter adalah orang yang memiliki pekerjaan menulis materi untuk orang lain yang namanya digunakan sebagai pengarangnya. Sedangkan nama penulis aslinya disembunyikan sehingga tak diketahui masyarakat luas. Nah, karena hal inilah, muncul istilah ghostwriter.
Pekerjaan ini sebenarnya lumayan naik daun. Dalam tulisan berjudul Ghostwriter in 2020 The Current Trends and Beyond, dilansir dari situs Medium, 99% buku yang dipublikasikan oleh artis dan politisi sebenarnya dikerjakan oleh ghostwriter.
Seiring waktu, tak tertutup kemungkinan akan semakin banyak orang yang menggunakan jasa seorang ghostwriter untuk membuat buku.
Menggunakan jasa ghostwriter memang menjadi pilihan tepat bagi orang yang sibuk sehingga tak punya banyak waktu luang untuk meluangkan menulis bagi orang yang tak ingin menulis namun ingin memiliki karya tulis untuk dipublikasikan kepada masyarakat luas, bisa juga menggunakan jasanya.
Nah, penulis sebenarnya tertarik dengan pekerjaan ini. Ada 5 lima hal yang perlu diketahui bila ingin menjadi seorang ghostwriter. Berikut 5 hal tersebut.
Bila bekerja sebagai seorang ghostwriter, tak boleh mencantumkan nama kita sebagai pengarangnya. Meskipun memang kita yang menulisnya. Tak boleh juga mengklaim bahwa tulisan tersebut sebenarnya hasil karya kita. Nama klien yang tertulis sebagai pengarangnya pada tulisan, meskipun memang bukan klien yang sebenarnya menulisnya.
Dengan demikian, bila kita menjadi seorang ghostwriter, tulisan karya kita tak bisa dipamerkan untuk ditunjukkan kepada banyak orang. Apalagi di-posting di media sosial seperti Instagram tau Facebook.Sebagian penulis memang senang memamerkan tulisan karyanya.
Dengan demikian, pekerjaan ghostwriter sebenarnya tak cocok dijalani oleh penulis yang senang memamerkan karyanya Bila ingin memamerkan tulisan karya kita kepada masyarakat luas, jadilah penulis yang sesungguhnya. Bukan menjadi seorang ghostwriter.
BACA JUGA: MENGGALI POTENSI GHOSTWRITER, MENULIS DI BALIK BAYANG-BAYANG HINGGA TEMBUS PASAR GLOBAL
Bagi seorang ghost writer, belajar banyak hal baru menjadi hal yang penting. Sebabnya, belum tentu kita menulis bidang yang kita kuasai. Terkadang ada klien yang meminta dibuatkan tulisan bertema bidang yang tidak kita kuasai.
Umpamakan, kita sama sekali tak menguasai bidang farmasi. Suatu hari, ada klien meminta dibuatkan buku bertema bidang tersebut. Klien ini adalah seorang ahli farmasi yang sangat berpengalaman. Beliau ingin menuliskan pengalamannya meracik obat dalam buku tersebut
Pada titik inilah, kita wajib belajar ilmu farmasi. Bila tak menguasainya, tentu saja kita tak bisa menulis buku tersebut. Bila tak mampu menguasainya, kita sebaiknya menolak kerja sama dengan klien tersebut.
Semua orang pada dasarnya memiliki kemampuan menulis. Namun, tak semua orang memiliki kemampuan menulis yang baik. Seorang ghostwriter, sesuai dengan nama profesinya, tentunya wajib memiliki kemampuan menulis yang baik.
Nah, bila ingin menjalani pekerjaan tersebut namun merasa belum memiliki kemampuan tersebut, sebaiknya berlatih terlebih dahulu sebelum terjun menjalaninya.
Ada banyak hal yang perlu dilatih agar memiliki kemampuan menulis yang baik. Misalnya, menulis kalimat yang efektif, menggunakan konjungsi atau kata sambung, memilih diksi yang tepat, membuat tulisan dengan voice yang menarik, membuat kesimpulan yang menempel di benak pembaca, dan menggunakan tone yang positif dalam tulisan.
Dalam menulis, salah satu sumber yang biasanya digunakan ghostwriter yaitu informasi langsung dari narasumber terkait. Klien pun bisa menjadi narasumber. Umpamakan, kita memiliki klien seorang manajer berpengalaman.
Beliau ingin dibuatkan buku tentang pengalamannya memimpin perusahaan. Untuk menggali lebih dalam pengalamannya tersebut, kita perlu mewawancarainya. Kita pun bisa menjadikan karyawan-karyawan yang pernah dipimpinnya sebagai narasumber untuk mengetahui uneg-uneg dipimpin oleh beliau.
Nah, agar proses wawancara lancar, penting memiliki kemampuan mewawancarai yang baik. Tanpa kemampuan ini, alih-alih mendapatkan informasi, bisa saja pertanyaan yang kita ajukan akan mengintimidasi orang yang kita wawancarai sehingga memancing emosinya.
Penting juga memiliki listening skill yang baik. Bila tak memilikinya, bisa saja kita akan salah memahami hal yang disampaikan oleh orang yang kita wawancarai.
Seorang ghostwriter pun sebenarnya wajib juga menguasai skill fotografi dan desain grafis. Sebabnya, kedua aspek ini penting dalam suatu karya tulis. Menguasai kedua skill ini akan memberi nilai tambah suatu karya tulis.
Umpamakan, kita memiliki klien seorang musisi berpengalaman yang ingin membuat buku untuk menceritakan pengalamannya menjadi musisi.
Dalam buku tersebut, beliau ingin foto-foto konser dimasukkan. Nah, kita bisa meng-editnya menggunakan Adobe Photoshop atau Adobe Lightroom agar foto-foto ini lebih terlihat dramatis.
Bila kita paham ilmu desain grafis, kita pun bisa me-layout foto-foto tersebut agar tampak komunikatif. Bila foto-foto terlihat dramatis dan layout-nya komunikatif, tentunya sangat merangsang minat baca pembaca.
Dengan menguasai aspek fotografi dan desain grafis pun, kita bisa membuat cover buku yang menarik. Cover buku yang menarik pun tentunya sangat merangsang minat baca pembaca
Itulah, 5 hal yang perlu kamu ketahui bila ingin menjalani pekerjaan ghostwriter. Setiap pekerjaan memang ada serbi-serbinya. Sebelum menjalani suatu pekerjaan, memang ada baiknya mengenal serba-serbinya terlebih dahulu.
Tujuannya, agar kita lebih siap menjalaninya. Nah, tertarikkah kamu menjalani pekerjaan sebagai seorang ghostwriter profesional? (*/)