Siapa yang ngerasa kalau hype dari aplikasi Threads belum pudar? Nah, supaya semakin jago bercerita di platform ini yuk coba simak tips dari kreator Tangan Belang untuk bikin tulisan yang ciamik!
FROYONION.COM - Media sosial baru besutan Instagram yang bernama Threads menjadi buah bibir dalam sepekan terakhir. Popularitasnya sebagai aplikasi yang digadang-gadang serupa dan memiliki fungsi yang mirip dengan Twitter ini nggak main-main.
Berdasarkan postingan terakhir CEO Meta, Mark Zuckerberg sekaligus raksasa teknologi dibalik aplikasi ini, jumlah pendaftar akun Threads dalam 5 hari setelah diluncurkan telah mencapai 100 juta orang. Mark mengungkapkan itu pada Senin (10/7) kemarin.
Buat yang belum tahu, Threads dirancang sebagai aplikasi yang bisa memudahkan kita untuk membuat utasan, sama seperti Twitter sih. Tapi salah satu yang membuat aplikasi ini cukup menjadi populer belakangan adalah karena peluncurannya yang tak lama dilakukan setelah Twitter mengeluarkan banyak kebijakan kontroversial.
Salah satu keunggulan Threads, kita bisa bercerita atau melakukan storytelling dengan jumlah kata yang lebih banyak dari Twitter, yakni 500. Selain itu, karena ini merupakan aplikasi baru tentu banyak konten yang bisa kita eksplorasi.
BACA JUGA: THREADS VS TWITTER, MANA YANG LEBIH MENANG DARI SEGI FITURNYA?
Kenapa bercerita menjadi salah satu yang diunggulkan dari aplikasi ini? Tentu saja karena fitur utama yang bisa kita lakukan di Threads adalah membagikan utasan.
Nah, pendekatan untuk bercerita di Threads pun berbeda-beda. Ada akun yang senang menambahkan gambar atau video sebagai referensi visual dari tulisannya, ada juga yang melakukan pendekatan lainnya.
Sebagai referensi, tim Froyonion.com berbincang dengan seorang Content Creator bernama Yudhis Thira (Tira) atau yang dikenal sebagai mastermind dibalik akun Tangan Belang di berbagai platform media sosial. Pengalamannya di industri kreatif, khususnya tentang tulis-menulis seperti Copywriting sudah bukan barang baru baginya.
Tira pun menamai tips-tips ini sebagai Story Threading, atau memanfaatkan platform Threads ini untuk melatih kemampuan storytelling kita. Mungkin hitung-hitung platform baru bisa jadi portofolio baru juga buat kita, kan.
Berikut beberapa tips ala Tangan Belang!
Menurut Tira, penting untuk membuka cerita atau utasan kalian tersebut dengan ide, situasi, ataupun karakter yang menarik bagi pembaca.
Tips ini sebenarnya dirasa bisa sangat bermanfaat untuk memberi gambaran kepada audiens tentang apa yang kalian sampaikan. Formatnya bagaimana? Tergantung kebutuhan dan sisi kreativitas kalian masing-masing. Tentunya memulai opening yang menarik itu bisa dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang konseptual, seperti hook, pain-point, fakta atau statistik, anekdot, bahkan kutipan menarik.
Lagi-lagi, kalian perlu untuk memikirkan persona apa yang ingin ditonjolkan di akun Threads tersebut. Nantinya, kalian perlu merefleksikan format dan pendekatan yang paling tepat untuk menggambarkan persona tersebut.
Yang penting jangan sampai lupa, kalau kata bang Tira: Every Story Needs an Opening!
“Bangun story kalian dalam satu thread, lalu lanjutkan di thread berikutnya,” kata Tira.
Sebenarnya, tips ini bakal mengingatkan kita tentang fungsi sebenarnya yang disediakan oleh Thread yaitu untuk merangkaikan cerita para penggunanya secara rapi dan terstruktur. Dalam hal ini, kalian jadi tidak perlu memaksakan suatu cerita dihabiskan hanya dalam satu postingan.
Pengiriman cerita jadi bisa dilakukan secara berkala dalam beberapa waktu untuk menarik perhatian dari pembaca. Dengan begitu, gagasan kalian akan menjadi lebih clear dan tersampaikan dengan baik. Hal tersebut sebenarnya juga bisa mengantisipasi pengulangan cerita yang berkali-kali sehingga membuat tulisan yang biasa dalam satu artikel sangat tebal dan panjang.
Selain itu, cara ini juga lazim digunakan untuk mengantisipasi keterbatasan karakter yang diperbolehkan oleh Threads dalam satu postingan. Nah, dengan membagikan ke beberapa Threads tentunya membuat kejelasan cerita yang mau kalian bangun menjadi lebih utuh.
BACA JUGA: HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI BIAR NGGAK STRES JADI PENULIS
Nah, melanjutkan tips kedua tadi, menurut Tira pembaca cerita di media sosial akan lebih menyukai kalimat-kalimat yang diisi dengan jumlah kata terbatas pada setiap postingannya. Artinya, eliminasi kata-kata yang tidak efektif dan bersifat mengulang pesan sebelumnya a.k.a redundant.
Dengan menjaga jumlah kata yang tidak terlalu banyak pada setiap postingannya, semoga cerita kalian bisa jadi lebih mengalir dan dinikmati oleh pembaca. Harus diingat juga nih, kalau gaya baca digital sekarang ini melalui smartphone ataupun komputer membuat kebanyakan orang jadi memindai bacaan dengan lebih cepat. Hal itu tentunya tidak terlepas dari perhatian orang yang jadi lebih mudah terpecah. Dengan membuka handphone, mereka bisa mengakses banyak hal lain seperti notifikasi, pesan teks, ataupun konten-konten lain yang lebih beragam.
Maka dari itu, kalau kalian memberikan tulisan yang padat dan panjang sehingga tidak nyaman untuk dibaca dari device, sudah pasti orang tidak akan melirik cerita yang kalian buat.
Jangan lupa juga untuk menggunakan spasi antar kalimat atau paragraf dan tanda baca untuk mengatur ritme cerita kalian. Metode ini sebenarnya juga mirip-mirip dengan teknik bercerita atau storytelling secara verbal dan bukan menggunakan tulisan. Biasanya, ketika kalian bercerita pasti tidak akan berbicara terus menerus tanpa memperhatikan kondisi sekitar dan diri sendiri, kan?
Dalam dunia menulis, cara tersebut juga sama dan penting untuk digunakan. Menjaga ritme agar pembaca tidak mudah teralihkan konsentrasinya. Bisa menggunakan tanda baca untuk menegaskan sesuatu. Misalnya tanda tanya (?) ketika memang kalimat kalian mempertanyakan sesuatu. Atau mungkin tanda seru (!) ketika kalian ingin menegaskan sesuatu.
Selain itu, spasi antar paragraf juga tidak boleh ketinggalan agar memberi kesan tulisan yang kalian buat di Threads itu tidak terlalu panjang dan tebal.
CTA atau sebenarnya merupakan singkatan dari Call to Action merupakan salah satu trik jitu untuk membuat cerita yang kita sampaikan menjadi lebih menarik. Secara sederhana, CTA itu berisi ajakan atau instruksi kepada pembaca untuk terlibat lebih jauh bersama. Bisa berupa ajakan, inspirasi atau motivasi, hingga diskusi.
"Bangun engagement pembaca dengan CTA yang tepat," ucap Tira.
Tujuan CTA, kalau kata Tira, adalah untuk membangun cerita yang interaktif dengan pembaca. Karena nggak bisa dipungkiri juga kalau cerita yang menarik adalah sesuatu yang bisa relevan dengan pembaca. Membangun interaksi menjadi salah satu indikator atau cara untuk mengukur hal tersebut.
Melalui CTA, kita juga bisa mengonversi minat atau ketertarikan pembaca terhadap cerita kita menjadi suatu aksi.
BACA JUGA: MENGENAL FREE WRITING BUAT KAMU YANG MAU BELAJAR NULIS
Nah, cobain deh ikuti beberapa tips berikut langsung dari ahlinya supaya kalian punya skill storytelling yang lebih mantap di Threads ini! Mumpung hype aplikasi ini juga masih banyak digemari juga, kan? (*/)