Tips

CARA MENGENALI TEMAN BARU YANG NYAMAN DAN RISIH DENGAN ‘SMALL TALK’

Meskipun terlihat sepele, small talk sebenarnya mendatangkan banyak manfaat. Namun, tak semua orang nyaman melakukannya. Ada juga yang sebenarnya merasa risih. Nah, bagaimana ciri-cirinya?

title

FROYONION.COM Umpamakan, kamu sedang berada di dalam kantor tempat bekerja. Hujan saat itu begitu deras. Lalu, kamu berkata “Hujan deras sekali ya?” kepada seorang rekan kerja kamu yang berada di dekatmu Lalu, rekan kerja kamu ini menjawab, “Ya. Menurut laporan BMKG sih, hujannya sih sampai bulan depan.”  Ilustrasi ini adalah contoh small talk yang merupakan obrolan singkat berdurasi ringan. 

Telinga kita memang asing dengan istilah small talk. Istilah ini tak dapat dipungkiri memang sangat tak populer bagi sebagian besar orang.  Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kita umumnya memang sudah melakukannya.

 Meskipun istilahnya small talk, sesungguhnya small talk bukan hal yang ‘small’. Dengan small talk, kita bisa menjalin dan mempererat relasi dengan orang lain, mencairkan suasana dari tegang menjadi lebih friendly, menghibur lawan bicara, menghangatkan susana, dan lain sebagainya.

Namun, meskipun small talk mendatangkan banyak manfaat, perlu diketahui bahwa tak semua orang nyaman melakukannya. Dengan kata lain, cenderung merasa risih. Nah, seperti apa sih orang yang tak nyaman atau risih melakukannya? Dan juga, seperti apa juga sih orang yang nyaman melakukannya? 

Joseph A. Devito, seorang profesor bidang ilmu komunikasi asal Amerika Serikat, memberikan ciri keduanya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan ringkas. Jumlah pertanyaan terdiri dari lima. 

BACA JUGA: 5 TIPS MELAKUKAN SMALL TALK DI LINGKUNGAN KERJA

Berikut pertanyaan-pertanyaan tersebut. Setiap pertanyaan ini menghadapkan  kamu pada suatu situasi. Bila pertanyaan-pertanyaan didominasi atau dijawab seluruhnya dengan jawaban pertama, maka kita cenderung nyaman melakukan small talk

Bila didominasi jawaban kedua, maka kita cenderung kita tak terlalu nyaman melakukan small talk. Bila didominasi atau dijawab seluruhnya dengan jawaban ketiga, maka kita cenderung sangat tak nyaman melakukan small talk. Dengan kata lain, merasa risih.

PERTANYAAN PERTAMA

Umpamakan, kamu masuk ke dalam lift gedung kantor yang isinya orang-orang yang tak kamu kenal.  Nah, apa yang kamu lakukan? Pilih salah satu dari ketiga jawaban berikut. 

Pertama, menutup diri dan tak ingin berinteraksi sama sekali dengan mereka. Kedua, bersifat pasif. Dengan kata lain, kamu berinteraksi bila mereka yang memulai terlebih dahulu. Ketiga, memulai berinteraksi dengan salah satu dari mereka. Misalnya, dengan bertanya, “Kerja di sini sudah lama, Pak?”

PERTANYAAN KEDUA

Umpamakan, kamu sedang mengobrol sedang seseorang yang kamu kenal di suatu tempat.  Umpamakan, namanya Andi. Lalu, saat kamu sedang mengobrol dengannya,  kamu bertemu dengan seorang teman yang tak mengenalnya.  

Umpamakan, namanya Roni. Nah, apa yang kamu lakukan? Pilih salah satu dari ketiga jawaban berikut. Pertama, tak memperkenalkan Roni dengan Andi. Kedua, menunggu Roni dan Andi saling berkenalan. Ketiga, memperkenalkan Roni dengan Andi.

PERTANYAAN KETIGA

Umpamakan, kamu sedang menghadiri suatu acara di lingkungan rumah.  Dalam acara ini, kamu bertemu dengan orang-orang yang tak kamu kenal. Kamu menduga mereka berasal dari RT yang lain. Nah, dalam situasi ini, apa yang kamu lakukan? 

Pilih salah satu dari ketiga jawaban berikut. Pertama, bersifat pasif. Dengan kata lain, menunggu mereka yang memulai interaksi. Kedua, menampilkan bahasa tubuh yang bersahabat tanpa memulai interaksi. Misalnya, menunjukkan muka ramah. Ketiga, kamu yang memulai interaksi dengan dengan mereka. Misalnya, dengan bertanya “Pak, tinggal di RT berapa?” 

PERTANYAAN KEEMPAT

Umpamakan, kamu baru saja berkenalan dengan seorang rekan kerja. Lalu, rekan kerja kamu ini bicara terus-menerus kepadamu. Nah, apa yang akan kamu lakukan? Pilih salah satu dari ketiga jawaban berikut. 

Pertama, bertahan dan tetap mendengarkannya. Kedua, bertahan mendengarkan sambil berharap agar dia cepat selesai berbicara. Ketiga, meminta rekan kerja kamu mengakhiri pembicaraannya. Misalnya, dengan berkata “Maaf, pak. Bisakah tenang? Saya sedang berpikir menyelesaikan pekerjaan.”

PERTANYAAN KELIMA

Monolog, pada dasarnya, adalah berbicara dengan sendiri. Contohnya, umpamakan kamu telah menyelesaikan pekerjaan. Lalu, kamu berkata “Akhirnya beres juga! Sekarang mau ah jalan-jalan ke mall! Mau nonton film di bioskop juga nih.” 

Saat berbicara dengan orang lain, melakukan monolog memang wajar. Dengan catatan, hanya terdiri dari sedikit kalimat. Bila monolog terdiri dari banyak kalimat,  bisa membuat lawan bicara tak nyaman/

Nah, seandainya kamu sedang mengobrol dengan seorang rekan kerja yang baru kamu kenal di tempat makan. Lalu, rekan kerja kamu ini terus-menerus melakukan monolog. Dari mulai situasi pekerjaan hingga situasi di tempat tinggalnya. Misalnya, “waduh, kemarin Pak RT datang nanti malam!” sambil melihat smartphone-nya. Lalu, disambung dengan perkataan “Harus beli jamuan makanan!”. Lalu, disambung lagi dengan perkataan “Istri saya juga belum membersihkan rumah.” 

Nah, dalam situasi ini,  apa yang kamu lakukan? Pilih salah satu dari ketiga jawaban berikut. Pertama, tetap mendengarkannya. Kedua, mengajaknya mengobrol suatu topik. Ketiga, keluar dari situasi tersebut secepatnya. Misalnya, dengan meninggalkannya. 

SIMPULAN

Nah, setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, apakah kamu termasuk ke dalam nyaman, tak terlalu nyaman, atau tak nyaman? Jawaban yang mana yang dominan? Apakah jawaban yang pertama, kedua, atau yang ketiga? 

Bila didominasi jawaban yang pertama, kita perlu mempertahankannya dan melanjutkan small talk. Bila didominasi jawaban yang kedua, maka kita perlu lebih membiasakan diri untuk melakukannya. Bila didominasi jawaban yang ketiga, maka kita sebenarnya perlu melatih diri untuk bisa melakukan small talk.  

Nah, di internet, ada banyak tips bagaimana agar kita nyaman melakukan small talk. Kita pun dapat juga membaca berbagai buku bertema komunikasi untuk melatih diri melakukan small talk. Setelah memahaminya, kita tentunya harus mempraktekkannya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rahadian

Sarjana hubungan internasional yang kecanduan menulis artikel dan berbisnis kreatif.