Buat anak muda yang bekerja di industri kreatif, burnout emang nggak bisa dihindari. Simak gejala dan tips mengatasinya di sini, Civs.
FROYONION.COM - Burnout adalah istilah yang seringkali digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dialami seseorang karena faktor pekerjaan. Kemunculan burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut begitu saja dan perlu diselesaikan secara tepat karena dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Siapa saja bisa tanpa terkecuali bisa mengalami burnout. Akan tetapi, kondisi ini lebih banyak mengidap pada orang yang sering memaksakan diri untuk terus menerus bekerja, kurangnya apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang banyak, ataupun memiliki ritme pekerjaan yang monoton.
Kondisi burnout sendiri disebabkan oleh stres berat saat berada di tempat kerja yang tidak tertangani dengan baik sehingga membuat para penderitanya kehilangan antusias saat bekerja, bahkan tidak jarang pula ada yang kehilangan minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Setiap orang bisa dipastikan tentu pernah merasakan kelelahan dan stres saat bekerja. Namun, seorang yang mengalami gejala burnout cenderung akan merasakan atau menampakkan tanda-tanda sebagai berikut ini:
1. Memudarnya semangat bekerja dan kelelahan
Salah satu ciri burnout yakni memudarnya semangat bekerja serta minat terhadap pekerjaan yang sedang digeluti. Biasanya pengidap tetap melakukan pekerjaan tanpa adanya rasa semangat yang bisa menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan pada fisik maupun mental.
2. Membenci pekerjaan yang sedang dijalani
Sindrom burnout dapat menyebabkan stres serta frustasi pada saat bekerja. Hal demikian bisa membuat seseorang menjadi sulit untuk fokus mudah terdistraksi, merasa tidak berkompeten terbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang digeluti.
3. Produktivitas kinerja menurun
Burnout juga dapat menyebabkan produktivitas kinerja menurun. Hal tersebut disebabkan oleh memudarnya minat terhadap pekerjaan yang sedang dijalani, sehingga hasil akhir yang didapat menjadi kurang memuaskan.
4. Mudah merasakan marah
Orang yang sedang merasakan gejala burnout cenderung akan mudah merasakan marah, apalagi jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi awal. Ditambah lagi, dengan produktivitas kerja yang menurun sehingga otomatis menyebabkan pekerjaan terus menumpuk. Hal demikian dapat memicu munculnya stres dan emosi yang membuat para penderita burnout menjadi lebih sensitif dari keadaan normalnya.
5. Mengisolasi diri dari lingkungan sosial
Stres dan frustasi yang berkepanjangan terhadap pekerjaan membuat penderita burnout bersikap ansos terhadap orang-orang satu lingkungan pekerjaan dengan mereka.
Pekerjaan yang sering digelutinya dianggapnya sebagai suatu beban hidup sehingga membuat mereka tidak berkeinginan ataupun berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota kolega yang terlibat dalam satu lingkup pekerjaan tersebut.
6. Mudah terkena sakit
Sindrom burnout yang terjadi secara berkelanjutan ataupun tidak diatasi secara optimal dapat membuat sistem imunitas tubuh kian menurun. Kondisi demikian dapat membuat seseorang rentan terkena penyakit seperti misalnya flu, pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu, muncul risiko untuk mengalami gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan depresi bisa saja meningkat.
Munculnya burnout yang tidak teratasi secara optimal dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Oleh karena itu, apabila gejala ataupun ciri-ciri burnout sudah terlihat muncul, kita disarankan untuk mengatasinya dengan langkah-langkah sebagai berikut ini:
1. Membuat Daftar Skala Prioritas
Membuat prioritas pekerjaan dari tingkatan yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, sehingga kita tahu sejauh mana hal yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
2. Membicarakan Secara Langsung dengan Atasan
Sebaiknya komunikasikan dengan atasan tentang kerisauan yang sedang dirasakan. Saat kita diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat kita terbebani serta dilain sisi membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Apabila atasan kita yang menjadi penyebab burnout di tempat kerja, alangkah baiknya mengajak bicara ke divisi sumber daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut. Lantas mereka akan mencarikan alternatif solusi yang tepat, contoh misalnya memindahkan tugas dan fungsi ke divisi yang lain.
3. Mengurangi ekspektasi yang berlebihan
Mengatur pola pikir serta bersikaplah yang realistis, sehingga kita dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stres ditempat kerja dapat dikurangi. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan apresiasi sekecil apapun ke diri sendiri terhadap pencapaian yang sudah diraih sampai detik ini.
4. Menceritakan kepada orang yang dapat dipercaya
Alangkah baiknya menceritakan apa yang kita rasakan kepada orang terdekat yang sekiranya kita percayai. Meskipun tidak selalu menghasilkan solusi akhir, cara demikian dapat membantu melepaskan emosi negatif serta mengurangi rasa stres terhadap pekerjaan.
5. Menjaga keseimbangan pola hidup
Menjaga keseimbangan pola hidup dengan baik. Kita juga perlu untuk bersantai serta melupakan segala apapun hal yang berkaitan dengan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman ataupun melakukan hal yang diminati sesudah jam kerja berakhir. Ini dapat membuat pikiran kita kembali jernih dan kita bersiap untuk bekerja kembali pada keesokan harinya.
Apabila memungkinkan, segera mungkin mengambil langkah cuti dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran kita kembali jernih, semangat, dan termotivasi kembali seperti sediakala.
6. Mengubah gaya hidup
Menerapkan gaya hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, serta tidur yang cukup. Hal demikian dapat membantu tubuh yang sehat serta pikiran agar lebih mudah berkonsentrasi dan fokus, sehingga menurunkan resiko terjadinya sindrom burnout.
Selain itu, kita juga dapat mencoba menekuni hobi baru ataupun melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya hal itu bertujuan untuk mengatasi burnout.
Sindrom burnout dalam pekerjaan bukan hanya berpengaruh pada hasil akhir kerja kita, tetapi juga dapat mengaburkan hubungan dengan orang-orang di sekitar kita dan bisa menurunkan kesehatan kita.
Dan oleh karena itu, jika ciri-ciri burnout sudah mulai muncul, ada baiknya segera mengatasi dengan cara-cara yang sudah saya jelaskan di atas. Apabila cara tersebut telah diterapkan akan tetapi kita masih tetap mengalami sindrom burnout, alangkah baiknya untuk berkonsultasi kepada para psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat atau mungkin mempertimbangkan peluang kerja di perusahaan lain yang lebih menjanjikan itu.
Itu saja beberapa penjelasan yang dapat saya berikan untuk ke depannya semoga para pembaca dimanapun kalian berada bisa mengantisipasi sindrom burnout sedini mungkin sehingga kesehatan mental dan fisik kita tetap terjaga dan selalu prima dalam menjalani kehidupan sehari-hari. (*/)