Tips

AGAR MENEGUR TIDAK MELENCENG MENJADI MENCELA

Masih banyak orang yang belum bisa menghargai proses belajar. Orang-orang lebih suka melihat seseorang dengan kemampuan menjadi sempurna daripada proses menuju kesempurnaan itu sendiri.

title

FROYONION.COM - Kata pepatah, hidup adalah perjalanan untuk belajar selamanya. Manusia bisa berubah secara akal maupun fisik tergantung oleh pembelajaran yang dilalui. Jadi masuk akal kalau manusia disebut sebagai makhluk yang dinamis. Namun tak semua orang memahami hal ini. Masih banyak orang yang belum bisa menghargai proses belajar. Tak usah jauh-jauh, contohnya komentar jahat netizen soal bahasa Inggris Una–si Tiktoker cantik–di live streaming-nya pada beberapa waktu lalu.

Terlepas dari apapun pembicaraan Una sepanjang  live tersebut, hal yang menjadi poin dari tulisan ini adalah netizen yang mem-bully kemampuan berbahasa Una. Banyak komentar jahat karena netizen menilai grammar dan accent Una gak sesuai dan susah dipahami. Sekali lihat pun kamu pasti tahu itu termasuk cyber bullying. Bahkan ada pula video Tiktok yang men-stitch potongan live streaming tersebut yang kemudian berisi nasehat disertai balutan kata-kata mengejek.

Menggunakan bahasa Inggris di depan umum hanya salah satu bukti dari ketidaksukaan manusia pada proses belajar. Orang-orang lebih suka melihat seseorang dengan kemampuan perfect daripada proses menuju kesempurnaan itu sendiri sehingga jika menemukan satu atau dua kesalahan pasti langsung gregetan untuk membenarkannya. Namun, terkadang koreksi tersebut justru membuat seseorang malu dan berakhir kurang percaya diri dengan kemampuannya. Bagaimana mau percaya diri menunjukkan hasil belajar kalau salah sedikit saja langsung dipermalukan? 

PADAHAL PERCAYA DIRI ITU MODAL

Banyak orang yang masih menganggap remeh kepercayaan diri untuk kelancaran proses belajar. Padahal menurut psikolog Amerika Abraham Maslow (dalam buku Psikologi Anak, 2007), kepercayaan diri adalah modal dasar untuk pengembangan aktualisasi diri. Dengan kepercayaan diri, seseorang mampu berproses untuk menggapai segala pencapaian dengan kapasitas dan potensi yang dimiliki. Selain itu, percaya diri mampu membuat seseorang memahami diri dan terus termotivasi untuk berproses. Ibaratnya, percaya diri adalah oli. Motor tanpa oli memang masih bisa bergerak, tapi akan lebih nyaman dan tahan lama kalau ada oli.

Jadi terbayangkan seberguna apa rasa percaya diri untuk belajar? Sebaliknya, kurang percaya diri bisa berakibat fatal. Mau coba ini, tapi takut salah. Mau coba itu, takut dibilang sok iye. Ujung-ujungnya malah jadi nggak mencoba apa pun dan stuck di situ-situ aja tanpa tahu potensi maksimalnya. Berarti orang-orang yang suka negur pakai komentar jahat termasuk menutup potensi orang lain gak sih?

MENEGUR TUH BOLEH, ASAL…

Penulis yakin pasti sudah ada beberapa pembaca yang tidak setuju dan menganggap bahwa menegur adalah hal yang harus ada. Ya, menegur ketika menemukan kesalahan merupakan sesuatu yang wajar. Seseorang akan mengetahui kelemahannya lewat teguran dan bisa lebih cepat memperbaikinya. Namun menegur dan mencela seringkali terbolak-balik. Simak beberapa hal di bawah supaya teguranmu tidak menjadi bumerang!

1. Ketahui dulu tujuanmu dan urgensinya

Sebelum menegur, sebaiknya periksa dulu tujuanmu. Apa benar tujuanmu agar orang lain bisa belajar lebih baik lagi? Atau kamu sekadar ingin merendahkan? Cek juga urgensi dari teguranmu. Apa kamu menegur karena tindakannya membahayakan orang lain? Apa teguranmu bakal memengaruhi banyak aspek? Atau teguranmu hanya untuk membuat dirimu terlihat lebih baik? Jika tujuan dan urgensi dari teguranmu hanya menguntungkan dirimu sendiri, mending diam aja. Ada yang salah dengan hati dan pikiranmu.

2. Tegur saat sedang berdua

Nah, ini dia yang sering dilupakan banyak orang. Selembut apapun kata yang kamu lontarkan, kalau menegur di depan publik ya namanya mempermalukan. Kita gak pernah tahu hal apa saja yang dia alami selama belajar, jadi jangan menambahkan rasa malu dalam list bebannya. Menegur di depan publik hanya menjadikan seseorang makin minder, bahkan bisa membenci kamu. Jadi usahakan menegur ketika sedang berdua aja. Selain bisa lebih leluasa, kalian bisa membahas kesalahan dengan lebih dalam lagi. Sehingga orang yang kamu tegur bisa memperbaiki kesalahan secara maksimal dan lebih respek dengan kamu.

3. Gunakan perasaan

Hal yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah pikiran dan perasaan. Artinya, manusia juga memiliki kemampuan untuk merasakan dan memaknai suatu hal. Untuk itu, sebaiknya tegurlah menggunakan perasaan. Kamu bisa berhati-hati  dalam memilih kata dan menggunakan pendekatan yang lebih baik. Penyampaian teguran yang memperhatikan perasaan bisa lebih mudah diterima dan lebih dipertimbangkan. Jika kamu masih bingung bagaimana caranya, kamu bisa memposisikan diri sebagai orang yang ditegur. Kamu akan menemukan hal-hal yang ingin dan tidak ingin kamu terima.

4. Berikan saran

Ada baiknya kamu mengetahui solusi terlebih dahulu agar orang yang kamu tegur dapat  terdorong untuk memperbaiki diri. Selain itu, teguranmu akan lebih didengar karena gak terkesan “ngomelin” aja. Namun jangan lupa untuk memperhatikan situasi dan kondisinya, ya. Jangan sampai saran yang kamu berikan malah di luar jangkauannya. Bukannya senang dengan saranmu, tapi dia malah kesal dengan kamu.

5. Jangan lupa apresiasi dan semangat

Tidak bisa dipungkiri, teguran selembut apapun juga bisa membuat seseorang sedih. Toh kadang hati seseorang sulit ditebak kan? Untuk mengatasi kemungkinan tersebut, kamu bisa memberikan apresiasi soal usahanya selama ini dalam berproses. Kemudian, semangati dia untuk menjadi lebih baik lagi. 

Itu dia beberapa hal yang harus kamu perhatikan supaya bisa menegur dengan baik. Teguran memang bisa meningkatkan proses belajar, tetapi juga bisa menjatuhkan dan bisa membuat sakit hati. Jadi jangan sampai teguranmu malah jadi celaan! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Regina Prima

Manusia yang suka nulis, bengong, mengamati sekitar, repeat.