Tips

5 TIPS MENGEMBANGKAN UMKM ALA CO-FOUNDER & CMO OF HIJACK SANDALS, FAHMI FAISAL

Mau mengembangkan UMKM dan punya banyak pelanggan? Simak tips dari Fahmi Faisal, Co-Founder & CMO of Hijack Sandals. Eksklusif untuk kalian pejuang UMKM!

title

FROYONION.COMModal yang terbatas, sampai sulitnya mencari sumber daya yang tepat, menjadi tantangan bagi kalian yang ingin mengembangkan UMKM. Namun, ini bukan menjadi penghalang bagi lelaki asal Bandung, Fahmi Faisal, saat mengenang perjalanan menjalankan bisnis sandal yang kini tembus pasar Jepang.

Fahmi Faisal Hijack Sandals
Fahmi Faisal, Co-Founder & CMO of Hijack Sandals bercerita mengenai tips mengembangkan UMKM di WhatsApp MSME Summit 2023 (Foto: Dok. Pribadi Penulis)

Bersama Zaky Gufroun di tahun 2010, Fahmi memulai petualangannya menciptakan local brand yang fokus terhadap produk sandal progresif. Berawal dari kebiasaan Zaky yang kerap memakai sandal saat berangkat kuliah, hingga eksistensi sandal yang melekat dengan sejarah serta budaya masyarakat Indonesia.

Setelah memberanikan diri untuk menciptakan pertama kali produk mereka di Cibaduyut, Bandung, Fahmi dan Zaky kian ambis menjemput rejeki dengan menawarkan pasang demi pasang produk sandal mereka ke teman kuliah. Sebagian menyukainya. Namun, sebagian lain menganggap sebelah mata.

Hijack Sandals
Hijack Sandals yang dipimpin Fahmi dan Zaky, kini go international dengan berdirinya pop up store di Jepang. (Foto: UKMIndonesia.id)

BACA JUGA: HIJACK SANDALS: BRAND LOKAL FROM BANDUNG TO JAPAN

Tak patah arang, produk sandal yang diberi nama Hijack Sandals itu, kini laku di pasaran. Desain yang inovatif dan antimainstream, berhasil mendobrak gaya fesyen di kalangan anak muda. Bahkan, keunikan Hijack Sandals membuka entitas fesyen dan non fesyen untuk berkolaborasi. Hingga puncaknya mendirikan pop up store di Jepang.

Dalam acara WhatsApp MSME Summit 2023 “Naik Kelas bersama WhatsApp” oleh WhatsApp Indonesia, Fahmi Faisal, Co-Founder dan CMO of Hijack Sandals membagikan kisah inspiratifnya tentang tips mengembangkan UMKM.

  1. TENTUKAN KEUNIKAN PRODUK

Tips pertama dari Fahmi adalah menentukan keunikan produk. Karena produk yang unik akan menciptakan memori tersendiri bagi pelanggan. Seperti keunikan Hijack Sandals dengan desain dan fitur yang berbeda dari sandal yang ada di luaran.

Hal ini juga disadari Fahmi dengan rekannya, Zaky yang kala itu sempat berpikir bahwa masih jarang produsen fesyen di Indonesia yang fokus memproduksi sandal. Terlebih produk sandal yang cocok dikenakan di setiap suasana dan kesempatan.

Fahmi tak kehabisan ide. Sembari mengembangkan produknya, ia juga tak sungkan untuk terus belajar dari pemilik bisnis yang sama-sama menekuni lini footwear. Salah satu kemudahan yang ia dapat di kampung halamannya yakni banyaknya sumber kreativitas.

2. PERBANYAK RISET PRODUK

Fahmi tampaknya jeli melihat peluang fesyen di lini footwear seperti sandal yang sedang naik daun. Untuk itu, ia membekali pengetahuannya dengan melakukan riset produk. Mulanya dari sejarah sandal yang telah dipakai masyarakat nusantara sejak zaman kerajaan, dan membaca referensi dari berbagai sumber.

Pentingnya riset adalah menciptakan produk yang sesuai dengan perkembangan jaman. Inilah yang dilakukan Fahmi untuk meneliti dengan cara ngobrol bersama pemilik bisnis, rekan satu hobi, hingga teman-teman yang berbeda latar belakang budaya.

“Terus, gimana ya caranya bikin sandal yang progresif, yang nggak melulu modelnya seperti pada umumnya? Akhirnya, kita cari referensi ke dalam, terus ke luar, tanya teman-teman tentang budaya di luar,” kata Fahmi kepada Froyonion.com.

3. MULAI AKTIF BERKOLABORASI

Tips berikut ini bisa dibilang related dan penting di jaman sekarang. Kolaborasi bukan sekadar menjalin relasi. Namun, ada strategi jangka pendek dan jangka panjang yang sama-sama menguntungkan pelaku UMKM dan pelanggan. Fahmi kini telah berkolaborasi dengan berbagai brand lokal dan mancanegara.

“Satu yang penting untuk kami adalah bagaimana bisa berkolaborasi dengan entitas lain selain fashion. Salah satu contohnya adalah sandal yang berasal dari jamur. Kita kolab bareng Mylea. Dan mereka mengembangkan substitusi dari jamur untuk jadi sandal. Ini salah satu achievement besar yakni melalui kolaborasi,” tambah Fahmi.

Kolaborasi Hijack Sandals dengan sebuah restoran di Singapura juga terbilang sukses. Meski didominasi produk sandal, ternyata Fahmi melihat peluang lain, yakni bersinergi untuk menciptakan apron atau celemek yang terbuat dari sisa bahan produksi Hijack Sandals.

“Apa spesialnya? Ini dibuat dari sisa bahan hampir 90% waste materials dari kita. Dan itu salah satu pesan saya tentang gimana caranya biar dikenal banyak orang dan biar bisa aware juga sama produk kita,” timpal Fahmi.

4. BERANI HADAPI RINTANGAN

Masa pandemi Covid-19 adalah momen terberat yang dialami Fahmi di Hijack Sandals. Rintangan seperti ini mau tidak mau harus dilewati pelaku bisnis termasuk UMKM. Pengunjung yang sepi, sampai ia berpikir bahwa entah siapa yang membutuhkan sandal karena mayoritas berada di dalam rumah.

Tapi, jiwa wirausahanya kembali bangkit. Fahmi harus memutar otak di dalam rintangan pandemi Covid-19. Lantas, inovasi pun muncul. Hijack Sandals mengeluarkan model sandal yang khusus diperuntukkan bagi pelanggan yang terkena dampak pandemi untuk dipakai di dalam rumah.

Hingga saat ini, Fahmi berkomitmen tak ada satupun karyawannya yang di-lay off. Kuncinya adalah kemampuan untuk bertahan di tengah rintangan dengan selalu menciptakan solusi yang bisa menjadi alternatif dari produk yang biasanya dijual.

“Waktu itu saya bikin sandal rumah yang bener-bener dibutuhkan bagi orang yang terdampak pandemi. Alhamdulillah, setelah pandemi, saya nggak memutuskan me-lay off karyawan. Semua masih bisa gajian, saya juga nggak terlalu terdampak,” terang Fahmi.

5. JALIN KOMUNIKASI DENGAN PELANGGAN

Tips terakhir adalah menjalin komunikasi dengan pelanggan. Mengapa hal ini penting? Bagi Fahmi, pelanggan bukan hanya raja. Lebih lanjut, menanggapi suara pelanggan seperti keluhan atau saran mereka adalah tiket untuk mendapatkan bisnis yang sustain.

“Kalau bagi saya di Hijack Sandals terhadap peran pelanggan untuk menyuarakan sesuatu itu harus kita dengarkan banget. Kayak tadi ada yang main sama anjingnya, terus sandalnya kegigit. Itu kita bisa bangun komunikasi, kita bisa tanya rumahnya di mana, profilnya gimana, dan saya sebagai orang marketing bisa tarik data untuk keberhasilan bisnis,” ucapnya.

Untuk itu, WhatsApp Business menjadi sarana berkomunikasi yang cukup krusial bagi Fahmi. Seperti ketika ditanya bagaimana caranya mendapatkan repeat order dari pelanggan? Jawabannya adalah dengan berkomunikasi, salah satunya melalui WhatsApp yang begitu mudah dan efektif.

“Jadi, ketika orang sudah baper, kemungkinan untuk balik sekadar ngobrol, ya, kita harus layani, dan ini cara yang sangat efektif di WhatsApp. Jangan sampai ada gap atau hubungan transaksional aja. Kayak, eh mau beli apa, beres beli udah. Kalau bisa, dibangun dengan bahasa sehari-hari,” pungkas Fahmi.

Jadi, berbisnis di sektor UMKM tidak semenakutkan yang kalian bayangkan. Jatuh bangun pasti ada. Namun, bagaimana caranya supaya kita bisa bangkit dan berkembang jauh lebih pesat, terutama sebagai generasi muda yang berani berwirausaha.

“Dulu pas saya jaman kuliah, itu saya nggak pikir panjang. Kita berpikir kalau ada kesempatan, ya harus berani, kalau sudah yakin, ya harus dijalani,” pesan Fahmi untuk generasi muda yang ingin terjun di dunia UMKM. (*/)

BACA JUGA: EMPATI DAN ‘CO-BRANDING’, KUNCI BRAND LOKAL BISA BERTAHAN DARI PANDEMI

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Lukman Hakim

Penulis lepas yang menuangkan ide secara bebas tapi tetap berasas