
Di lingkungan kerja, small talk sesungguhnya bukan hal yang ‘small’. Melainkan merupakan hal yang penting.
FROYONION.COM - Berbicara mengenai serba-serbi ruang lingkup komunikasi di lingkungan kerja, kita pun mesti membahas small talk. Small talk adalah obrolan ringan yang berdurasi singkat.
Contohnya, kamu berkata seperti ini “Panas sekali cuaca hari ini ya?” kepada rekan kerja. Lalu, dia menjawab “Iya, saya lihat di internet mencapai 32 derajat celcius.”
Nah, pernahkah kamu melakukan small talk? Atau pernahkah merespon small talk yang dilakukan oleh rekan kerja kita?
Kita umumnya memang sudah melakukan small talk dengan rekan kerja. Baik mengawalinya atau meresponnya.
Namun, tak semua dari kita paham bagaimana membangun small talk yang baik. Padahal, bila kita melakukannya dengan baik, akan mendatangkan beberapa manfaat penting.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jessica Method pada tahun 2021, dilansir dari situs Nasdaq, small talk membuat para karyawan merasa lebih positif secara emosional, menjadi lebih bersahabat, merasa lebih bersyukur, merasa berharga, dan membuat fisik menjadi lebih berenergi.
Method adalah seorang associate professor bidang manajemen sumber daya manusia di Rutgers School of Management and Labor Relation.
Lalu, bagaimana sih melakukan small talk yang baik?
Nah, dalam buku berjudul The Interpersonal Communication karya Joseph A. Devito, dijelaskan beberapa panduan melakukan small talk yang baik. Berikut panduan tersebut.
PERTAMA: BAHAS HAL BERDASARKAN KESAMAAN
Small talk yang kita mulai bisa disebut gagal bila lawan bicara tidak meresponnya.
Nah, agar lawan bicara meresponnya, cari topik berdasarkan kesamaan kamu dengan lawan bicara.
Umpama, kamu dan rekan kerja sedang makan di kantin. Kamu bisa membahas makanan sebagai topik small talk.
Misalnya, di kantin tersebut, kamu melihat harga makanan begitu murah namun rasanya enak. Kamu bisa memulai small talk dengan berkata seperti ini “Makanannya murah tapi enak.”
Perkataan seperti itu biasanya disukai oleh lawan bicara sehingga direspon.
KEDUA: HINDARI MEMBAHAS HAL YANG NEGATIF
Dalam small talk, hindari membahas hal yang negatif. Sebabnya, orang umumnya tak suka dengan hal negatif.
Contohnya, kamu dan seorang rekan kerja baru saja bertemu dengan kepala divisi. Kamu tak suka dengan sikap kepala divisi, sebabnya dia ingin pekerjaan yang berkualitas tinggi namun budget-nya sedikit.
Kamu lalu berkata seperti ini kepada rekan kamu, “Kepala divisi kita itu serakah sekali.”
Biasanya, perkataan ini tak akan direspon oleh lawan bicara. Sebabnya, orang pada umumnya tak senang membahas hal yang negatif.
Nah, bila ada rekan kerja kita memulai small talk membahas hal negatif, maka kita sebaiknya mengalihkan pembicaraan.
KETIGA: HINDARI MENJAWAB “YA” UNTUK MERESPON SMALL TALK
Umpamakan, seorang rekan kerja kamu berkata seperti ini “Hari ini cuaca panas sekali, ya?”
Hindari menjawabnya dengan jawaban “ya”. Jawab dengan jawaban yang sedikit lebih panjang.
Misalnya, “Iya betul, saya lihat di internet mencapai 32 derajat celcius.”
Lalu, mengapa? Dengan menjawabnya dengan jawaban tersebut, maka jumlah percakapan dalam small talk akan semakin banyak.
Semakin banyak jumlah percakapan dalam small talk, maka bisa memperkuat hubungan kita dengannya.
Setelah kita meresponnya dengan jawaban “Iya betul, saya lihat di internet mencapai 32 derajat celcius”, lawan bicara biasanya akan meresponnya.
Kita pun akan merespon apa yang diucapkannya. Begitupun seterusnya hingga small talk selesai. Bahkan, bisa saja berujung menjadi pembicaraan serius.
Perlu diketahui, terkadang small talk menyebar membahas topik lainya.
Misalnya, bila awalnya membicarakan cuaca, bisa saja topik pembahasan beralih.
Contohnya, menjadi membahas seputar pertandingan olahraga, makanan yang disukai, atau latar belakang keluarga.
KEEMPAT: SMALL TALK BISA DIGUNAKAN UNTUK MEMULAI MEMBAHAS HAL PENTING
Small talk bisa digunakan juga untuk memulai membahas hal penting.
Misalnya, kamu melihat seorang rekan kerja belum menyelesaikan pekerjaannya. Dia pun terlihat begitu santai. Padahal, besok deadline pekerjaan.
Kamu penasaran kenapa dia ini terlihat santai-santai saja. Bila dia belum menyelesaikan pekerjaan, boss bisa memarahimu.
Sebabnya, kamu dan rekan kerja kamu itu tergabung dalam satu tim kerja. Kamu ingin bertanya langsung kepadanya. Namun, merasa sungkan karena kamu belum begitu mengenalnya.
Nah, kamu bisa menggunakan small talk untuk mengetahui hal tersebut. Misalnya, dengan berkata seperti ini “Santai-santai saja nih hari ini?”
Setelah dia meresponnya, kamu bisa berkata seperti ini “Besok itu deadline pekerjaan kan?”
KELIMA: UNTUK MEMULAI SMALL TALK, ISI PEMBICARAAN HARUS VALID
Untuk memulai small talk, isi pembicaraan harus valid. Bila tak valid, lawan bicara biasanya tak akan meresponnya.
Valid artinya memang benar adanya. Prakteknya, umpamakan kita memulai small talk dengan berkata seperti ini, “Hari ini akan turun hujan.” Bila kita mengatakannya hanya berdasarkan asumsi kita saja, perkataan tersebut sebenarnya tak valid.
Lawan bicara biasanya malas merespon pembicaraan yang hanya berdasarkan asumsi.
Beda halnya bila kita berkata berdasarkan fakta. Misalnya seperti ini, “Saya lihat tadi di berita, hari ini akan turun hujan.” Perkataan ini adalah valid, karena memang benar adanya.
Nah, bila rekan kerja merespon small talk yang kita lakukan dengan perkataan yang tak valid, sebaiknya hentikan small talk.
Sebabnya, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, orang biasanya malas merespon perkataan yang tak valid dalam situasi small talk
Itulah, beberapa tips melakukan small talk di dalam ruang lingkup lingkungan kerja. Small talk tak dapat dipungkiri memang terlihat sepele.
Karenanya, tak sedikit dari kita yang menganggapnya tak penting.
Namun, sesungguhnya sama sekali tak demikian.
Small talk sebenarnya bukanlah hal yang ‘small’ melainkan hal yang penting dalam lingkungan kerja. (*/)