
Terkadang, kita menyakiti hati orang lain. Bila kita berbuat demikian, tentunya wajib meminta maaf. Namun, belum tentu permintaan maaf diterima. Berikut beberapa tips agar permintaan maaf kita diterima.
FROYONION.COM – Sebagai manusia, kita memang terkadang khilaf sehingga melakukan suatu kesalahan. Salah satu kesalahan yang sebenarnya umum terjadi di dalam kehidupan manusia yaitu menyakiti hati orang lain. Baik di dalam dunia kerja atau di kehidupan sosial lainnya seperti lingkungan keluarga. Bila kita berbuat demikian, tentunya harus meminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti. Namun, belum tentu permintaan maaf kita akan diterima olehnya. Dengan kata lain, bisa saja akan ditolak.
Nah, agar permintaan maaf kita terima olehnya, saya akan memberikan beberapa tips yang bisa kita coba terapkan. Tips-tips tersebut dikutip dari buku berjudul The Interpersonal Communication karya Joseph A. Devito. Berikut tips-tips tersebut tersebut.
Umpamakan, karena salah paham, kamu bertengkar sengit dengan kekasihmu. Karena tak tahan menahan emosi dalam pertengkaran tersebut, kamu menampar wajahnya hingga bibirnya berdarah. Kamu merasa bersalah karena melakukan tindakan emosional di luar batas. Kamu merasa kesalahpahaman ini bisa diselesaikan tanpa ada kekerasan sedikit pun. Esoknya, kamu ingin meminta maaf kepadanya atas tindakan emosional yang telah kamu lakukan tersebut.
Nah, saat meminta maaf, hindari hanya berkata “Saya minta maaf.” Hanya berkata “Saya minta maaf.” cenderung memunculkan kesan meminimalisasi dan menyederhanakan kesalahan kita. Selain itu, memunculkan juga kesan terpaksa dan tak tulus untuk minta maaf. Orang yang kamu sakiti bisanya takkan memaafkan bila muncul kesan seperti itu. Sebutkan juga kesalahan yang telah kamu lakukan. Katakan dengan nada menyesal. Misalnya, “Saya minta maaf. Saya salah karena menamparmu kemarin. Saya sudah berbuat tindakan di luar batas. Bila saya lebih sabar, kejadian ini tak akan terjadi.” Hal ini bisa membuka hati orang yang kita sakiti untuk memaafkan, karena kita mengakui kesalahan yang telah kita lakukan kepadanya.
Saat meminta maaf, berjanjilah agar tak mengulanginya lagi. Hal ini pun bisa membuka hati orang yang telah kita sakiti untuk memaafkan kita Umpamakan lagi, kamu bertengkar dengan kekasihmu. Karena tak tahan menahan emosi dalam pertengkaran tersebut, kamu menamparnya. Saat meminta maaf kepadanya, berjanjilah juga kepadanya agar tak mengulanginya di masa mendatang. Misalnya, berkata seperti ini, “Kejadian ini takkan terjadi lagi, saya berjanji. Ini yang terakhir.”
Umpamakan, kamu berjanji menghadiri acara ulang tahun kekasihmu. Namun, pada hari ulang tahunnya, kamu tak datang. Sebabnya, ada temanmu yang mentraktirmu di restoran mewah. Dengan kata lain, kamu melanggar janji. Kekasihmu lalu marah kepadamu. Karena melanggar janji, kamu merasa bersalah sehingga ingin meminta maaf kepadanya.
Saat meminta maaf kepadanya, hindari mencari pembenaran. Misalnya, berkata seperti ini, “Saya minta maaf karena tak datang di acara ulang tahunmu. Soalnya, saya sudah begitu lama tak makan di restoran mewah. Saya ingin sekali makan di restoran mewah. Mumpung saya ditraktir teman nih.“ Permintaan maaf yang seperti itu sebenarnya tak tulus, karena menyebutkan pembenaran kesalahan yang telah kamu lakukan. Seharusnya, saat meminta maaf, kamu akui kesalahanmu apa adanya tanpa mencari pembenaran sedikit pun. Nah, bisa saja, permintaan maaf seperti itu tak akan membuka hati orang yang kita sakiti. Contoh meminta maaf tanpa mencari pembenaran misalnya perkataan seperti ini “Saya minta maaf tak hadir di acara ulang tahunmu. Saya sudah melanggar janji yang saya buat sendiri beberapa hari lalu.”
Umpamakan, kamu akan menghadiri acara pernikahan adikmu. Sebelum acara tersebut, kamu berjanji kepadanya akan memberi laptop Macbook sebagai hadiah pernikahan adikmu. Namun, saat hari-h acara tersebut, kamu lupa membawanya. Laptop Macbook tertinggal di rumahmu. Adikmu pun merasa kecewa. Kamu merasa bersalah karena telah mengecewakannya. Kamu pun ingin meminta maaf kepadanya. Setelah meminta maaf kepadanya, kamu sebenarnya bisa melanjutkannya dengan segera memperbaiki kesalahanmu. Misalnya, dengan berkata seperti ini, “Saya minta maaf karena lupa membawa laptop. Saya akan mengambil laptop-nya sekarang dari rumah.” Lalu, kamu pun segera mengambilnya dari rumah. Setelah mengambilnya, kamu berikan kepada adikmu.
Bila kita merasa telah menyakiti seseorang, hindari menggunakan media interaksi tak langsung seperti dengan chat whatsapps atau menelepon untuk meminta maaf. Kita sampaikan permintaan maaf langsung kepadanya. Dengan kata lain, lakukan permintaan maaf secara tatap muka.
Bila menggunakan media interaksi tak langsung untuk meminta maaf pun, terkesan tak tulus. Karenanya, bisa saja orang yang kita sakiti tak akan memaafkan kita. Dengan demikian, lakukan permintaan maaf secara tatap muka. Meminta maaf secara tatap muka pun sebenarnya bisa memperbesar peluang kita dimaafkan. Sebabnya, dengan bertatap muka, kita bisa menunjukkan ekspresi wajah penyesalan kesalahan yang telah kita lakukan. Selain itu, kita bisa menyampaikan permintaan maaf dengan nada menyesal.
Beda halnya bila meminta maaf menggunakan media interaksi tak langsung. Pada media ini, kita tak bisa menunjukkan ekspresi wajah menyesal dan menyampaikan permintaan maaf dengan nada menyesal di media tersebut. Karenanya, menurunkan peluang permintaan maaf kita diterima. Lalu, bagaimana dengan video call? Berinteraksi tatap muka secara langsung tentunya berbeda dengan tatap muka secara online. Dengan berinteraksi tatap muka secara langsung, ekspresi wajah menyesal dan nada penyesalan bisa tertangkap dengan lebih jelas.
Demikian, beberapa tips agar permintaan maaf kita diterima. Dengan melakukan tips-tips tersebut, kita sebenarnya meminta maaf secara baik dan benar kepada orang yang telah kita sakiti. Karenanya, memperbesar peluang permintaan maaf kita diterima. (*/)