Adakah jurusan perguruan tinggi yang lulusannya secara spesifik bisa menjadi seorang novelis? Memang tak ada. Namun, ada beberapa jurusan yang menunjang.
FROYONION.COM – Tahun depan, salah seorang sepupu saya lulus SMA. Dia berencana melanjutkan ke perguruan tinggi. Karena begitu bercita-cita menjadi penulis novel sejak kecil, maka ingin kuliah di jurusan perguruan tinggi yang bisa mewujudkan cita-citanya tersebut. Semenjak remaja, sepupu saya ini senang membaca beberapa karya novel. Beberapa novel yang pernah dibacanya antara lain Harry Potter dan Laskar Pelangi. Selain itu, ia pun senang menulis banyak cerita pendek beragam tema sejak SMP. Ia pun pernah menjadi juara kompetisi menulis cerpen di sekolahnya.
Beberapa minggu lalu, dia bertanya kepada saya perihal jurusan yang ingin ia tempuh tersebut. “Kalo mau jadi penulis novel, kuliah di jurusan apa ya?” Pertanyaan ini menarik perhatian saya. Di Indonesia, memang tak ada jurusan perguruan tinggi yang lulusannya spesifik akan menjadi penulis novel. Untuk menjadi seorang penulis novel, sebenarnya bisa dari jurusan apa saja. Tak harus menempuh jurusan tertentu untuk menjadi penulis novel. Bahkan, tanpa kuliah pun sebenarnya bisa saja menjadi penulis novel. Andrea Hirata pun yang merupakan penulis novel Laskar Pelangi kuliah di fakultas ekonomi.
Namun, sebenarnya ada beberapa jurusan di perguruan tinggi yang dapat menunjang mewujudkan cita-citanya tersebut. Nah, bila ada saudara atau teman kamu yang bercita-cita menjadi seorang penulis novel dan akan masuk ke jenjang pendidikan perguruan tinggi, kamu bisa mengarahkannya untuk mempertimbangkan masuk ke salah satu jurusan tersebut. Tentu saja, agar membantu cita-citanya tercapai. Nah, berikut tiga jurusan yang cocok bagi yang bercita-cita menjadi seorang penulis novel.
Dengan kuliah di jurusan Sastra Bahasa Indonesia, para mahasiswanya akan mengenal seluk-beluk tata bahasa Bahasa Indonesia secara mendetail. Dari mulai hal yang sederhana hingga hal yang kompleks. Termasuk juga bagaimana kaidah-kaidah menulis secara baik dan benar. Misalnya kaidah menggunakan konjungsi (kata sambung) dalam tulisan, kaidah menulis kalimat, kaidah memilih diksi yang sesuai, atau kaidah menulis paragraf. Menguasai kaidah-kaidah menulis ini sangat membantu menulis novel yang mudah dipahami pembaca.
Hal yang lebih terpenting lagi, para mahasiswanya akan belajar bagaimana menggunakan unsur-unsur bahasa untuk membuat karya sastra berkualitas yang dapat dinikmati banyak orang. Misalnya, bagaimana menggunakan berbagai peribahasa dan majas untuk memperdalam dan menghidupkan makna yang disuguhkan dalam cerita. Di jurusan ini, kita akan mempelajari berbagai jenis karya sastra. Termasuk juga novel yang merupakan salah satu jenis karya sastra yang memang cukup banyak peminatnya. Dari mulai kalangan remaja hingga dewasa.
Orang umumnya memandang kuliah di jurusan ilmu komunikasi hanya dilatih berbicara memiliki skill ‘jago ngomong’. Karenanya, lulusannya cocok bekerja di pekerjaan yang membutuhkan skill ‘jago ngomong’. Misalnya, costumer service, news anchor, reporter ’tukang debat’, dan orator. Hal ini tak sepenuhnya benar. Komunikasi tak hanya lisan saja, tetapi juga meliputi tulisan. Dengan demikian, di jurusan ilmu komunikasi, kita pun akan belajar juga bagaimana membuat tulisan yang komunikatif.
Nah, novel adalah karya sastra yang menggunakan media tulisan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tulisan adalah salah media berkomunikasi. Dengan demikian, bila penulis novel menguasai ilmu komunikasi, sangat membantu novel karyanya menjadi lebih komunikatif sehingga alur ceritanya mudah diikuti pembaca. Para pembaca tak perlu mengerutkan dahi saat menyimak cerita. Dengan demikian, kuliah di jurusan ilmu komunikasi pun sangat menunjang untuk menjadi seorang penulis novel.
Dengan menguasai ilmu komunikasi pun, penulis novel pun bisa mendramatisasi cerita. Ambil contoh, dalam bagian cerita novel, si tokoh utama terjebak di dalam drama cinta segitiga yang begitu menguras emosi. Bila menguasai ilmu komunikasi, penulis novel bisa memilih diksi yang membuat pembaca hanyut ke dalam jalan cerita. Penulis novel pun bisa menata alur agar penyajian cerita menjadi dramatis. Contoh lainnya manfaat ilmu komunikasi dalam menulis novel yaitu membantu membuat judul novel yang menggugah minta pembaca untuk menyimaknya.
Jurusan filsafat pun sebenarnya cocok juga bagi yang ingin bercita-cita menjadi seorang penulis novel. Dengan kuliah ini, membantu menyajikan cerita novel secara lebih dalam. Novel dengan penyajian cerita yang lebih dalam memang lebih menarik dan tak membosankan. Lulusan jurusan filsafat memang memiliki kemampuan berpikir yang lebih dalam.
Jurusan filsafat pun tak dapat dilepaskan dari berbagai aliran sudut pandang dalam menilai kehidupan. Lulusan jurusan ini memang bisa memandang berbagai aspek kehidupan dari berbagai perspektif. Bagi seorang novelis, menguasai beragam sudut pandang ini sebenarnya sangat membantu. Menyajikan suatu cerita dengan sudut pandang unik tentunya menjadikan novel lebih bernilai jual, dibandingkan dengan menyajikan cerita dengan sudut pandang yang terlalu umum. Terlebih, bila belum ada novel yang menyajikan cerita dengan sudut pandang yang sama. Kuliah jurusan filsafat pun membantu untuk berpikir logis dan jelas. Manfaatnya untuk menulis novel yaitu membantu menyajikan alur cerita yang logis dan jelas.
Itulah, 3 jurusan yang sebenarnya sangat menunjang bagi yang bercita-cita menjadi penulis novel. Sekali lagi, tak ada salahnya kita mengarahkannya masuk ke salah satu jurusan tersebut. Namun, ilmu-ilmu yang didapatkan sebenarnya masih belum cukup bila tak rajin berlatih menulis novel. Karenanya, kita pun harus mengarahkannya agar banyak berlatih juga menulis novel. Sepupu saya akhirnya memutuskan untuk mengambil kuliah di jurusan Sastra Bahasa Indonesia demi mewujudkan cita-citanya tersebut. Yaitu, menjadi penulis novel yang sukses. (*/) (Photo credit: Pixabay)