Denger kabar yang lagi viral di internet soal adanya artificial intelligence bernama ChatGPT, sempat cukup bikin para content writer was-was karena khawatir pekerjaannya bakal diambil alih sama si chatbot satu ini apalagi digadang-gadang katanya kecerdasannya melebihi Google, loh.
FROYONION.COM - Civs, bagi lo yang lahir antara tahun 90 sampai awal 2000an pada ngerasa, kan? 1 dekade ke belakang ini pertumbuhan serta perkembangan teknologi terasa semakin pesat. Rasanya baru kemarin ada teknologi A tau-tau besoknya udah muncul lagi teknologi B yang hadir untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Yang awalnya merasa bangga bawa HP keypad senter ke sekolah, mulainya demam game warnet, mulai migrasi dari BBM ke WhatsApp dan sampai di era konten kreator pada masa sekarang ini.
Setelah sebelumnya berhasil mengakuisisi Twitter ternyata jauh lagi sebelum itu Elon Musk juga sempat membentuk OpenAI pada akhir tahun 2015 yang kini si doi memilih undur diri dari perusahaan yang dibuat bareng sama Sam Altman tersebut. Tapi si doi nggak benar-benar mengundurkan diri seratus persen, loh.
Sadar diri karena pundi-pundi uangnya makin selangit setelah sukses berkat SpaceX, Neuralink dan Boring Company yang juga doi pimpin, doi justru memilih masih tetap jadi investor buat OpenAI kok. Enggak heran kalau Bang Elon ini masuk ke daftar orang terkaya sekarang ini.
ChatGPT (Generative Pretrained Transformer) termasuk salah satu produk buatan Open AI yang belakangan ini sempat booming di internet dengan topik teknologi. Tergolong sebagai chatbot yang mampu memberikan hasil sangat relevan sesuai dengan perintah yang user tuliskan.
ChatGPT ini juga mampu memberikan hasil kalimat yang sudah diparafrase sehingga bisa menghindari dari yang namanya plagiarisme. Jadi seolah-olah jawaban yang diberikan ChatGPT ini benar-benar dari dirinya sendiri. Tentu saja dengan kemampuannya itu memberikan kesan bahwa ChatGPT ini benar-benar hidup layaknya asisten di dunia nyata.
Karena kemampuan parafrase yang bagus, bahkan ChatGPT mampu membuatkan artikel tentang apa aja pakai bahasa yang formal ataupun bahasa informal. Ini cocok banget dipakai para pemilik website buat ngebikin artikel di situsnya.
Hal ini jelas bikin para penulis was-was sampai berpikiran kalau di masa depan pekerjaan content writer nggak akan kepakai lagi melainkan digantikan oleh AI seperti ChatGPT ini contohnya.
Tapi apakah benar bakalan begitu? Jadi pertama-tama gue bakalan bahas soal kewas-wasan banyak orang khususnya content writer yang beranggapan skeptis tentang hadirnya teknologi yang satu ini.
BACA JUGA: CHATGPT: SEBUAH ANCAMAN ATAU BANTUAN?
Sebetulnya kewas-wasan seseorang itu sudah biasa terjadi ketika adanya teknologi baru. Contohnya generasi Baby Boomer atau generasi sebelum orangtua kita-kita. Pada saat teknologi belum merata ke berbagai penjuru dunia semua pekerjaan masih banyak dilakukan pakai cara manual dan bahkan bisa disebut belum paperless.
Namun, ketika dunia memperkenalkan internet, hal tersebut mulai mendisrupsi ke segala jenis pekerjaan dengan tujuan mempermudah akses informasi satu sama lain. Dampak positifnya tentunya semua orang dapat saling berkomunikasi serta mengakses informasi bahkan mempermudah kegiatan pengarsipan dalam pekerjaannya.
Namun pasti ada juga dampak negatifnya, dong. Pekerjaan yang dilakukan secara manual perlahan makin tersingkirkan dan digantikan oleh teknologi baru tersebut. Akibatnya hal itu ‘membunuh’ mata pencaharian seseorang yang melakukan pekerjaan secara manual.
Jadi alasan mereka khawatir dengan adanya teknologi baru karena memang takut tidak bisa bekerja lagi.
Tapi di balik itu keberadaan teknologi semacam ChatGPT ini sebetulnya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan biar bisa dikerjakan secara efektif, efisien, nyaman, aman bahkan sampai hampir zero mistake. Teknologi atau piranti semacam ini memang akan terus berkembang, jadi kalau diri kita enggak ikut beradaptasi sama kemajuan teknologi kita juga nggak akan bisa ikut maju dan bakalan terus tertinggal.
Jadi bagi lo para content writer daripada harus was-was di masa depan ini bakalan ‘ngebunuh’ karier lo, mendingan kita memanfaatkan teknologi ChatGPT ini untuk bikin tulisan, contoh kecilnya buat nyari ide artikel yang bakalan lo bikin.
Di bawah ini gue bakal sebutin cara memanfaatkan ChatGPT buat lo yang kerjanya di spesialis content writer:
1. NGEBANTU LO BIKIN LISTICLE
Buat lo yang suka nulis dengan seputar tutorial, tips dan berbagai macam tulisan yang mengandung daftar, lo bisa manfaatin ChatGPT buat ngebantu nyari ide di tulisan lo.
2. BIKIN TEKS PROMOSI BUAT NGIKLANIN PRODUK BUAT LO YANG BUKAN MARKETING BASED
Kalau lo bukan orang yang expert di bidang promosi, ChatGPT bisa jadi solusi nih, Civs. Tinggal ketik aja prompt perintah buat mempromosikan iklan produk lo. Tapi untuk dapat memberikan hasil yang bagus lo harus masukin jenis produk lo dengan spesifik, ya.
3. NERJEMAHIN TEKS ATAU METAFORA YANG SULIT DIPAHAMI
Ketika lo lagi nyari referensi dari artikel lain yang menggunakan analogi berat atau bahkan menggunakan bahasa asing, dalam kasus ini ChatGPT bisa ngebantu lo. Bahkan bahasa yang dikeluarkan juga mampu disajikan dengan bahasa yang informal sekalipun layaknya bahasa anak gaul kaya kita ini, Civs.
4. NYARI IDE DAFTAR PERTANYAAN BUAT WAWANCARA
Buat lo yang lagi punya topik tulisan dan lo butuh data-data dari narasumber, lo bisa pakai ChatGPT ini buat nyari ide pertanyaan yang bakal lo sampaikan ke narasumber. Abis itu hasil pertanyaan yang direkomendasikan dari ChatGPT tinggal lo susun sendiri terus lo terrapin ke dalam artikel.
5. MERANGKUM ARTIKEL ATAU TEKS LAIN JADI LEBIH RINGKAS
Lo bisa manfaatinnya juga buat meringkas kalimat atau paragraf yang terlalu panjang. Jadi dengan menggunakan fitur chatbot ini lo bisa langsung dapet poin-poin pentingnya aja dari suatu paragraf atau teks yang bakal lo jadiin topik di tulisan lo.
6. NYARI TOPIK ARTIKEL TERBARU BUAT LO
Bingung mau nyari ide artikel? ChatGPT tentunya juga memberikan solusi. Tapi untuk sekarang ini AI ini cuma bisa ngebantu lo nyariin referensi yang udah pernah terjadi sampai di tahun 2021 aja ya, Civs. Jadi kalau lo nyari tentang topik yang saat ini (tahun 2022 sampai 2023) yang lagi viral atau booming di internet, ChatGPT belum bisa memberikan ide yang tepat.
7. NGEBANTU BIKIN PROGRAM / CODING BUAT CONTENT WRITER DI SITUS PEMROGRAMAN
Selain bermanfaat buat content writer ada kabar baik juga buat programmer nih, Civs. Ketika lo yang punya passion atau yang emang kerjanya nulis artikel plus ngoding kaya gue yang kebetulan lagi menemukan masalah dalam codingan, lo bisa pakai ChatGPT buat ngebikin sebuah program. Bahkan nemuin solusi dari kesalahan kode yang lo bikin buat membantu ngembangin software yang lagi didevelop.
8. PARAFRASE REFERENSI TULISAN
Lagi nyari referensi dari sumber lain? Tapi bingung cara parafrasenya? Takut kena plagiarisme? Hal-hal seperti itu harusnya udah nggak perlu lagi lo takutin, Civs. Karena di ChatGPT sangat bisa ngebantu lo melakukan parafrase otomatis dengan bahasa yang formal atau informal sekalipun. Dan yang pasti hasilnya nggak terdeteksi plagiarisme.
Setelah membaca poin-poin di atas kita bisa tau kalau pekerjaan sebagai content writer bisa sangat terbantu. Namun penggunaan ChatGPT nggak boleh sepenuhnya langsung lo pakai dan terapin ke artikel lo tanpa melakukan modifikasi atau penambahan parafrase dari lo sendiri sebagai sang author.
Karena pada dasarnya hasil karya apapun itu esensinya didapatkan dari tangan penciptanya langsung, bukan dari sebuah AI bernama ChatGPT ini. Jadi lo nggak perlu takut kerjaan lo di masa depan hilang, apalagi kalau melihat kalimat akhir dari poin 6 kita bisa menyimpulkan sendiri bahwa AI sejatinya hanya buatan manusia juga yang mempunyai kekurangan.
Toh kalau kita mau berpikiran secara open minded alias tidak skeptis sebetulnya kita malah bisa memanfaatkan AI ini untuk menambah efektivitas kinerja. Dan itu adalah bentuk kesiapan kita dalam penyesuaian serta penerimaan teknologi baru. Tetapi, kita juga menyadari kalau penggunaan AI ini tidak serta merta secara keseluruhan dapat membantu 100%.
Ada banyak hal maupun topik yang dapat diusung ke tulisan lo hanya dengan bermodalkan gagasan pribadi kapanpun dan di manapun itu demi memberikan esensi yang lebih bernilai ketimbang dengan campur tangan teknologi sepenuhnya.
Ingat, teknologi selalu dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia (selagi dimanfaatkan secara positif). Jadi kitalah yang harus memanfaatkannya dengan beranggapan bahwa teknologi seperti ChatGPT ini justru membantu, bukan beranggapan sebaliknya. (*/)