Tablet display Braille oleh Wonder Reader mampu membuat teman tunanetra jadi bisa membalas pesan lewat WhatsApp. Wonder Reader menjadi perwakilan Indonesia pemenang Top 3 Google Solution Change 2023.
FROYONION.COM - Wonder Reader telah berhasil membuat 2 buah prototipe yang telah mereka kenalkan kepada sejumlah komunitas penyandang disabilitas tunanetra. Pada tahun ini, Wonder Reader berencana merilis 10 buah tablet display braille tersebut.
Prototipe Wonder Reader bisa kalian bayangkan: berbentuk tablet dan bisa dibawa ke mana-mana. Teknologi pada alat ini dapat mengubah teks digital ke dalam bentuk braille (display braille).
Selain itu, alat ini juga dapat disambungkan dengan smartphone dan komputer secara nirkabel melalui bluetooth. Teman tunanetra yang menggunakan alat ini dapat membaca dokumen dengan format pdf, txt, dan doc dalam bentuk braille.
Wonder Reader terpilih menjadi Top 3 Google Solution Change 2023 bersama dengan Buzzbusters asal Bolivia dan HeadHome asal Singapura. Tim Wonder Reader terdiri atas Jason Christian Hailianto, Philipus Adriel Tandra, Jason Jeremy Wijadi, dan Aric Hernando.
Tidak hanya untuk membaca, alat Wonder Reader juga dapat digunakan untuk menulis. Tablet ini memiliki papan ketik (keyboard) yang terdiri dari kombinasi 6 tombol yang dapat diketik sehingga pengguna bisa menulis atau membalas pesan.
“Satu karakter huruf terdiri dari 6 buah titik dan bisa dihubungkan lewat tombol. Sama seperti membaca huruf braille dan mengetik kata-kata di WhasApp. Alat ini dapat digunakan untuk membaca dan menulis,” terang Jason Christian Hailianto (22), team leader Wonder Reader.
Setelah menempuh proses selama enam bulan, tim Wonder Reader berhasil menjadi salah satu pemenang program Google Solution Challenge 2023. Kemenangan tim Wonder Reader telah diumumkan pada acara Demo Day di kanal YouTube Google for Developers.
Pada sesi presentasi di acara Demo Day, tim Wonder Reader menyampaikan bahwa mereka ingin memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, terutama para penyandang tunanetra.
“Semoga alat ini [Wonder Reader] bisa menjadi batu pijakan untuk memudahkan aksesibilitas bagi semua kalangan untuk Indonesia yang lebih maju,” Aric Hernando (22) kepada Froyonion.com.
BACA JUGA: QWERTY? KENAPA SUSUNAN HURUF PADA KEYBOARD SEPERTI ITU?
Visi Wonder Reader adalah dapat menyediakan display braille yang dapat diakses semua orang. Saat ini mereka terbuka untuk kolaborasi skala besar dalam mendesain ulang konsep Wonder Reader sesuai kebutuhan.
“Momen ini [Google Solution Change 2023] merupakan batu loncatan yang signifikan bagi kami untuk menjadikan Wonder Reader produk asli Indonesia dan mendistribusikan ke komunitas,” ujar Jason Christian Hailianto.
“Kami sangat bangga menjadi perwakilan dari Indonesia yang pertama kali masuk ke Top 3 dalam program ini,” tambahnya. “Kami berterima kasih atas dukungan dari Mitra Netra, teman-teman di komunitas GDSC, Google Developers, dan teman-teman serta keluarga.”
Bagi Jason Christian, ini merupakan kemenangan keduanya. Pada 2021, ia juga berhasil masuk ke dalam Top 10 Google Solution Change bersama Aric Hernando dan Jason Jeremy Wijadi.
“Ke depannya, kami menargetkan untuk membuat 10 buah Wonder Reader dalam bentuk DIY kit yang dilengkapi dengan bahan dan instruksi sederhana sehingga memudahkan komunitas ketika membuatnya,” terang Jason Jeremy Wijadi (21).
“Kesepuluh alat ini adalah prototipe ketiga dan kami ingin memastikan kualitasnya konsisten karena ini menjadi langkah penting untuk Wonder Reader beredar di pasaran. Kami merencanakan untuk memproduksi alat ini secara massal dan mendistribusikannya ke komunitas yang membutuhkan,” tambahnya.
BACA JUGA: 7 APLIKASI INI BISA BANTU KENDALIKAN STRES SAAT BEKERJA
Google Solution Challenge 2023 Demo Day adalah acara puncak yang menghadirkan 10 tim terbaik. Setelah berhasil melewati seleksi ketat lebih dari 2.000 pendaftar dari 76 negara, tim terbaik dipersilakan mempresentasikan solusi yang mereka kembangkan.
Kemudian dipilih dari 10 pemenang berdasarkan seberapa besar dampak yang dihasilkan. Setiap pemenang akan menerima hadiah sebesar USD3.000 atau sekitar Rp47,6 juta per anggota tim. Mereka akan mendapatkan pendampingan dari pakar Google untuk mengembangkan alat yang dibuat.
Alat serupa diakui sudah pernah ada, Wonder Reader kini hadirkan dengan harga yang lebih bisa dijangkau sehingga dapat dimiliki lebih banyak pengguna. Hadiah yang mereka dapat dari Google Solution Challenge nantinya akan diperuntukkan untuk membuat alat Wonder Reader yang lebih banyak lagi.
“Aku percaya bahwa teknologi sangat bisa dipakai untuk membantu orang, terutama bagi teman tunanetra. Kuharap alat ini dapat turut memberdayakan mereka untuk membaca, belajar, mendapat informasi dengan mudah, dan menambah wawasan,” ucap Jason Christian Hailianto.
Jason Jeremy Wijadi mengharapkan alat ini dapat menjadi jembatan untuk mempermudah komunikasi bagi teman tunanetra. Wonder Reader saat ini terbuka untuk kerja sama dengan segala pihak, termasuk pemerintah dan investor.
“Teman tunanetra menghadapi kesulitan dalam bersekolah dan mencari kerja. Walau mereka mungkin memiliki ability dan pengalaman yang sama dengan kita, mereka tetap sulit untuk berkarier,” ujar Philip (19). “Kuharap [dengan adanya alat Wonder Reader] akan ada lebih banyak kesetaraan.” (*/)