Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin akhir-akhir ini menunjukan keresahannya terhadap dunia NFT. Bak dua mata pisau, NFT bisa jadi hal yang baik dan buruk, tergantung dalam persepsi apa kita memandang, dan dalam tujuan apa kita terjun di dalamnya.
Beberapa waktu yang lalu, Vitalik Buterin, sosok yang ada di balik penciptaan Ethereum menyampaikan kekhawatirannya dalam wawancaranya dengan majalah TIME soal masa depan kripto dan persepsi negatif yang berkembang di masyarakat dunia tentang NFT.
Vitalik yang dapat disebut sebagai sosok paling berpengaruh di dunia kripto ini menyebut dirinya memiliki perasaan yang campur-aduk, antara berdiri di antara rasa bangga dan juga rasa takut.
Menurutnya, ada terlalu banyak investor mata uang kripto yang berada di ‘jalan yang salah’, di mana investor yang menjadi ‘korban’ ini termakan omong kosong dari pegiat kripto yang sering pamer kekayaan di sosial media – berharap mereka suatu saat menjadi salah satu bagian dari ‘pegiat kripto’ ini juga.
“Bahayanya, kamu punya (gambar) monyet seharga $3 juta, dan seketika itu menjadi jenis perjudian yang berbeda,” jelas Vitalik.
Keterangan Vitalik ini tentu merujuk ke Bored Ape Yacht Club (BAYC), sebuah komunitas NFT di mana mereka menjual NFT bergambar ‘monyet’ dengan harga yang fantastis – nyaris nggak masuk akal untuk sebuah gambar digital.
Bahkan, banyak orang-orang berpengaruh dunia yang juga ikut di dalam komunitas ini. Ditakutkan, komunitas dengan market volume sebesar ini bisa menyengsarakan orang-orang yang kurang paham dengan dunia kripto dan NFT secara detail.
“Kripto punya banyak potensi distopia (kesengsaraan) kalo diimplementasikan dengan salah,” lanjutnya.
BACA JUGA: “NGGAK MAU KALAH SAMA TWITTER, INSTAGRAM JUGA MAU LUNCURIN FITUR NFT”
Vitalik nggak menampik, bahwa Ethereum ciptaannya pun punya konsekuensi yang besar terhadap keberlangsungan dunia. Bisa membuat seseorang mendadak kaya, di waktu yang bersamaan meningkatkan polusi dan berpotensi merusak lingkungan dalam jangka panjang.
Mirip kayak double agent di film-film bergenre spy, dari sisi finansial, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan secara negatif, contohnya untuk menghindari pajak, juga jadi media / alat untuk pencucian uang dan penipuan online.
Terlepas dari hal-hal negatif yang berkembang, dirinya masih punya rasa optimis untuk dunia kripto. Buterin bilang bahwa Ethereum masih berpegang teguh pada tujuan awal, yaitu untuk ‘menantang’ gagasan pemerintahan terpusat, dan juga melemahkan ‘cengkraman’ Silicon Valley terhadap kehidupan digital masyarakat dunia.
Lebih dari sekadar alat pembuat ‘kaya’ untuk sebagian orang, Buterin berharap bahwa Ethereum mampu jadi ‘batu pijakan’ eksperimen sosial-politik yang ada di dunia: sistem voting dalam pemilihan umum yang lebih adil, perencanaan kota yang lebih baik, dan dapat menjadi alat untuk membantu proyek pengerjaan umum bagi sebuah negara.
Masih banyak kekurangan di sana-sini dalam dunia kripto, utamanya NFT. Skenario terburuk yang bisa terjadi menurut Buterin adalah teknologi ini jatuh ke tangan pemerintahan diktatoris. Dan sampai detik ini, Buterin masih berjuang untuk bisa mewujudkan dunia kripto yang sesuai dengan visinya. (*/)