Tech

TINDER MAKIN AGRESIF MENYASAR ANAK MUDA KHUSUSNYA MAHASISWA, KENAPA YA?

Aplikasi kencan Tinder mengumumkan banyak pembaruan fitur yang sangat mahasiswa friendly. Kira-kira apa yang membuat mahasiswa jadi target pasar utama mereka ya?

title

FROYONION.COMTinder, perusahaan aplikasi kencan sepertinya semakin agresif untuk menargetkan anak muda dan kalangan mahasiswa untuk berselancar di aplikasinya saat mencari pasangan. 

Baru-baru ini, Tinder mengumumkan serangkaian pembaruan untuk fitur Tinder U yang di dalamnya ditujukan kepada mahasiswa aktif berusia 18 hingga 24 tahun. 

Melalui fitur ini, kini pengguna bisa menempatkan lencana baru untuk ditambahkan ke profil mereka, seperti tahun kelulusan, jurusan, klub apa yang sedang ditekuni, hingga kehidupan di antara circle mahasiswa bagaimana. 

Bukan cuma itu saja, Tinder juga menawarkan diskon besar-besaran hingga 50 persen untuk mahasiswa di AS saat ingin berlangganan Tinder premium - Plus, Gold, ataupun Platinum. 

Langkah Tinder ini dilakukan tentunya untuk menarik lebih banyak pengguna berbayar ke platform. Diketahui, sebelumnya mereka telah kehilangan hingga 400 ribu pengguna berbayar pada kuartal lalu. 

BACA JUGA: FILM DOKUMENTER ‘TINDER SWINDLER’ : PENYALAHGUNAAN CINTA DEMI UANG BERJUTA-JUTA

Banyak juga aktivitas yang dirancang oleh Tinder menyasar pada pengguna mahasiswa. Ini mengapa bisa dibilang langkah tersebut sangat tertuju kepada mereka segmen pasar mahasiswa muda. 

Salah satu misalnya, saat tahun ajaran baru Tinder akan mengadakan challenge "Swipe Off" tahunan, di mana perguruan tinggi dengan aktivitas swipe terbanyak akan memenangkan konser gratis, lucu banget kan. 

Penampil yang diboyong oleh Tinder untuk konser tahun ini adalah rapper Gunna dan GloRilla.

Pembaruan dari Tinder U ini memang dilakukan saat sebagian mahasiswa atau pengguna muda mulai meninggalkan kencan online. 

Survei yang dilakukan oleh Axios dan Generation Lab, sebagaimana dikutip dari techcrunch, mengungkapkan jika 79 persen mahasiswa tidak menggunakan aplikasi kencan secara berkala. Mereka hanya menggunakannya kurang dari sekali dalam sebulan. 

Sementara, Tinder ditemukan sebagai aplikasi yang paling umum, hanya 12 persen siswa yang menggunakannya setidaknya sekali dalam sebulan. 

BACA JUGA: JADI ALTERNATIF BUMBLE, 11 APLIKASI DATING PALING UNIK DICOBA

Penelitian-penelitian lain juga menunjukkan perubahan perilaku kencan para anak muda yang lebih condong ke metode non-tradisional. misal, beberapa di antaranya terhubung ke platform jaringan seperti LinkedIn. 

Meskipun lanskap kencan berubah, produk Tinder U masih berkinerja baik. Perusahaan melaporkan pertumbuhan pendaftaran rata-rata hampir 90% dari tahun ke tahun. 

Tinder juga mengklaim sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh nomor 1 di antara pengguna berusia 18 tahun.

Sebagai informasi, Tinder U, atau Tinder Uni di Inggris, diluncurkan pada tahun 2018 dan tersedia untuk mahasiswa di perguruan tinggi dan universitas nirlaba terakreditasi empat tahun. 

Tinder U mengharuskan mahasiswa aktif untuk memasukkan alamat email mahasiswa yang valid - .edu untuk AS dan .ac.uk untuk Inggris Raya.

ANAK MUDA DAN MASA EKSPLORASI IDENTITAS

Sejak dulu memang anak muda sering menjadi target pasar utama dari berbagai aplikasi penyedia jasa percintaan seperti Tinder. 

Meski landskap dan trennya bergeser, tapi mereka tetap membutuhkan aplikasi yang bisa membuatnya terus mengeksplorasi dirinya dan mencari pasangan dengan super kilat. 

Makanya, perusahaan pun akhirnya harus memutar otak untuk terus menjadi relevan. Kenapa tapi sebenarnya anak-anak muda ini selalu cocok untuk ditargetkan? 

Pertama, generasi muda tumbuh dengan teknologi digital sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Aplikasi kencan menjadi cara alami untuk berinteraksi dan mencari pasangan. 

Makanya, semakin menarik apa yang disajikan oleh aplikasi, maka anak-anak muda akan terus bergeser mengikuti tren tersebut. 

Kedua, aplikasi kencan memungkinkan pengguna mengekspresikan diri melalui foto, video, dan bio yang menarik, sebelum memutuskan untuk bertemu secara langsung. 

Tanpa disadari, banyak anak muda merasa lebih nyaman memulai percakapan melalui pesan teks daripada langsung bertemu tatap muka.

Ketiga, Masa muda adalah periode eksplorasi diri. Aplikasi kencan menjadi wadah untuk mencoba berbagai jenis hubungan dan menemukan pasangan yang sesuai dengan minat dan apa yang mereka gemari. 

Nggak lepas juga, kalau pada dasarnya kita semua adalah makhluk sosial sehingga aplikasi dating-apps memenuhi kebutuhan dasar untuk berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan.

Keempat, kencan online telah menjadi sesuatu yang sangat normal dan lazim saat ini. Banyak influencer dan selebriti yang terbuka tentang pengalaman mereka menggunakan aplikasi kencan, membuat platform ini semakin populer dan dianggap sebagai hal yang biasa. 

Terakhir, Takut ketinggalan momen atau pengalaman yang menyenangkan membuat banyak anak muda merasa perlu mencoba aplikasi kencan untuk menghindari rasa kesepian atau tertinggal a.k.a FOMO (fear of Missing Out). 

Generasi muda seringkali validasi melalui berbagai platform yang mereka ikuti. Aplikasi kencan menjadi salah satu wadah mereka untuk kemudian mendapat pengakuan terkini tentang status kehidupan yang sedang dijalani. 

So, bagaimana? Kalau Tinder U juga ada di Indonesia kira-kira anak muda di sini bakal setertarik itu buat ngeramein nggak ya? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!