Tech

THREADS LAMPAUI 200 JUTA PENGGUNA, TWITTER WAJIB WASPADA?

Siapa sangka media sosial baru besutan Mark Zuckerberg ini telah melampaui 200 juta pengguna. Dengan capaian mengagumkan ini, apakah artinya Twitter wajib waspada akan gebrakan Threads ke depannya?

title

FROYONION.COM – Tonggak sejarah baru tercipta lewat platform Threads. Dikatakan oleh Adam Mosseri, Head of Instagram, pesaing Twitter itu telah mencapai 200 juta pengguna aktif. 

Dalam postingan Threads-nya sebagaimana dilansir dari TechCrunch, Mosseri mengungkap bahwa media sosial itu berhasil meraih capaian tersebut hanya dalam waktu 13 bulan setelah diluncurkan. 

BACA JUGA: INSTAGRAM THREADS RESMI MELUNCUR DI TENGAH ERA KONTROVERSI TWITTER 

Lebih lanjut, Mosseri berharap hadirnya Threads akan dapat menginspirasi ide serta menyatukan orang-orang serta komunitas agar senantiasa berkembang. 

Sebagus apa sih Threads ini sampai bisa mengumpulkan begitu banyak pengguna? Dan, apakah ini pertanda bahwa Twitter wajib waspada? 

MEMULAI KOMPETISI DI TENGAH KONTROVERSI 

Threads hadir sebagai platform media sosial yang fokus pada teks. Diluncurkan secara resmi pada Juli 2023, ia berhasil menggaet 150 juta pengguna di bulan April 2024 dan 175 juta pengguna pada bulan Juli 2024 sebelum hari jadinya yang pertama. 

Sebagai perbandingan dengan Twitter, media sosial yang kini bernama X itu mengumpulkan 600 juta pengguna bulanan pada bulan Mei. 

Hadirnya Threads dinilai memulai kompetisi dengan Twitter terutama saat si burung biru dilanda banyak kontroversi di tangan pemilik barunya, Elon Musk. 

BACA JUGA: THREADS VS TWITTER, MANA YANG LEBIH MENANG DARI SEGI FITURNYA?

Musk diklaim telah mengasingkan pengguna lama lewat sederet kebijakan nyeleneh di Twitter. Bukan hanya mengganti namanya menjadi X tapi juga memberlakukan peraturan-peraturan baru yang memberatkan. 

Misalnya, pengguna Twitter sempat dibatasi untuk melihat tweet tiap harinya. Akun terverifikasi hanya bisa membaca 6.000 tweet per hari, akun tidak terverifikasi hanya 600 tweet per hari dan akun baru yang belum terverifikasi hanya 300 tweet per hari.

Jika batas maksimal telah tercapai, maka pengguna tidak akan bisa lagi menggulir beranda untuk membaca lebih banyak kicauan. Kala itu, Musk berdalih bahwa pembatasan ini bersifat sementara.   

BACA JUGA: CARA STORYTELLING AMPUH THREADS ALA KREATOR TANGAN BELANG!

Sebelum pembatasan ini diberlakukan, Musk telah terlebih dahulu merilis sistem berbayar untuk akun centang biru. Pengguna akan mendapat blue tick apabila telah berlangganan fitur dengan membayar sejumlah uang tiap bulan.

Kebijakan ini dinilai akan menyulitkan pengguna dalam mendapat informasi valid dari sumber kredibel. Pasalnya, simbol centang biru selama ini terkenal sulit didapat dan hanya bisa disematkan pada akun-akun resmi.

Campur tangan Musk juga kerap berbau politis dan menuai kontroversi, contohnya saat ia mengembalikan akun Twitter Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

Ia juga sempat memecat beberapa petinggi Twitter saat mengambil alih media sosial tersebut pada 2022 dan lanjut menciptakan badai PHK pada ribuan pegawai di bulan April 2023. 

Hadirnya Threads bisa dikatakan sebagai pukulan telak untuk Twitter yang tengah dilanda berbagai masalah. Apalagi, Threads turut dilengkapi aneka fitur yang bisa dibilang tidak kalah, jika tidak lebih baik, dari Twitter. 

ALTERNATIF TWITTER YANG LEBIH LELUASA

Untuk bisa mengakses Threads, pengguna harus memiliki akun Instagram terlebih dahulu. Setelah mengunggah aplikasinya, akun Threads akan otomatis tersambung dengan akun Instagram.

Dibandingkan Twitter, Threads memang bisa dibilang lebih memberikan keleluasaan pada penggunanya. Dari jumlah karakter di tiap postingan, misalnya. Threads menetapkan batas maksimal 500 karakter, hampir dua kali lipat Twitter yang mentok di 280 karakter.

Postingan Threads juga bisa ditambah foto, video hingga tautan. Khusus video, durasi maksimalnya adalah lima menit. Lebih lama dua kali lipat dari Twitter yang hanya di 2.5 menit.

Tampilannya minimalis dengan dominasi warna putih dan UI/UX yang terkesan seamless. Pengguna akan dimudahkan dalam mengakses banyak fitur, walau mungkin memang butuh penyesuaian apalagi jika sebelumnya sudah terbiasa berselancar di Twitter.

RENCANA MASA DEPAN THREADS

Threads tentu bukan tanpa kekurangan. Beberapa orang mengaku masih ragu bergabung dengan Threads karena akunnya nyambung ke Instagram. Artinya, pengguna tidak bisa membuat akun anonim atau menghapus Threads selamanya.

Threads juga belum bisa sepenuhnya menggantikan Twitter. Saat terasa ada gempa, misalnya, Twitter masih akan jadi media sosial pertama yang dibuka untuk melihat update akun BMKG dan mengetahui di mana titik lokasi gempa berada.

Cepatnya informasi menyebar di Twitter ini membuatnya jadi media sosial yang paling diandalkan untuk mendapat berita paling up to date.

Walau demikian, Zuckerberg telah menyatakan bahwa Threads memiliki peluang bagus untuk menjadi platform dengan lebih dari satu miliar pengguna. Dalam laporan pendapatan terbaru, CEO Meta itu menggambarkan Threads tengah berada pada lintasan pertumbuhan yang baik.

Lebih lanjut, Zuckerberg mengungkap bahwa perusahaannya tengah berupaya dalam meningkatkan sistem rekomendasi konten. Jika melihat dari pesatnya perkembangan Instagram di bawah Meta, bukan tidak mungkin Threads juga akan semakin dijejali aneka update fitur terbaru ke depannya.

Pengguna lama Instagram, apalagi sejak era ikonnya masih berupa kamera analog, pasti paham betul bahwa dulu media sosial ini hanya memungkinkan kita untuk membagikan foto.

Kini, Instagram juga bisa dimanfaatkan untuk berbagi video, story, reels, siaran langsung, DM, catatan di DM, dan aneka fitur lainnya. Threads bisa jadi akan semakin berkembang dengan beragam fitur melebihi sekedar berbagi pesan teks.

Menarik untuk menyaksikan bagaimana perkembangan Threads nantinya. Akankah melalui Threads kita juga bisa melakukan live streaming, jual beli, atau bahkan monetisasi? Dan, apakah nantinya Threads akan dibuat terpisah dengan Instagram? We’ll see. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read