Tech

RADO ARDIAN, CEO NOICE: PODCAST AKAN TERUS DIMINATI DI INDONESIA

Di tengah ekosistem penyedia konten audio yang semakin marak, Noice justru melesat cepat dan menunjukkan keunikannya. Pada kesempatan ini, Froyonion Media berkesempatan untuk mendengar kisah sukses mereka dari Rado Ardian, selau CEO Noice.

title

FROYONION.COM - Konten-konten podcast pertama kali merajai pasar konten audio Indonesia sejak tahun 2015. Menjadi pendobrak konten hiburan kala itu, tak heran kalau podcast banyak diminati oleh segala kalangan–dari anak muda hingga yang berumur sekalipun. 

Tak alang, berbagai platform penyedia konten podcast-pun berkembang. Salah satunya adalah Noice, aplikasi penyedia konten audio terbesar di Indonesia yang  memproduksi beragam konten audio sejak 2018. Didukung pula dengan pencapaian Noice sebagai salah satu startup Indonesia yang lolos Google for Startups (GFS) Accelerator.

Melihat pesatnya perkembangan Noice, Froyonion Media berkesempatan untuk berbincang lebih lanjut dengan Rado Ardian selaku Co-Founder Noice untuk mendengar kisah sukses mereka hingga saat ini.

Rado Ardian Co-Founder Noice
Rado Ardian selaku Co-Founder Noice. (Foto: Rado Ardian)

INGIN MEMBANGUN THEATRE OF MIND

Dengan maraknya konten-konten podcast yang membanjiri berbagai online platform, peminatnya pun menjadi semakin banyak. Rado adalah salah satu penikmat konten-konten podcast. 

Berawal dari kecintaannya pada podcast, ia bercita-cita untuk mengembangkan suatu platform untuk podcast dan audio content, untuk mengembangkan konten-konten audio di Indonesia. 

“Saya percaya dengan the power of audio content yang bisa menghadirkan theatre of mind, inspirasi dan imajinasi tersendiri dari konten yang kita dengar,” tuturnya saat diwawancarai Froyonion Media secara daring pada Rabu (31/5) lalu. 

Dengan kegigihan dan konsistensinya sejak menjabat sebagai CEO Noice pada 2021 lalu, kini Noice menjadi salah satu platform konten audio terbesar dan terlengkap di Indonesia yang menghimpun lebih dari 600 konten original. 

Sebanyak lebih dari 4.000 pengguna telah menikmati berbagai konten yang disuguhkan Noice. Tak hanya dalam bentuk podcast, Noice juga menyediakan format lain seperti radio, audio-series, audio-book, dan Noice Live–yang dapat dipilih sesuai minat para penggunanya. 

Berbagai pencapaian Noice tersebut–termasuk terpilih menjadi salah satu startup Indonesia yang terpilih oleh Google for Startups (GFS) Accelerator–tidak didapat dengan cuma-cuma. 

Noice saat mengikuti program Google for Startups (GFS)
Noice saat mengikuti program Google for Startups (GFS) Accelerator. (Foto: GFS)

Salah satu tantangan terbesar yang harus mereka hadapi adalah kebiasaan orang Indonesia untuk mengonsumsi konten dalam bentuk visual. Rupanya, mengedukasi masyarakat perihal konten audio cukup menantang bagi Noice. 

“Tapi kami juga merasa masyarakat Indonesia tidak bisa terpisahkan dari visual/video sehingga dalam waktu dekat kami juga akan menghadirkan fitur Video on Demand dan Video Livestream sehingga para kreator bisa terkoneksi lebih dekat dengan audience mereka,” kata Rado sekaligus ng-spill fitur baru Noice yang akan datang. 

BANGUN EKOSISTEM SUPORTIF UNTUK KREATOR

Saat ditanya apa yang menjadi keunikan Noice dibanding penyedia konten audio lain, Rado dengan tegas menjawab, “Noice memberikan dukungan penuh bagi para kreator atau Noicemaker. karena kami berkomitmen mendukung kreator agar bisa tumbuh dan hidup dari karya mereka. Dukungan yang kami hadirkan mulai dari edukasi cara memproduksi konten podcast yang biasa kami lakukan lewat program Noicemaker Academy yang berlangsung di berbagai kota, tim produksi, dukungan promosi hingga monetisasi.”

Dukungan 360 yang diberikan Noice ini tidak semata-mata hanya karena bisnis, namun juga bentuk manifestasi Noice yang percaya bahwa konten audio khususnya podcast akan terus diminati oleh khalayak luas. 

Rado mengatakan bahwa kita akan memasuki era Ear EconomyDilansir dari Equal Oceanear economy adalah kesempatan emas bagi iklan maupun konten audio untuk digunakan lagi secara efektif di industri kreatif dan periklanan. 

Salah satu negara yang sudah bergerak untuk mengoptimalkannya adalah China. Menurut riset yang dilakukan salah satu perusahaan China, LIZHI, baik iklan atau konten audio dinilai efektif bagi target pasar mereka (berpendidikan, tinggal di kota, dan masih muda). 

“Potensi besar ini turut mendorong Indonesia sebagai negara selanjutnya yang diperkirakan akan memasuki era ear economy dengan konten audio telah semakin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Melihat tren tersebut, menurut saya podcast masih akan jadi salah satu konten yang akan terus diminati masyarakat kedepannya,” tutur Rado. 

Menilik kisah sukses Noice yang terus berupaya untuk mengembangkan bisnisnya agar terus memberikan dampak positif bagi industri konten audio di Indonesia, Rado Ardian menutup sesi wawancara dengan sebuah pesan bagi para startups owner, “Bagi para founders yang sedang membangun startup, yakin dan percayalah pada kemampuan kalian dan tim kalian masing-masing serta fokus selalu pada product-market-fit.” (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.