AI kini mulai banyak menjamur di dunia perancangan visual. Salah satunya Photoshop AI, bagaimana ya kecanggihannya?
FROYONION.COM - Kemajuan perkembangan dunia artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini semakin meluas pada banyak industri. Belakangan mungkin kita leluasa menggunakan AI sebagai asisten yang sangat membantu dalam dunia penulisan, melalui ChatGPT ataupun melakukan hal-hal lain seputar pengumpulan informasi.
Namun sekarang ini AI sudah sangat lazim digunakan untuk membantu pengembangan elemen visual dalam suatu karya. Banyak AI yang kini bisa menghasilkan gambar melalui narasi atau tulisan yang manusia mintakan di program mereka.
Tentunya, kemudahan tersebut pada akhirnya bisa memangkas waktu kerja dan apa yang dilakukan manusia untuk pembuatan suatu visual. Tools yang ada pun kini semakin banyak diadaptasikan ke berbagai aplikasi pendukung visual. Salah satu yang paling legendaris dan mungkin banyak digunakan ialah Photoshop.
Belum lama ini, Photoshop memperkenalkan inovasi terbarunya di dunia AI, melalui Photoshop (beta) app. Dalam update terbaru ini, Photoshop menghadirkan fitur yang diberi nama Generative Fill.
BACA JUGA: MARAKNYA PENGGUNAAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI), BAKAL JADI ANCAMAN BAGI PEKERJA KREATIF?
Fitur ini bisa menjadi rekan editing foto kalian jika selama ini mungkin kesulitan memilih tools yang dapat digunakan. Menggunakan Generative Fill, kalian hanya perlu memberikan prompt atau perintah teks dalam kolom yang disediakan dan AI akan mengeditnya langsung dengan cepat menggunakan berbagai alat yang tersedia di Photoshop.
"Dengan senang hati kami mengumumkan aplikasi Photoshop (beta) telah merilis (fitur) Generative Fill, co-pilot pertama di dunia dalam alur kerja kreatif dan desain. Memberikan cara baru yang ajaib bagi penggunanya ketika bekerja," tulis Adobe dalam laman resminya, dikutip Kamis (1/6).
"Pelanggan Photoshop dapat membuat gambar yang luar biasa dari perintah teks sederhana," tambah keterangan tertulis itu.
Fitur ini merupakan bagian dari Adobe Firefly, kecerdasan buatan dari Adobe yang khusus untuk menciptakan gambar dan aset visual. Dengan memadukan kecerdasan dari Firefly dan perangkat di Photoshop, kini pengguna bisa memberikan perintah untuk melakukan berbagai aktivitas editing foto.
Salah satu hal yang bisa dilakukan generative fill ini, misalnya kemampuan untuk menyorot suatu objek menggunakan 'lasso' dalam foto yang kita inject ke aplikasi. Nantinya, akan muncul ikon 'generate' dalam sorotan tersebut. Fungsinya, kalian bisa memasukkan beberapa kata kunci dan penjelasan untuk kemudian nantinya akan dihasilkan oleh AI.
Misalnya, kalian ingin memperluas dimensi foto yang sudah diambil. Foto yang memanfaatkan momen tersebut tentunya tidak dapat diulang kembali. Maka dari itu, kalau misalnya foto tersebut dirasa kurang luas ataupun menarik akhirnya menjadi sulit untuk diperbaiki.
Fitur AI pada photoshop ini bisa membantu kalian untuk menambah dimensi tersebut dengan prompt yang kalian berikan. Cukup lakukan cara di atas!
Dalam tulisan blog di situs Adobe, Product Management & Strategy dari Photoshop, Pam Clark juga mengupas beberapa fitur unggulan dari generative AI ini. Misalnya adalah remove tool yang juga disokong oleh kekuatan AI tersebut.
BACA JUGA: ELON MUSK CS MINTA PENGEMBANGAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE REHAT SEJENAK, KENAPA YA?
Melalui fitur ini, pengguna bisa menghilangkan objek yang dirasa mengganggu estetika foto dengan sangat mudah dan cepat. Bahkan, Adobe mengklaim jika fitur ini juga bisa menghilangkan objek yang besar dan dominan dalam suatu foto.
Cara penggunaannya, cukup klik Remove Tool yang tersedia dalam kelompok icon. Kemudian pengguna bisa menyesuaikan ukuran dari brush yang akan digunakan untuk menyeleksi gambar. Selanjutnya kalian langsung memilih objek mana yang akan dihapus, dan langsung mengaplikasikan fitur tersebut.
FYI, Photoshop sering membumbui kata 'magic happen' dalam peluncuran fitur ini. Mungkin raksasa teknologi ini mengibaratkan berbagai kemudahan tersebut seperti sihir yang bisa menjadi nyata di dunia digital sekarang ini.
Selain menghapus, Photoshop kini juga memungkinkan kalian menambahkan gambar ataupun objek dalam foto dengan mudah. Pengguna bisa menggunakan fitur generative fill. Seperti yang disebutkan di atas tadi, fitur ini sangat berguna jika kalian ingin mengubah atmosfer dari foto yang telah dijepret.
Pam Clark menyebutkan jika penyematan AI terbaru ini dilakukan untuk mengurangi waktu produksi dan menjadikan imajinasi sebagai kreasi yang realistis. Ide-ide kreatif kalian, kata dia, kini bisa dengan mudah menjadi visual yang nyata. Tentunya hanya dengan simple text prompt.
Salah satu masalah besar yang ditimbulkan dari generatif AI ini adalah pengambilan gambar dari internet tanpa atribusi. Seringkali hal tersebut mungkin merugikan pembuat karya visual menjadi merugi karena karyanya dicomot tanpa persetujuan oleh generatif AI.
Tapi apakah memang Adobe bergerak merancang kecerdasan buatan ini tanpa memahami masalahnya tersebut? Sama seperti ChatGPT yang kala itu pernah diakui oleh perancangnya bisa menghasilkan informasi palsu.
Merujuk pemberitaan dari USA Today, Senior Vice President of Digital Media Adobe Ashley Still mengakui jika model pencarian yang dilakukan oleh AI photoshop ini hanya akan menuju pada objek visual yang memiliki lisensi eksplisit.
Mereka menggunakan bank data dari Adobe Stock yang memiliki ratusan juta gambar berlisensi sehingga mereka tidak memerlukan penggunaan dari karya atau merek orang lain. Adobe pun memberikan kompensasi bagi kontributor Adobe Stock.
Umur kecerdasan buatan yang masih dalam hitungan beberapa bulan ini memang mungkin belum menunjukkan banyak masalah yang signifikan. Tapi apakah skema dan sistem yang dipersiapkan ini benar-benar bisa mengantisipasi masalah tersebut? Kita hanya bisa melihatnya nanti.
BACA JUGA: DISRUPSI ARTIFICIAL INTELLIGENCE DI INDUSTRI MUSIK, APA MANFAATNYA BAGI MUSISI?
Still juga menjelaskan kalau mereka mempersiapkan semacam 'label nutrisi' untuk memberikan penjelasan lengkap kepada pengguna Photoshop AI ketika melakukan generate visual. Label nutrisi itu akan berisi metadata yang transparan terkait setiap penggunaan gambar yang ada. Termasuk atribusi, sumber visual, hingga bagaimana AI mengolah data tersebut hingga menjadi gambar yang tersemat.