Akibat di blokirnya Tiktok, pengguna TikTok mulai berbondong-bondong beralih ke aplikasi social media lain, yakni RedNote dan Duolingo ngebet buat belajar mandarin. Lho, kok bisa gitu?
FROYONION.COM – TikTok lagi jadi topik hangat banget! Mulai dari isu pelarangan, aksi lompat platform, sampai cerita belajar bahasa Mandarin yang tiba-tiba naik daun. Yuk, kita bahas dari awal sampai sekarang, lengkap dan santai.
Tiga hari setelah TikTok, aplikasi milik ByteDance, "menghilang" di AS, para pengguna masih ribet mencari cara buat ngakses aplikasi kesayangan mereka.
Ada yang ngecek iPhone dan Android mereka, tapi nggak bisa download lagi dari App Store dan Google Play. Bahkan, ada yang sampai jual perangkat dengan TikTok ter-install di eBay hingga $50.000. Gila, kan?
BACA JUGA: SEMANIS NAMANYA, MUSISI INDIE KOREA PEACH LUFFE RILIS EP ‘BACK TO ME’
TikTok sempat balik lagi setelah Presiden Trump menunda larangan tersebut. Tapi, aplikasi itu masih belum tersedia di toko aplikasi. ByteDance sempat dipaksa buat jual TikTok ke perusahaan AS dengan alasan keamanan nasional.
Trump bahkan sempat bilang kalau pemerintah AS harus punya 50% kepemilikan TikTok. Hmm, drama politik banget!
Dengan TikTok yang nggak jelas nasibnya, lebih dari 700 juta pengguna mulai pindah ke aplikasi RedNote, versi internasional dari Xiaohongshu.
Kalo TikTok udah mulai goyang, RedNote malah melambung dan sukses jadi aplikasi nomor satu di App Store AS.
RedNote sebenarnya adalah aplikasi buatan China yang mirip banget sama Instagram, cuma bedanya dia lebih fokus ke konten berbasis video pendek dan social shopping—jadi, bukan cuma buat berbagi foto atau video, tapi juga buat belanja barang-barang kekinian.
Aplikasi ini sudah ada sejak 2013 dan sempat tumbuh pelan-pelan, tapi sejak pandemi COVID-19, RedNote mulai melejit, terutama di kalangan anak muda China.
Sekarang, aplikasi ini punya lebih dari 300 juta pengguna aktif per bulan, dan mayoritasnya adalah perempuan.
Para kreator TikTok pun mulai mengajak followersnya buat pindah ke RedNote, berharap bisa tetap eksis dan terus berkarya di platform lain yang belum terlalu banyak yang tahu.
Selain itu, fitur belanja sosialnya juga nggak kalah menarik. Di RedNote, pengguna bisa langsung beli barang-barang yang mereka lihat di video, jadi sekalian belanja sambil scroll.
Ini jadi daya tarik tersendiri, apalagi buat para influencer yang sering nyoba produk baru dan ingin berbagi rekomendasi ke followersnya.
BACA JUGA: FILM ‘RAHASIA RASA’ ANGKAT SEJARAH TENTANG BUKU RESEP MASAKAN NUSANTARA
Karena aplikasi ini utamanya dalam bahasa Mandarin, lonjakan pengguna Duolingo buat belajar Mandarin jadi nggak terhindarkan
Duolingo mencatat kenaikan pengguna baru sebesar 216% di AS, khususnya untuk belajar bahasa Mandarin. Bahkan, mereka sempat bercanda lewat X (dulu Twitter)
"Oh jadi SEKARANG kalian belajar Mandarin." Banyak juga yang promosiin aplikasi ini di TikTok (sebelum hilang), ngajarin frasa-frasa simpel buat para "TikTok refugees".
Meskipun RedNote lagi booming sekarang, belum tentu dia bisa bertahan lama. Banyak orang yang khawatir dengan kebijakan data dan pengawasan dari pemerintah AS, apalagi aplikasi ini berasal dari China, yang dikenal dengan aturan ketat soal data pengguna.
Nah, yang bikin cerita ini makin seru adalah keterlibatan nama-nama besar kayak Oracle dan Elon Musk.
Trump kabarnya lagi nego sama Oracle buat ambil alih TikTok dikutip dari Tech Crunch. ByteDance sendiri bakal tetap punya saham minoritas, sementara Oracle bakal pegang kendali operasional secara global.
Oracle udah lama jadi calon pembeli TikTok, terutama sejak mereka mulai menyimpan data pengguna TikTok AS di server mereka. Sementara itu, Trump bilang dia juga "terbuka" kalau Elon Musk mau ambil alih TikTok.
BACA JUGA: REVIEW ‘1 KAKAK 7 PONAKAN’: PERJALANAN EMOSIONAL PARA REMAJA MELEWATI MASA SULIT
Tapi, ada senator yang bingung sama rencana ini karena undang-undang bilang ByteDance harus sepenuhnya lepas tangan.
Nasib TikTok di AS masih penuh teka-teki. Di satu sisi, ada larangan yang bikin aplikasi ini susah diakses.
Di sisi lain, ada upaya-upaya dari perusahaan dan pemerintah buat menyelamatkan atau bahkan mengontrol aplikasi ini.
Buat para pengguna, drama ini pastinya bikin pusing, tapi tetap ada yang setia nunggu aplikasi ini balik.
Jadi, gimana menurut kamu? Apa TikTok bakal tetap jadi raja short video atau malah jatuh karena politik? Stay tuned buat update selanjutnya, karena kayaknya drama ini belum selesai! (*/) (Photo credit: Andrea Piacquadio)