Tech

KOLTIVA INGIN LEBIH BANYAK ANAK MUDA TERTARIK PADA PERTANIAN DAN PELESTARIAN ALAM

Menjaga kelestarian alam yang kian hari semakin mengkhawatirkan juga bisa dilakukan dari mengembangkan sektor pertanian. Peran anak muda ternyata bisa sangat dikembangkan di sektor ini.

title

FROYONION.COMPertanian sebenarnya menjadi salah satu sektor yang sangat potensial di Indonesia, mengingat negara ini merupakan agrikultur yang kaya akan sumber daya hayati di alam. Setiap daerah, tentunya memiliki citra rasa dan komoditas unggulannya tersendiri. 

Tapi memang nggak bisa dipungkiri kalau sektor pertanian ini dapat dikatakan jauh dari kepingan impian anak muda sekarang ini untuk diselami. Stigma tertentu terhadap sektor pertanian ini kerap muncul sehingga industrinya hanya berkutat pada orang-orang tertentu saja. Di perkotaan misalnya, pasti akan sulit bertemu anak muda yang cita-citanya ingin bertani atau memiliki lahan besar untuk memasok kebutuhan pangan banyak negara. 

Lain cerita kalau kita lontarkan pertanyaan itu di wilayah perdesaan, tempat di mana banyak petani-petani unggul dilahirkan. Padahal bukan hanya untuk bisnis, kepedulian terhadap sektor pertanian ini juga bisa memberikan sumbangsih positif bagi keberlangsungan alam. 

BACA JUGA: REBRANDING SUPAYA PERTANIAN NGGAK STAGNAN!

Nah makanya perlu cara kreatif untuk membuat sektor pertanian ini menjadi lebih banyak digemari oleh anak muda, menjadi tempat mereka bereksplorasi. Salah satunya dengan meninggalkan sudut pandang dan cara kerja jadul di industri. Sudah nggak zaman lagi bertani itu dilakukan secara monoton oleh orang-orang di sawah yang pencatatannya manual. 

Perkembangan teknologi bisa menjadikan industri ini jauh dari apa yang kita kenal sekarang ini. Langkah ini dipercaya menjadi sangat realistis untuk dilakukan oleh Koltiva, startup agrikultur di Indonesia. Baru-baru ini, Startup Koltiva baru mendapat suntikan modal Seri A yang dipimpin oleh AC Ventures. 

Perusahaan yang mendukung manajemen rantai pasok global ini memiliki nilai sebesar US$27,2 miliar pada 2022, dan diproyeksikan akan mencapai US$75,6 miliar pada 2032. Angka tersebut terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 10,9% hingga tahun 2032. 

Lantas, dengan suntikan dana yang semakin besar ini kira-kira apa yang bisa dikontribusikan Koltiva untuk mendorong anak muda dan kelestarian alam ya? 

Tim Froyonion.com berbincang dengan Co-Founder & CEO Koltiva dan mengulik banyak seputar visi startup lokal ini. Yuk coba intip hasil wawancara berikut: 

1. Dengan pendanaan Seri A yang didapat, apa dan bagaimana Koltiva akan melakukan pengelolaan bisnis ke depan, roadmap apa yang hendak dituju oleh Koltiva?

Putaran pendanaan ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat pengembangan teknologi dan produk yang komprehensif untuk pelacakan (traceability) dan manajemen pertanian (farm management), KoltiTrace, yang dapat tetap bersaing dan memenuhi permintaan pasar global serta turut mematuhi regulasi. 

Dengan teknologi berbasis manusia (human-centered technology), dan solusi layanan yang bersentuhan langsung dengan lapangan (boots-on-the-ground) (KoltiSkills), kami mendukung perusahaan multinasional dalam mematuhi praktik sumber daya yang bertanggung jawab dan menciptakan rantai pasokan yang dapat dilacak, inklusif, dan berwawasan iklim.

Dorongan dari permintaan yang semakin meningkat untuk mematuhi regulasi yang ketat, seperti regulasi EUDR yang mengharuskan produk bebas deforestasi, kami berada di garis depan dalam menyediakan solusi pelacakan untuk perusahaan multinasional dan pemasok (supplier) mereka. 

BACA JUGA: ARCONESIA, PLATFORM MENDAYAKAN PETANI YANG DIGERAKKAN ANAK-ANAK MUDA BENGKULU

2. Dalam hal inovasi teknologi pertanian, apa yang akan menjadi prioritas utama untuk mengubah cara anak muda melihat sektor pertanian?

Prioritas utama dalam mengarahkan persepsi terhadap sektor pertanian melalui inovasi teknologi adalah untuk memperlihatkan sektor ini sebagai jalur menuju keberlanjutan (sustainability), inovasi, dan dampak yang berarti. Ini dapat dicapai melalui beberapa strategi kunci, yaitu:

●  Awareness: Memberitahu masyarakat tentang perkembangan menarik dalam teknologi pertanian, seperti mempromosikan pertanian digital, pertanian presisi, perangkat IoT, platform pelacakan, dan penggunaan analitika data untuk meningkatkan hasil panen, pendapatan produsen, dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

●  Keberlanjutan dan Kepedulian Lingkungan (Sustainability and Environmental Stewardship): Menekankan peran AgriTech dalam mengatasi tantangan lingkungan dan mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan. Menyoroti teknologi yang meminimalkan input kimia, dan mempromosikan pertanian regeneratif, sejalan dengan nilai-nilai para pemuda yang peduli lingkungan.

●  Peluang Karir: Memperlihatkan beragam peluang karier dalam sektor teknologi pertanian, mulai software development, data analytics, hingga manajemen proyek, ahli agronomi, dan spesialis iklim. Menyoroti potensi karier yang memberikan dampak tinggi dan memuaskan yang sejalan dengan minat dan aspirasi para pemuda berbakat.

●  Kolaborasi: Mendorong kolaborasi antara perusahaan teknologi, lembaga pertanian, dan organisasi pemuda untuk menciptakan sinergi dalam mempromosikan kesadaran dan adopsi AgriTech. 
3. Dalam jangka panjang, apa visi Anda untuk pertanian dan bagaimana startup Anda berperan dalam mewujudkannya? Khususnya dalam menjamah sektor pertanian ini di kalangan anak muda (Gen Z & Millennial).

Visi kami adalah menjadi perusahaan teknologi terkemuka di dunia dalam membangun rantai pasokan yang etis, transparan, dan berkelanjutan. Visi ini mencakup advokasi untuk praktik pertanian yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan pertanian regeneratif untuk meminimalkan dampak lingkungan dan menjaga kesehatan planet kita dalam jangka panjang. 

4. Dari awalnya startup agritech sekarang turut menjadi solusi climatech, bagaimana Koltiva melihat isu krisis iklim saat ini. Kira-kira sejauh mana perusahaan bisa memberi dampak bagi lingkungan setelah mendapat pendanaan baru?

Kami memandang krisis iklim saat ini sebagai tantangan global yang signifikan yang memerlukan perhatian segera dan solusi inovatif, sementara kami tahu bahwa lebih dari 630 juta petani kecil dan usaha mikro di sektor pertanian rentan terhadap perubahan iklim. 

Perusahaan melihat adanya urgensi penanganan perubahan iklim, yang mengancam sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara keseluruhan di seluruh dunia. 

Dengan transformasinya menjadi penyedia solusi teknologi berbasis iklim, kami berkomitmen untuk memainkan peran sentral dalam mengatasi krisis iklim. Perusahaan bertujuan untuk berdampak signifikan terhadap lingkungan dengan memanfaatkan teknologi dan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan dalam sektor pertanian.

BACA JUGA: PERTUNJUKAN KONSER DAN KAITANNYA DENGAN WACANA KRISIS IKLIM

Untuk menggerakkan masyarakat dalam mengatasi krisis iklim di Indonesia, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang menggabungkan pendidikan, kesadaran publik, dan partisipasi aktif dalam program dan kampanye berfokus pada isu iklim. 

Beberapa langkah serius bisa kita ambil, misalnya seperti pemaparan mengenai pentingnya praktik pertanian berkelanjutan (GAP), anti-deforestasi, dan isu-isu seperti penghindaran buruh anak dalam pertanian sehingga dapat menjaga kualitas produk dan meningkatkan hasil tani serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 

Praktik pertanian berkelanjutan juga mencakup pentingnya manajemen tanah (melakukan pengelolaan tanah termasuk penerapan rotasi tanaman), penggunaan air yang efisien, pemilihan pupuk yang tepat tanpa mencemari lingkungan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penerapan sistem ketertelusuran/traceability

Di Koltiva, kami mendukung para pelaku rantai pasokan hulu dan hilir untuk mendukung perusahaan multinasional sekaligus meningkatkan ketahanan produsen kecil dan kepatuhan terhadap regulasi. 

Dengan dasbor manajemen pertanian yang canggih, kami menyediakan penilaian emisi gas rumah kaca rantai pasokan, termasuk pemetaan deforestasi dan emisi dari Perubahan Penggunaan Lahan historis. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!