Udah nggak zaman lagi ngecharge HP semaleman sampai ditinggal tidur. Fast charging bakal bikin baterai HP terisi penuh dengan durasi yang sama dengan satu episode drakor! Tapi, apa bener teknologi ini bikin HP cepat rusak?
FROYONION.COM – Dulu, mungkin kalian pernah mengalami harus menunggu semalaman untuk mengisi penuh daya HP. Bahkan, proses pengisian daya sengaja dilakukan di malam hari dan ditinggal tidur supaya nanti bangun-bangun sudah penuh.
Seiring perkembangan teknologi, proses pengisian daya HP sekarang nggak lagi makan waktu berjam-jam bahkan semalaman. Smartphone kekinian yang beredar di pasaran akhir-akhir ini seakan berlomba-lomba untuk merilis produk baru dengan fitur pengisian daya cepat berdurasi di bawah 1 jam.
Fitur canggih ini disebut fast charging. Awalnya, fitur ini hanya tersedia pada smartphone kelas menengah dan atas atau flagship. Namun, kini banyak produk kelas mid-range juga turut dipersenjatai fast charging.
Penasaran nggak, sebenarnya apa sih fast charging ini dan sejak kapan adanya? Trus, emang bener ya kalau pengisian cepat justru akan membuat HP jadi cepat panas dan rusak? Yuk, simak penjelasannya satu per satu.
PENGERTIAN DAN SEJARAH FAST CHARGING
Fast charging adalah sebutan untuk fitur pengisian daya baterai HP secara cepat dengan menggunakan kabel. Nggak sembarang kabel bisa mendukung teknologi ini. Biasanya, fast charging akan menggunakan kabel USB Type-C dengan daya hantar listrik minimal 15 watt.
Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh insinyur Oppo, Zhang Jialiang pada 2012. Kala itu, fast charging disebut dengan nama VOOC atau Voltage Open Loop Multi-Step Constant-Current Charging.
VOOC memulai debutnya pada 2014 pada smartphone Oppo Find 7. Kala itu, baterai berkapasitas 3000 mAh pada HP ini bisa diisi penuh hanya dalam waktu 50 menit saja.
BACA JUGA: XIAOMI 12T, SATU LAGI ALASAN UNTUK BERTERIMAKASIH PADA HP CHINA
Oiya, fast charging ini beda ya dengan quick charging. Istilah quick charging digunakan hanya untuk smartphone buatan Qualcomm. Contohnya adalah Smartphone for Snapdragon Insiders, hasil kerjasama dengan produsen Asus. Quick charging juga akan digunakan untuk smartphone lain yang memakai chipset dari Qualcomm.
Fungsinya sih sama, yaitu sama-sama bisa mengisi daya secepat kilat. Hanya beda penyebutan untuk merk-merk tertentu saja. Istilah fast charging lebih universal dan berhak digunakan oleh produk yang mendukung teknologi pengisian daya cepat.
Penyebutan fast charging pada tiap merk juga biasanya berbeda. Xiaomi menyebutnya HyperCharge, Vivo menamakannya FlashCharge, sementara Oppo memilih untuk menggunakan kata DashCharge. Semuanya merujuk pada teknologi pengisian daya cepat yang sama yaitu fast charging.
KECEPATAN MAKSIMAL FAST CHARGING
Perhatiin deh iklan HP yang menggunakan fast charging. Biasanya, produsen HP akan menonjolkan kecepatan pengisian daya dari 0 hingga 50 atau 75%. Misalnya nih, “hanya butuh waktu 19 menit untuk mengisi 50%”. Jarang ada yang menggembar-gemborkan waktu pengisian daya dari 0 hingga 100%.
BACA JUGA: REVIEW GADGET BERCANDA ALA FROYONION, EDISI SAMSUNG GALAXY S23
Pengisian daya baterai sendiri akan terbagi dalam 3 tahap: arus konstan, saturasi serta trickle atau topping. Pada fase konstan, daya yang dihantarkan akan tinggi dan membuat baterai terisi cepat. Kemudian pada fase saturasi, arus daya akan terus turn dan mengalir perlahan hingga terisi penuh pada fase trickle atau topping.
Ini artinya, kecepatan maksimal dari fast charging memang ada di 50 persen pertamanya. Charger 66 watt misalnya nih, nggak akan terus menerus menghantarkan daya 66watt sepanjang pengisiannya. Daya akan diturunkan perlahan setelah mencapai kapasitas tertentu guna menjaga temperatur HP supaya nggak cepat panas.
Inilah mengapa fast charging akan ngebut di 50% pertama dan 50% selanjutnya akan terus menurun kecepatannya. Dan, ini juga yang bikin produsen HP dengan teknologi ini lebih menekankan pada kecepatan pengisian di 50% pertama.
FAKTOR PENENTU FAST CHARGING
Fast charging bergantung pada tiga komponen: smartphone, charger dan kabel. Smartphone bisa dibilang akan memberi “perintah” pada charger sesuai kebutuhannya. Misal, berapa daya yang dibutuhkan untuk pengisian dan kapan hantaran daya harus diturunkan supaya suhu terjaga normal.
Charger akan menerima perintah smartphone dan kabel yang sesuai akan jadi penghantar daya yang pas. Artinya, smartphone yang nggak mendukung pengisian cepat nggak akan bisa mengisi daya dalam sejam walau dipakaikan charger fast charging.
Trus, gimana kalau smartphone sudah mendukung fast charging tapi charger dan kabel kebetulan lagi rusak atau ketinggalan dan nggak bisa dipakai? Kalian tetap bisa menggunakan charger lain untuk mengisi daya, tapi jelas kecepatannya nggak akan maksimal, ya.
Kabel yang nggak mendukung juga bakal menghalangi pengisian daya cepat secara maksimal. Penting untuk menggunakan charger dan kabel bawaan untuk mengisi baterai HP supaya bisa menikmati fitur fast charging ini.
BACA JUGA: 4 GADGET UNIK YANG SABI BUAT DICOBA
MITOS ATAU FAKTA: FAST CHARGING BIKIN HP CEPAT RUSAK?
Sempat beredar anggapan kalau teknologi fast charging ini bakal bikin HP jadi cepat panas dan rusak. Tenang, anggapan ini hanya mitos belaka. Pabrikan HP pastinya akan melakukan formulasi sesuai standar sebelum melepas produknya ke pasar.
Termasuk di antaranya adalah kombinasi antara daya hantar charger dengan jenis baterai yang digunakan. HP yang sudah menggunakan fast charging juga biasanya akan dilengkapi sensor tertentu atau cooling system supaya bisa menjaga temperatur selama proses pengisian daya.
Bisa jadi, anggapan ini muncul lantaran pengguna HP dengan teknologi fast charging akan menggunakan ponselnya secara terus menerus karena daya yang hemat dan pengisian yang cepat. Kemudian, HP jadi bolak-balik diisi ulang dayanya hingga mengalami kerusakan.
Hindari menggunakan HP terus menerus sampai temperaturnya naik, ya. Apalagi tetap mengoperasikan ponsel saat tengah diisi dayanya. Ini nih yang bikin HP cepat rusak, nggak peduli apakah ada teknologi fast charging atau enggak.
Beberapa HP dengan fast charging biasanya akan turut dibekali fitur Boost Mode pada pengaturan pengisian dayanya. Fitur ini bisa dimanfaatkan guna mencapai pengisian daya tertinggi dalam waktu tercepat. Biasanya, Boost Mode akan tersedia pada pengisian daya yang mencapai lebih dari 100 watt.
Konsekuensinya, temperatur HP akan menjadi lebih cepat panas. Sebaiknya, gunakan fitur Boost Mode ini hanya dalam keadaan mendesak saja dan bukan tiap kali mengisi daya, ya. Tujuannya jelas, supaya baterai semakin awet dan nggak cepat rusak.
Nah, itu dia serba-serbi teknologi fast charging yang sekarang makin marak ditanamkan pada produk-produk smartphone. Teknologi ini jelas mempermudah pengguna karena memangkas banyak waktu pengisian daya. Tapi, fast charging juga harus digunakan dengan bijak supaya bisa mempertahankan umur panjang baterai HP. (*/)