Perusahaan terkemuka asal Swedia, Ikea, baru-baru ini memperkenalkan drone berkemampuan AI untuk meringankan beban manusia dalam bekerja. Kira-kira kapan ya teknologi yang sama digunakan di Indonesia?
FROYONION.COM – Konon katanya, lambat laun seiring perkembangan teknologi, tenaga manusia akan semakin digantikan oleh mesin. Hal ini mulai terlihat pada perusahaan ritel furniture terkemuka asal Swedia, Ikea.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1943 itu berencana untuk memperkenalkan pesawat nirawak otonom alias drone dengan kemampuan AI di pusat distribusinya yang terletak di Perryville, Maryland.
BACA JUGA: BERKAT BANTUAN AI, BRI JADI HEMAT 44 MILIAR RUPIAH PER TAHUN
Ini bukan kali pertama Ikea memanfaatkan teknologi drone. Sejak tahun 2021, drone telah digunakan sebagai eksperimen global di beberapa cabang Ikea.
Namun, ini adalah kali pertama drone tersebut akan digunakan di Amerika Serikat untuk melakukan pemeriksaan inventaris hingga mengurangi tekanan fisik para pekerja manusia.
Bagaimana cara drone ini bekerja dan apakah metode yang sama juga dilakukan oleh raksasa ritel lainnya?
Pesawat nirawak atau drone yang dapat dioperasikan dengan kendali jarak jauh seringkali digunakan untuk memantau tempat-tempat terpencil dan berbahaya yang sulit dijangkau oleh manusia. Misalnya seperti pembangkit listrik atau anjungan minyak.
Dalam perkembangannya, drone juga turut digunakan untuk pengambilan gambar film hingga kepentingan pribadi seperti aerial footage. Beberapa tahun terakhir, muncul fenomena drone inventaris yang tidak kalah menjanjikan dari hadirnya teknologi ini.
Raksasa furnitur Swedia, Ikea, menjadi salah satu yang memanfaatkannya. Ini masuk akal mengingat perusahaan tersebut mengelola gudang besar yang penuh akan barang.
Ada terlalu banyak area yang harus dieksplor oleh manusia dan juga ruang vertikal yang akan menghabiskan banyak waktu juga tenaga.
Di seluruh Eropa, Ikea telah memiliki 100 drone. Pesawat nirawak pemindai kecil ini akan memberi informasi terkini seputar inventaris sepanjang waktu.
Tidak hanya itu, drone juga mampu mencapai ketinggian yang tidak bisa dijangkau manusia maupun sebagian besar robot lain.
Parag Parekh selaku CDO Global Ritel Ikea mengungkap dalam siaran pers bahwa drone Ikea nantinya akan menggunakan algoritma yang berbasis kecerdasan buatan. Fungsinya adalah untuk mengidentifikasi serta memotret lokasi penyimpanan produk.
Penerbangan drone juga telah dijadwalkan sebelumnya dengan memanfaatkan sistem penentuan posisi di dalam ruangan khusus. Ini bertujuan untuk navigasi lokasi penyimpanan tingkat tinggi yang biasanya ada di tingkat 3 ke atas.
Drone juga nantinya akan dilengkapi kemampuan deteksi rintangan sehingga dapat meminimalisir tabrakan dengan cara mengubah rute lintasan.
Pesawat nirawak ini dibuat oleh Verity, perusahaan yang sudah populer di kalangan investor. Desainnya sendiri menggunakan skema warna biru dan kuning lengkap dengan logo Ikea dan slogan “Hej!” yang populer.
Ide Ikea ini telah dimulai pada 2021 lalu di Swiss, negara asal Verity. Kini, Verity menjangkau 16 lokasi termasuk toko-toko yang ada di Kroasia, Belgia, Jerman, Slovenia, Belanda, Jerman dan Italia.
Perusahaan drone tersebut juga menyediakan solusi khusus sesuai dengan kebutuhan raksasa furnitur tersebut.
Verity memang memiliki kemitraan dengan profil tertinggi. Sementara dalam kategori drone inventaris, pesaing Verity termasuk Gather AI, Corvus Robotics, Indoor Robotis dan Dexory.
Artinya, drone inventaris memang sedang jadi tren di kalangan perusahaan ritel. Keberadaan drone dianggap sebagai contoh bagus dari penggunaan teknologi dengan menyederhanakan proses di unit logistik.
Kecanggihan drone dan manfaatnya yang sudah terbukti ternyata tidak lantas digunakan oleh semua perusahaan. Walmart, misalnya, justru telah mengumumkan untuk mengurangi penggunaan drone dengan cukup drastis.
Termasuk di antaranya adalah 18 pusat pengiriman yang berada di Tampa, Phoenix dan Salt Lake City. Menurut laporan terbaru Axios, pengiriman paket menggunakan drone hanya akan terus dilanjutkan di Dallas-Fort Worth.
Dihentikannya penggunaan drone ini akan membuat sekitar 70 orang karyawan mitra DroneUp yang bekerjasama dengan Walmart kehilangan pekerjaan mereka. Jumlah ini sama dengan 17% staf perusahaan.
Pesawat nirawak tidak lagi digunakan Walmart karena biaya pengiriman yang terlalu tinggi dibanding jika mengirimkannya langsung ke konsumen.
Biaya pengiriman paket yang menggunakan drone mencapai USD30 per pengiriman, sementara Walmart ingin menurunkannya menjadi USD7 saja.
Tentunya ada pertimbangan keuangan berbeda antara penggunaan drone di Walmart dan Ikea mengingat kedua perusahaan ini memanfaatkan drone secara berbeda. Ikea menjadikan drone sebagai alat inventaris sementara Walmart menggunakannya untuk pengiriman.
Lebih lanjut, Ikea sendiri tidak segera menanggapi waktu pastinya peluncuran drone di Amerika Serikat serta berapa jumlah pusat distribusi yang mendapat akses drone dalam waktu dekat.
Belum bisa dipastikan juga apakah drone inventaris ini akan dioperasikan juga untuk Ikea di Indonesia. Kita tunggu saja, ya! (*/)