Tech

GAME ‘CALL OF DUTY: BLACK OPS 6’ MENGAKU PAKAI AI, INOVASI ATAU JALAN PINTAS?

Setelah berbulan-bulan dicurigai, game 'Call of Duty: Black Ops 6' akhirnya mengkonfirmasi penggunaan AI dalam pengembangan aset gamenya. Hal ini menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan gamer.

title

FROYONION.COM – Dunia gaming lagi rame nih. Setelah berbulan-bulan spekulasi, Call of Duty: Black Ops 6 akhirnya mengakui kalau mereka pakai AI generatif buat bikin beberapa aset dalam game.

Pengakuan ini bukan tanpa alasan, soalnya banyak fans yang udah curiga dari lama. Gimana sih ceritanya? Yuk, kita kupas tuntas.

Sejak Black Ops 6 rilis sekitar empat bulan lalu, pemain mulai menemukan beberapa keanehan di dalam game.

Salah satu yang paling nyeleneh adalah tampilan layar pemuatan (loading screen) yang menampilkan versi undead dari Sinterklas. Yang bikin heboh, tangan si Santa zombie ini punya enam jari.

BACA JUGA: FILM ‘RANGGA & CINTA’ AKAN HADIR DALAM VERSI MUSIKAL, REBIRTH ‘ADA APA DENGAN CINTA’

Buat yang sering ngikutin perkembangan AI, pasti tahu kalau AI generatif sering bikin kesalahan absurd kayak gini, terutama dalam menggambar tangan manusia.

Dari situ, para gamer mulai curiga kalau aset di dalam game ini bukan 100% buatan tangan para artis dari developer Treyarch, melainkan hasil bantuan AI.

PENGGUNAAN AI PUN AKHIRNYA DIAKUI

Setelah ribuan spekulasi dan kritik tajam dari komunitas, akhirnya Call of Duty: Black Ops 6 memperbarui halaman Steam mereka dan mengKonfirmasi, bahwa mereka memang pakai AI buat membantu mengembangkan aset dalam game.

Menurut kebijakan Steam, developer harus mengisi survei konten sebelum game mereka rilis dan menyatakan apakah mereka menggunakan AI atau tidak.

Anehnya, Black Ops 6 awalnya lolos dari aturan ini dan nggak transparan sejak awal. Kenapa bisa begitu?

Setelah pengakuan ini, makin banyak pemain yang penasaran dan menggali lebih dalam. Beberapa bukti lain pun muncul, di antaranya:

· Beberapa kartu panggilan (calling cards) yang katanya mirip desain AI karena anatominya aneh.

· Ada satu kartu panggilan yang diduga terinspirasi dari Hatsune Miku, tapi jarinya cuman empat, kurang aibu jari.

· Beberapa aset lain yang kelihatan nggak rapi dan punya detail yang kurang akurat seperti hasil AI generatif yang belum dipoles.

BACA JUGA: SAAT KEINDAHAN KOPI MENYATU DENGAN FOTOGRAFI: OMAKASE KOPI SUMTHIN’ ELSE FROM HERD

Ini bikin pemain dan pecinta game ini makin kecewa karena merasa Activision Blizzard (publisher dari Call of Duty) lebih fokus memangkas biaya produksi ketimbang memberikan pengalaman terbaik buat pemain.

Ada juga yang khawatir kalau ini bakal jadi tren di industri game, di mana perusahaan lebih memilih pakai AI daripada menggaji artist dan desainer beneran.

EITS TAPI JANGAN SALAH, ADA SISI POSITIFNYA, JUGA KOK?

Sebelum langsung menghakimi, kita coba lihat dari sisi lain. AI dalam industri game sebenarnya bukan sesuatu yang baru. 

Banyak studio mulai bereksperimen pakai AI buat mempercepat proses pengembangan, entah itu buat membantu desain tekstur, karakter, atau bahkan level dalam game. Keunggulan AI generatif di Black Ops 6 bisa jadi termasuk:

·Proses produksi lebih cepat, jadi game bisa dikembangkan lebih efisien.

·Eksperimen lebih banyak, karena AI bisa menghasilkan variasi desain lebih cepat.

·Membantu tim artist, jadi mereka nggak perlu mulai dari nol setiap kali bikin aset baru.

· Tapi tetap saja, kalau nggak ada transparansi sejak awal, bakal terasa seperti ‘nyolong start’ dan bisa bikin komunitas kehilangan kepercayaan.

BACA JUGA: FILM BIOPIK BOB DYLAN ‘A COMPLETE UNKNOWN’ SUDAH TAYANG DI BIOSKOP

AI DI GAME, YES OR NAY?

Keputusan Call of Duty: Black Ops 6 buat akhirnya buka-bukaan soal AI ini penting banget, tapi tetap meninggalkan banyak pertanyaan. Kenapa baru mengakui sekarang? A

pa ini bakal jadi standar baru di industri game? Dan yang paling penting, gimana dampaknya buat para artis dan kreator di industri ini?

Kalau menurut kamu sendiri gimana? Apakah AI di game itu membantu atau malah bikin kreativitas manusia jadi terpinggirkan? Yuk, diskusi di kolom komentar. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Anandita Marwa Aulia

Hanya gadis yang suka menulis