Terdapat hubungan erat antara inovasi teknologi dengan industri pornografi sepanjang sejarah. Mulai dari pengaruh mesin cetak hingga munculnya platform seperti OnlyFans.
FROYONION.COM - Sepanjang sejarah, inovasi telah berjalan seiring dengan perkembangan industri pornografi. Tak lama setelah penemuan mesin cetak, karya-karya cabul mulai beredar dengan cepat; dan kurang dari dua tahun setelah pemutaran publik pertama film pada tahun 1895, film dewasa pertama pun dirilis.
Dunia hiburan X-rated tidak hanya mengubah pandangan masyarakat terhadap seksualitas, tetapi juga memengaruhi banyak aspek teknologi dan budaya yang kita kenal sekarang.
Contoh nyata dari pengaruh pornografi dalam dunia teknologi dapat dilihat pada persaingan format video.
Ketika Betamax menolak untuk diasosiasikan dengan kaset VHS yang berisi konten dewasa, VHS pun mengambil alih sebagai standar perekaman video.
BACA JUGA: ‘LIKE & SHARE’ ANGKAT ADIKSI PORNOGRAFI DAN KEKERASAN DI TENGAH ANAK MUDA
Di sisi lain, industri hiburan dewasa juga diyakini berperan dalam preferensi DVD atas Laserdisc, meskipun teknologi Laserdisc dianggap lebih unggul.
Situasi ini menggambarkan bagaimana pornografi tidak hanya menjadi bagian dari konsumsi media, tetapi juga memengaruhi keputusan teknologi yang diambil oleh produsen perangkat.
Dengan setiap kemajuan baru, pornografi tampaknya selalu menemukan cara untuk memanfaatkan teknologi terkini, memunculkan format yang lebih efisien dan aksesibel bagi konsumen.
Kehadiran internet menandai perubahan besar dalam cara orang mengakses informasi dan hiburan, termasuk konten dewasa.
Segala sesuatu mulai dari iklan banner, pemasaran afiliasi, dan optimasi mesin pencari (SEO) hingga transaksi kartu kredit online, kompresi data, dan streaming video, semuanya telah “dijajaki” oleh industri hiburan dewasa.
Industri ini tidak hanya menjadi pelopor dalam teknologi tetapi juga mempercepat adopsi inovasi yang kini menjadi bagian integral dari ekonomi digital.
Dalam konteks ini, pornografi tidak hanya berdampak pada konsumsi individu tetapi juga pada praktik bisnis di seluruh dunia.
Dengan kemunculan platform seperti OnlyFans, industri hiburan dewasa mengalami transformasi yang signifikan.
Hasil dari ledakan pandemi yang mendorong munculnya platform ini, Fenix International telah menjadi raksasa modern yang mengalahkan raksasa lama seperti MindGeek, pemilik PornHub, RedTube, dan Brazzers, dengan pendapatan yang dua kali lipat lebih besar.
OnlyFans mencatat lebih dari 300 juta pengguna terdaftar hanya dalam waktu lima tahun, dengan pendapatan tahunan kotor meningkat dari US$300 juta menjadi US$6,3 miliar.
Menariknya, 60% dari pengeluaran konsumen di platform ini berasal dari pembelian permintaan, menunjukkan bahwa interaksi langsung dengan pembuat konten menjadi kunci bagi pertumbuhannya.
Angka-angka ini menggambarkan perubahan besar dalam cara orang berinteraksi dengan konten dewasa.
Pengeluaran transaksional meningkat 70% sejak 2021, sedangkan langganan dasar hanya meningkat sebesar 9% dalam periode yang sama. Seperti yang sering dikatakan, yang disesuaikan selalu lebih baik.
Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan luar biasa OnlyFans adalah kesepakatan pembagian pendapatan yang menguntungkan.
Pembuat konten mendapatkan potongan 80% dari pendapatan mereka, jauh lebih baik dibandingkan dengan standar industri yang sering kali memberatkan.
Sejak 2019, pembuat konten di OnlyFans telah mengantongi US$15 miliar, dengan US$5,3 miliar dibayarkan pada tahun 2023 saja, meningkat 19% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk memberikan konteks, total penghasilan yang diperoleh para pembuat konten tahun lalu melebihi total gaji pemain di NBA dan Liga Premier Inggris.
Kombinasi antara pembagian pendapatan yang baik, otonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta akses langsung kepada konsumen menjadikan OnlyFans sebagai tempat yang menarik bagi para pembuat konten.
Namun, di balik angka-angka yang mengesankan ini, terdapat sebuah realitas yang perlu dicatat.
Meskipun berita sering melaporkan tentang pembayaran mencengangkan dari nama-nama besar seperti Bella Thorne dan Cardi B, kenyataannya tidak semuanya sekilas menguntungkan untuk dua juta pembuat konten lainnya di platform tersebut.
Rata-rata pembuat konten di OnlyFans hanya menghasilkan kurang dari US$2.000 per tahun, yang lebih dekat ke angka US$1.500 setelah potongan dari platform.
Hanya 300-an pembuat konten yang dapat meraih penghasilan lebih dari US$1 juta per tahun, dan hanya sekitar 16.000 akun yang memiliki pendapatan tahunan di atas US$50.000. Dalam kata lain, bagi banyak orang, menjadi pembuat konten di OnlyFans mungkin tidak secerah yang dibayangkan.
Meskipun ada tantangan yang dihadapi oleh banyak pembuat konten, keseluruhan operasi OnlyFans menunjukkan profitabilitas yang luar biasa.
Dalam hal pendapatan bersih per karyawan, OnlyFans mencatat US$30,95 juta per kepala, jauh melampaui banyak nama besar lainnya dengan tetap mengandalkan kontraktor independen.
Industri pornografi telah lama menjadi pelopor dalam banyak inovasi teknologi, dan keberhasilan OnlyFans hanyalah salah satu contoh bagaimana industri ini dapat menciptakan peluang baru dalam ekonomi digital.
Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memastikan bahwa pembuat konten OnlyFans mendapatkan penghasilan yang layak, masa depan industri ini mungkin dapat menjadi lebih cerah bagi semua pihak yang terlibat. Sejarah telah menunjukkan bahwa inovasi dan pornografi adalah dua kekuatan yang saling melengkapi, membentuk cara kita berinteraksi dengan teknologi dan hiburan. (*/)