Tech

BLUESKY KEBANJIRAN PENGGUNA BARU MENYAINGI X, ELON MUSK WAJIB KETAR-KETIR?

Pelarangan media sosial X milik Elon Musk di Brasil, membuat pesaing mereka, Bluesky kebanjiran pengguna baru dalam waktu singkat. Diperkirakan media sosial yang dibangun oleh Jack Dorsey tersebut mendapat tambahan tiga juta pengguna.

title

FROYONION.COM - Berjarak seminggu lebih usai Pengadilan Brasil melarang media sosial X milik Elon Musk, saingan mereka, Bluesky mendapat angin segar dengan tambahan lebih dari 3 juta pengguna anyar.

Lonjakan jumlah pengguna ini membuat BlueSky menempati puncak sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh, melengserkan pesaing mereka dari Meta, Threads.

Berdasarkan informasi dari Techcrunch, pihak BlueSky mengungkapkan bahwa total 85% pengguna barunya berasal dari Brasil. Meski begitu, pertumbuhan drastis ini juga memicu peningkatan jumlah pengguna dari negara lain.

Namun yang selalu menjadi pertanyaan, setiap kali pesaing X mendapatkan peningkatan gila-gilaan adalah: Apakah mereka mampu menyamai (bahkan mungkin menandingi) pencapaian X yang sudah dibangun belasan tahun sejak era logonya masih ‘burung biru’?

MENGENAL BLUESKY

Meski beberapa mungkin pernah mendengarnya, aplikasi jejaring sosial ini tak terlalu populer di Indonesia. 

Bahkan ketika Elon Musk bikin kebijakan kontroversi di X dan banyak orang mencari alternatifnya, orang-orang justru lebih memilih Threads dari Meta ketimbang Bluesky.

Media sosial berlambang ‘kupu-kupu biru’ tersebut ibangun oleh mantan pendiri Twitter, Jack Dorsey sejak tahun 2019 ketika masih memimpin Twitter sebelum dijual pada Elon Musk.

Tak heran jika Bluesky punya tampilan atau user interface bahkan fitur yang mirip dengan bekas media sosial miliknya dahulu yang kini berganti nama menjadi X.

Dalam Bluesky, pengguna bisa melakukan apa yang mereka lakukan di X, seperti memberi like, melakukan repost, quote post, list, direct message, search tool, hingga user profiles.

Namun ketimbang menggunakan moderasi terpusat yang ditentukan oleh pihak pemilik media sosial, seperti X, Facebook dan Instagram, Jack Dorsey membangun Bluesky sebagai jejaring sosial yang terdesentralisasi, suatu konsep yang mirip dengan Mastodon.

Yang berarti, pengguna bisa membangun instance mereka sendiri (server yang menjalankan BlueSky dan terhubung ke yang lain melalui Protokol AT) dan menyesuaikan feed mereka.

Layaknya Mastodon, Bluesky juga membebaskan pengguna untuk memilih penyedia hosting pihak ketiga yang memiliki moderasi konten dengan aturannya masing-masing.

Jika diibaratkan, Bluesky (dan Mastodon) seperti sekumpulan komunitas kecil dengan aturannya masing-masing, tetapi berada dalam satu wadah yang menjadikan mereka sebagai suatu komunitas besar.

PESAING TERKUAT BAGI X?

Mengusung konsep desentralisasi dengan semangat “dari pengguna, oleh pengguna, dan untuk pengguna” membuat Bluesky seperti hasil kolaborasi Twitter dengan Mastodon.

Namun konsep seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengguna baru yang ingin mendaftar, karena mereka membutuhkan undangan khusus untuk bisa bergabung ke salah satu server moderasi yang umumnya berjumlah terbatas.

Beruntung, pada Februari lalu, pihak Bluesky mengatasi tantangan ini dengan merilis Bluesky Social yang memudahkan pengguna baru yang tak memiliki ‘undangan khusus’ (berupa kode) dari salah satu penyedia hosting.

Berkat Bluesky Social ini, para pengguna baru bisa dengan mudah mendaftar. Meskipun mereka harus mengikuti moderasi konten secara terpusat atau mode default yang diatur oleh pemilik platform.

Barangkali hal inilah yang kemudian membuat Jack Dorsey mundur dari kursi dewan direksi, karena menganggap Bluesky melakukan ‘kesalahan’ yang sama seperti Twitter dan tak sejalan dengan semangat awalnya saat membangun Bluesky dulu sebagai media sosial independen.

Namun tak bisa dipungkiri, Bluesky Social juga menjadi salah satu faktor yang mendongkrak pertumbuhan jumlah pengguna, selain tampilannya yang mirip X dan adanya pelarangan X untuk sementara oleh Pengadilan Brasil.

Meski begitu, sulit membayangkan bahwa Bluesky akan menjadi tandingan terkuat bagi X, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Bahkan sekalipun banyak kontroversi yang dibuat oleh Elon Musk di sana, jutaan pengguna masih menjadikan X sebagai pilihan utama mereka.

Terlebih dengan kemungkinan kembali dibukanya akses X, seperti jejaring sosial lainnya (WhatsApp dan Telegram) yang pernah diblokir di Brasil, para pengguna Bluesky bisa saja membiarkan akunnya mangkrak begitu saja.

Hal semacam ini terjadi pada Mastodon dan Threads. Meskipun berhasil meraup jumlah pengguna baru gila-gilaan dalam waktu sekejap, jumlah pengguna aktif hariannya mengalami penurunan signifikan.

Menurut penulis, arah angin media sosial masa kini yang lebih berfokus pada konten visual seperti gambar dan video, menjadi salah satu alasan media sosial berbasis teks yang baru sulit menjadi pilihan utama di hati para pengguna.

Dalam kasus ini, Elon Musk berhasil menunjukkan pada kita, bahwa CEO Tesla tersebut tak hanya membeli media sosial dengan ratusan juta pengguna, melainkan juga membeli kenangan dan sejarah di dalamnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan