Mesin pencari seperti Google sudah menjadi andalan banyak orang sebagai media akses informasi. Namun, hadirnya generative AI dalam bentuk chatbot kini menjadi solusi alternatif dari mesin pencari.
FROYONION.COM - Hadirnya chatbot dengan generative AI (Artificial Intelligence) merubah cara sebagian orang mengakses sebuah informasi di internet. AI chatbot dengan kemampuan generative AI-nya menawarkan kemudahan akses sebuah informasi lebih efisien dibandingkan dengan sebuah search engine.
Misalnya, saat kita ingin mencari tahu sebuah informasi tertentu dengan menggunakan AI chatbot, kita bisa langsung mendapatkan ringkasan informasi tersebut dengan bahasa yang mudah dimengerti tanpa harus menunggu lama.
BACA JUGA: MENGENAL GOOGLE ADS TRANSPARENCY, BAKAL UBAH BANYAK CARA BERIKLAN DI INTERNET!
Berbeda kalau kita hanya menggunakan search engine sebagai media akses informasi. Biasanya, search engine seperti Google tidak selalu menyajikan informasi berupa ringkasan, melainkan search engine Google akan menyajikan informasi berupa daftar tautan. Akhirnya kita perlu memilih tautan yang sesuai terlebih dahulu dan merangkum informasinya sendiri.
Kemudahan yang ditawarkan oleh sebuah AI chatbot tidak hanya berhenti di situ. AI chatbot seperti Bard misalnya, juga bisa menghasilkan sebuah puisi, lirik lagu, ide-ide kreatif, hingga menuliskan baris kode pemrograman.
Kalau dibandingkan dari cara penyajian informasi, AI chatbot sudah tentu lebih baik. Lalu ketika AI chatbot dirasa sudah lebih baik, apakah AI chatbot akan menggantikan posisi search engine seperti Google di masa depan?
Jawabannya ‘tidak pasti’
Karena sebenarnya search engine dan AI chatbot adalah dua hal yang berbeda dari sisi fungsi dan cara kerja.
Search engine seperti Google bekerja berdasarkan kata kunci atau query yang diberikan oleh kita sebagai pengguna, yang nanti hasilnya akan disajikan ke dalam bentuk tautan yang sudah diurut berdasarkan peringkat dan pencocokan kata kunci pada halaman web.
Sedangkan AI chatbot bekerja dengan cara mencocokan kata kunci yang diberikan dengan dataset yang dimiliki, bukan dengan data dari internet. AI chatbot juga sengaja dilatih untuk memahami bahasa alami yang sering digunakan oleh manusia sehingga dapat melakukan komunikasi dua arah juga.
Dari sisi fungsi, search engine memang dirancang sebagai alat pencari informasi yang tersebar di internet. Maka tidak heran jika saat menampilkan hasil dari pencarian, search engine seperti Google memberikan banyak pilihan tautan yang isinya bermacam-macam informasi dari berbagai sumber.
Sedangkan AI chatbot dirancang sebagai asisten robot pribadi yang dapat memberikan informasi, hiburan, dan juga bantuan saat mengerjakan tugas, bukan sebagai alat untuk mencari informasi.
AI Chatbot seperti Bard juga masih memiliki kelemahan ketika menyajikan sebuah informasi. Google menyebut kelemahan ini dengan istilah ‘hallucination’ atau halusinasi. Maksudnya, AI chatbot seperti Bard bisa saja memberikan informasi yang keliru, layaknya orang yang sedang berhalusinasi.
Misalnya, dalam kasus Bard, Bard sering kali menampilkan informasi yang sebenarnya tidak masuk akal dan keliru, tetapi terlihat sangat meyakinkan sehingga dapat dengan mudah membuat orang percaya.
Kelemahan halusinasi ini juga masih belum bisa dipecahkan, bahkan oleh Google. Jadi, sangat disarankan untuk mengecek kembali informasi yang diberikan oleh AI chatbot kepada kita sebagai pengguna agar tidak terjadi kesesatan informasi.
Di setiap jawaban atau informasi yang diberikan oleh Bard kepada pengguna, selalu ada tombol ‘Google it’ untuk memeriksa kembali fakta dari informasi yang diberikan melalui search engine Google.
Daripada membanding-bandingkan kehebatan sebuah search engine dengan AI chatbot, kenapa tidak melakukan kolaborasi saja?
AI chatbot seperti Bard bisa menjadi sebuah fitur yang sangat berguna bagi sebuah search engine Google.
Bard dapat menerjemahkan hasil pencarian ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh para pengguna. Namun, Bard saat ini masih dalam tahap eksperimen, Bard belum bisa ditambahkan menjadi sebuah fitur pada search engine Google.
Sundar Pichai selaku CEO dari Google juga sudah membeberkan rencana integrasi AI chatbot Bard dengan search engine Google melalui blognya. Menurutnya, Bard bisa menjadi fitur yang sangat membantu pengguna untuk mendapatkan informasi melalui tanggapan yang mudah dimengerti oleh manusia.
Ketika hal itu sudah tercapai, kita tidak perlu lagi membanding-bandingkan teknologi AI dengan search engine, karena keduanya sudah bersatu.
Untuk saat ini, kalau ingin mencari informasi yang terpercaya sumbernya, search engine bisa menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan hasil yang jelas dan akurat.
Sedangkan bila ingin mencari informasi seperti ‘ide nama hewan peliharaan yang lucu’, ‘ide lirik lagu bertema gembira’, atau ‘ide pantun jenaka’ dengan gaya penyajian yang menarik tanpa mementingkan keakuratan fakta, AI chatbot seperti Bard menjadi solusi alternatif. (*/)