Akses internet di Parepare, Sulawesi Selatan masih belum maksimal. Seringnya hanya mudah diakses pada malam hari. Di tengah keterbatasan tersebut, Shinta memulai bisnis online shop di daerahnya.
FROYONION.COM - Kota Parepare terletak di pesisir kelurahan Kampung Pisang, kecamatan Soreang, Sulawesi Selatan. Akses internet di sana hanya mudah didapat pada malam hari. Sedangkan pada siang hari koneksinya sering tidak stabil.
Shinta Amang, seorang youthpreneur dari Parepare, Sulawesi Selatan menggunakan internet untuk mengembangkan butik gamis miliknya yang dijalankan bersama kakaknya.
Menurut Shinta, gamis adalah pakaian yang dekat dengan perempuan Parepare lantaran banyak digunakan untuk acara spesial, seperti pernikahan, ulang tahun, syukuran, dan lainnya.
BACA JUGA: PENTINGNYA AKSES INTERNET UNTUK PERTUMBUHAN LITERASI DIGITAL DI SUMBA TENGAH
Dalam mengembangkan bisnisnya, Shinta pun turut mempelajari cara pengelolaan bisnis lewat program Skills for Jobs Indonesia dari Microsoft dan Kartu Prakerja.
“Persaingan di bisnis busana itu bukan barang mudah, saya menyadari bergesernya perilaku konsumen yang kini memprioritaskan ranah online. Jadi saya harus cari cara untuk dapat bersaing,” ujar Shinta.
“Saya ikut dan menyelesaikan 10 kelas online di Skills for Jobs (SFJ), mayoritas terkait dengan pengelolaan bisnis, hingga penggunaan Microsoft Office untuk menjalankan UMKM seperti usaha saya ini,” tambahnya.
Menggunakan aplikasi seperti Microsoft Office bisa jadi terdengar seperti hal yang biasa. Namun, di daerah lain, aplikasi tersebut sangat membantu dalam mengatur pembukuan keuangan yang dapat menghemat waktu dan tenaga dalam menjalankan bisnis.
Melalui 10 kelas online tersebut, Shinta menerapkan semua keterampilan yang dia pelajari pada bisnisnya. Kini Shinta tak lagi berpaku kepada penjualan langsung. Dia pun mengadopsi e-commerce agar pelanggan lebih leluasa melihat katalog, membaca ketentuan rental, dan melakukan pembelian.
Dari 10 kelas tersebut, setiap kelas memiliki jumlah modul atau materi pelajaran yang berbeda-beda. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kelas pun biasanya bervariasi.
“Kelas yang paling singkat [saya selesaikan] adalah kelas Kick Start Your Online Business. Di situ saya menyelesaikan kelasnya dalam waktu 3 hari,” terang Shinta.
Sementara yang paling lama itu kelas yang paling pertama saya pilih yaitu Membuat Katalog Produk Yang Menarik Dengan Microsoft PowerPoint yang saya tuntaskan dalam 18 hari,” terang Shinta.
BACA JUGA: KISAH BRYAN VALENZA, 10 TAHUN MENJADI COLOR ARTIST UNTUK KOMIK MARVEL DAN DC!
Shinta menyelesaikan 10 kelas tersebut selama 4 bulan. Dalam hal ini, Shinta meyakini bahwa yang penting dari proses belajar bukanlah dari cepat atau lambat menyelesaikan kelasnya, melainkan dari sejauh mana bisa memahami dan mampu menerapkannya.
Misalnya, ketika Shinta belajar membuat katalog kreatif secara online. Shinta gak takut untuk mengulang-ulang materinya sampai dia benar-benar paham. Lalu dia coba mempraktikkan membuat katalog kreatif untuk bisnis jahit dan penyewaan gamis miliknya.
Sambil belajar lewat kelas online dan melakukan praktik, Shinta juga menerima masukan dari konsumen untuk membuat bisnisnya menjadi lebih baik lagi. Begitu sudah paham betul materi dalam satu kelas online, barulah Shinta pindah ke kelas berikutnya.
Program Skills for Jobs Indonesia dari Microsoft dan Kartu Prakerja menyajikan banyak sekali materi yang bisa kalian pelajari. Mulai dari operasi dasar Microsoft Office, seperti Microsoft Excel dan Word untuk membantu pembukuan keuangan, pencatatan kegiatan usaha, dan lain-lain.
Berhubung saya memiliki bisnis mode, saya mengikuti kelas tentang desain busana,” terang Shinta. “Saya juga ikut kelas Strategi Digital Marketing Untuk Bisnis, Memahami Penetapan Biaya dan Analisis Bisnis.”
Shinta menjelaskan, bahwa masih ada 18 pelatihan gratis lainnya yang disediakan oleh Skills For Jobs Indonesia yang sangat bagus untuk menunjang karier.
BACA JUGA: 11 FAKTA TRIVIA SOAL SABDA ARMANDIO, PENULIS ‘24 JAM BERSAMA GASPAR’
“Saya punya cita-cita untuk terus mengembangkan bisnis gamis saya dan kakak,” ujar Shinta. “Dan melihat pergeseran kebiasaan konsumen yang semakin bergeser ke online, kami juga harus bisa mengikuti agar bisa terus berkembang.”
“Program Skills for Jobs Indonesia ini membantu saya mempelajari bagaimana menjadi pengusaha yang lebih baik, lebih efektif, dengan bantuan teknologi. Alhasil, konsumen pun jadi lebih senang karena mereka dimudahkan untuk berbelanja,” tambah Shinta.
Shinta mengaku bahwa dia juga masih ingin belajar materi lainnya, seperti editing foto atau video untuk membuat materi promosi yang bagus, sehingga konsumen bisa melihat produk gamis Shinta lebih detail.
Shinta mengungkapkan bahwa terdapat 3 hal yang cukup memengaruhi waktu penyelesaian kelas online tersebut.
Hal yang pertama adalah kendala koneksi internet di siang hari yang terkadang membuat peserta kesulitan mengakses materi videonya.
“Biasanya saya menargetkan sekitar 2 sampai 3 jam sehari, atau 2 modul dalam satu minggu supaya saya tetap konsisten dan disiplin belajar,” terang Shinta.
“Saya sendiri lebih suka belajar di malam hari karena sudah ada lebih banyak waktu luang dan koneksi internet juga lebih baik. Jadi saya bisa lebih fokus belajar,” tambahnya.
Lalu hal yang kedua adalah proses adaptasi dalam mengenal sejumlah materi dalam kelas online tersebut. Terdapat banyak istilah baru yang belum familiar dan harus dipelajari dari awal.
Kemudian hal yang kedua adalah praktik langsung langsung setelah mempelajari materi tersebut. Shinta belajar sambil mempraktikkan apa yang diinstruksikan pada materi yang dipaparkan.
Jadi tiap ada tips, Shinta langsung melakukannya. Dia turut menerangkan bahwa kebanyakan isi dari pelatihan di SFJ itu bukan hanya materi, tapi juga ditambah praktek yang sangat efisien untuk belajar.
BACA JUGA: RESA BOENARD: PAHLAWAN SEJATI BAGI ANAK-ANAK DAN MASYARAKAT TPST BANTAR GEBANG
Masyarakat kota Parepare biasanya menggunakan internet untuk bermain media sosial, menghubungi keluarga, mencari informasi, dan menuntaskan tugas sekolah. Sebagian sudah mulai menjalankan bisnis online shop, salah satunya Shinta.
Sayangnya internet yang tidak stabil kadang menjadi tantangan. Namun, menurut Shinta, hal itu tidak boleh dijadikan alasan. Solusi yang Shinta lakukan adalah dengan mengikuti kelas online pada malam hari supaya bisa mendapat koneksi internet yang lebih stabil.
“Saya tidak mengizinkan tantangan sekecil apapun mengendurkan semangat saya,” ucap Shinta. “Saya harap semangat ini juga diadopsi pemuda Indonesia lainnya.”
Shinta berharap semoga akses internet semakin baik dan semakin merata. Tidak hanya di Parepare, tapi di seluruh Indonesia. Dengan begitu, semakin banyak anak muda yang melek digital sehingga bisa memanfaatkan kekuatan digital untuk produktif berkreasi dan menebar manfaat. (*/)