Sosok satu ini dikenal sebagai motion graphic artist di balik stage visual yang mungkin kamu pernah saksikan di banyak festival musik.
FROYONION.COM - Apakah kalian menyadari salah satu perbedaan mencolok antara festival-festival musik atau konser-konser musisi di Indonesia yang ada di sepanjang dekade 2000-an dan festival-festival serupa yang dihelat sekarang ini?
Dulu di dekade 2000-an, latar belakang penampil cuma sekadar backdrop acara, atau paling ‘mentok’ adalah backdrop dari sponsor utama festival musik tersebut.
Mayoritas yang ditampilkan di layar adalah pesan dari sponsor-sponsor yang asalnya dari produsen rokok berlokasi di Jawa dengan segudang sumber daya alias dana yang bisa menggerakkan sebuah festival musik.
BACA JUGA: LIHAT LEBIH DEKAT PERJALANAN KARIER SHERINA DALAM TIGA BABAK
BACA JUGA: MENGENAL RAHMANIA ASTRINI: DARI PENYANYI COVER HINGGA JADI SPECIAL GUEST DI KONSER COLDPLAY JAKARTA
Backdrop festival yang didominasi pesan sponsor ini bisa ditemukan di berbagai event, dari acara musik ngabuburit khusus di bulan puasa, roadshow antarpulau dan kota di Indonesia, sampai promo produk rokoknya sendiri.
Selama dekade 2000-an, pernak-pernik panggung penampil masih jauh dari kata modern, selain backdrop acara hanya ada hiasan lighting saja.
Namun, hal itu berubah terutama sekitar 10 -15 tahun terakhir ini. Para penonton sebuah festival musik tidak hanya bisa menikmati penampilan para musisi di panggung yang akan membawakan karya-karya mereka, tetapi juga sajian visual yang ada di belakangnya yang biasa disebut sebagai “stage visual”.
BACA JUGA: 6 HAL YANG (MUNGKIN) TIDAK ADA DI FESTIVAL LAIN, TAPI DI SYNCHRONIZE FEST 2022 ADA
Di balik stage visual yang keren, colorful, dan nyentrik ada seorang motion graphic artist yang menjadi kreator visual feature panggung tersebut.
Salah seorang atau sosok motion graphic artist yang sudah malang melintang di dunia festival musik adalah Isha Hening. Nama ini sudah tidak asing pastinya untuk kalangan pecinta festival-festival musik besar di Indonesia.
BACA JUGA: WIDAYAT, SEORANG MAESTRO YANG SEDANG BERJUANG UNTUK EKSISTENSI KETOPRAK RADIO DI YOGYAKARTA
Mulai dari event Djakarta Warehouse Project (DWP), Soundrenaline, Synchronize Fest, konser Raisa, Barasuara, sampe Pee Wee Gaskins adalah daftar festival dan konser musisi yang telah ia kerjakan proyek visual stage-nya.
Dikutip dari Manual, ia mengatakan jika strength point dan karakternya dalam visual art adalah komposisi warna yang ia sajikan di setiap penampilan visual stage. Hal itulah yang terus menerus ia asah untuk mempertebal karakter dirinya sebagai seorang motion graphic artist.
Dari sisi proses kreatif, Isha Hening juga menjelaskan kalau dirinya tipe orang yang tidak membatasi dirinya kepada referensi-referensi tertentu ketika mengembangkan sebuah proyek visual art, sebaliknya proses kreatifnya lebih banyak diambil dari imajinasi serta letupan ide yang keluar dari kepalanya.
BACA JUGA: CERITA JATUH BANGUN YESSIOW MENJADI ILUSTRATOR MUDA INDONESIA YANG MENDUNIA
Perempuan yang juga lulusan Desain Komunikasi Visual ITB ini bisa dibilang menjadi ikon bagaimana opsi untuk terlibat dalam sebuah pertunjukkan tidak harus melulu sebagai penampil depan layar macam penyanyi, penari, pemain band dan sebagainya.
Sosok-sosok dibalik layar juga bisa menjadi pilihan tepat untuk anak-anak muda saat ini jika ingin terlibat dan show-off skillnya di dunia pertunjukkan salah satunya sebagai seorang motion graphic artist.
Beberapa karya dari Isha Hening bisa kamu lihat entah itu di website pribadi dirinya di ishahening.com atau kamu bisa cek juga akun media sosial pribadinya. Kalau kalian cek akun instagram dari Isha Hening, kamu bakalan liat kalo orang-orang dibalik layar seperti motion graphic artist juga bisa punya tempat untuk aktivitas-aktivitas digital macam endorsement.
Mulai dari di support set-up gear pekerjaanya sehari-hari, terus clothing atau apparel brand yang biasa dipakai, sampai sneakers favorit dirinya. Kayaknya sekarang udah lumrah kalau gak harus orang-orang depan layar semacam penyanyi atau personil band saja yang dapat kesempatan endorsement.
Tapi orang-orang dibalik layar sebuah pertunjukkan musik seperti Isha Hening dengan karya-karyanya yang sangat keren bisa masuk ke ranah tersebut juga.
Melihat gairah pertunjukkan musik Indonesia belakangan ini yang makin gila harusnya bisa membuka pandangan anak-anak muda sekarang soal lebih terbukanya kesempatan bekerja dari bidang apapun salah satunya motion graphic artist.
Nama Isha Hening adalah deretan nama dari kolam yang cukup luas dari skena visual stage di Indonesia yang akan terus berkembang ke depannya. Tentunya masih banyak lagi nama-nama yang lain seperti Ican Agoesdjam, VNGNC yang bahkan diajak kolaborasi dengan musisi-musisi luar negeri. Jadi, siapa nih yang mau jadi motion graphic artist?