Kenal lebih dekat dengan Yessiow, seniman mural & ilustrator muda asal Bali yang punya cerita unik tentang proses kariernya di industri kreatif. Simak di sini!
FROYONION.COM - Bicara soal anak muda yang sukses mengharumkan nama Indonesia ke tingkat dunia, saatnya kita mengenal lebih jauh sosok yang satu ini. Yessi Nur Mulianawati atau karib disapa Yessiow, seniman mural dan ilustrator asal Bali yang kini menjalankan tur ke lima negara: Spanyol, Yunani, Austria, Italia, dan Australia.
Ditemui dalam Pameran Ilustrator Bangga Berbudaya Asli Indonesia, di M Bloc, Jakarta, Sabtu (12/8), Yessiow menjalankan misi menggambar mural kelima negara di atas dengan tujuan istimewa yakni tentang perempuan, agar dirinya bisa menjadi pelajaran penuh inspiratif bagi setiap orang.
Tak hanya soal perempuan, di dalam tur tersebut, cewek dengan tampilan rambut poninya ini akan menyoroti isu-isu yang menekankan keberagaman kulit manusia sebagai karya mural terbaiknya. Karena hakikatnya, perempuan berhak memiliki kekuatan yang sama untuk mengubah dunia.
Spanyol menjadi negara pertama bagi Yessiow dalam memamerkan karyanya melalui media tembok di beberapa sudut kota pada tanggal 11 - 18 Juni 2023, dan akan berlanjut di beberapa negara Eropa lainnya. Untuk itu, publik dapat menyaksikan mural buatan Yessiow hingga Oktober 2023.
Selain prestasinya yang hebat, ternyata, Yessiow mengawali semuanya dari hobi menggambar yang sudah ia geluti sejak kecil. Kemudian, di tahun 2013, ia bertekad menjadi ilustrator, dan saat itulah kisah jatuh bangunnya menjadi ilustrator muda Indonesia yang mendunia ia mulai.
Penasaran akan cerita menarik dari profesi Yessiow sebagai ilustrator? Tim Froyonion.com telah merangkumnya khusus untuk kalian melalui tulisan di bawah ini. Baca sampai habis, ya!
BACA JUGA: PROFESI ILUSTRATOR ATAU SENIMAN TAK AKAN TERGANTIKAN OLEH AI
Sejak usia kanak-kanak, Yessiow punya hobi menggambar. Beruntung karena lahir dari keluarga yang saling mendukung, kedua orang tua Yessiow selalu mewadahi bakat dan kreativitasnya di bidang menggambar, seperti mendaftarkan dirinya di berbagai lomba menggambar yang ada di Bali.
Seiring berjalannya waktu, kecintaannya akan dunia menggambar semakin tinggi dan berniat melanjutkan studi di jurusan desain grafis. Namun, karena sang ibunda berpesan untuk melanjutkan studi di bidang non seni dan berharap agar bekerja sebagai pegawai kantoran, harapan Yessiow hampir pupus.
Secara diam-diam, Yessiow mendaftar impiannya ke jurusan desain grafis di salah satu kampus di Bandung. Ia pun diterima. Ibundanya yang sempat menolak keinginan Yessiow tersebut akhirnya dapat luluh berkat dukungan dari sang ayah. Setelah itu, ia masuk kuliah pada tahun 2014, dan di tahun 2018 Yessiow resmi lulus dari kampusnya.
Menariknya, ia sempat magang selama 6 bulan di salah satu perkantoran di Jakarta. Jiwa kebebasannya meronta-ronta. Yessiow paham bahwa dirinya merasa jenuh dan lelah jika harus mengejar karier sebagai pegawai kantoran di ibu kota. Bisa dibilang, inilah alasan bagi dirinya untuk terjun sebagai seniman mural dan ilustrator.
“Karena aku nggak suka jadi pekerja kantoran. Aku pernah magang 6 bulan di Jakarta dan ternyata secapek itu, ya,” jawab Yessiow kepada Froyonion.com.
Sejak saat itu, Yessiow bertekad untuk menjadi ilustrator, dan menjalani kehidupan nomaden pasca lulus kuliah bersama rekannya, Stijn, demi memanfaatkan kesempatan melukis mural di beberapa negara seperti India, Kamboja, Nepal, Turki, Afrika Selatan, Italia, dan lainnya. Meski merasa nyaman, terkadang ia juga merasa lelah.
“Di balik kehidupan aku sebagai ilustrator yang kayaknya enak, tapi dipikir-pikir memang berat juga ya jadi ilustrator. Hahaha,” ucap Yessiow dengan tertawa.
Pertentangan antara Yessiow dengan sang ibunda soal profesi illustrator adalah sebagian kecil rintangan yang ia hadapi untuk bisa mendalami ini. Di samping itu, Yessiow berulang kali merasakan jatuh bangun dengan tantangan yang berbeda.
Misalnya, di tahun 2018 selepas ia ulus kuliah dan masih menggeluti seni doodle sederhana, Yessiow ingin mengembangkan karya dengan mengawali bidang baru di ilustrasi buku anak. Ia pun suka. Namun, ia tak menyangka jika inovasi itu justru membuat sebagian followers di media sosial merasa kurang tertarik.
“Saat aku posting di media sosial, I lost so many followers dan tiba-tiba likes-nya kok menurun. Terus, ada yang nge-DM, kok gambarnya sekarang kayak gini, mana doodles-nya yang dulu? Karena aku berkarya untuk diri sendiri, akhirnya, aku ubah lagi untuk mengombinasikan doodle dengan warna,” ujarnya.
Setelah karyanya kembali dikenal di media sosial, tiba-tiba di tahun 2020, muncul musibah pandemi covid-19 yang menggemparkan seluruh dunia. Kebijakan lockdown yang ketat membuat Yessiow harus menginap di salah satu hotel di India selama 7 bulan lamanya.
Tak ingin kreativitasnya vakum. Selama itu pula, Yessiow banyak melakukan perubahan. Di antaranya riset, latihan menggambar, dan mencari karakter yang selama ini hilang dari dalam dirinya. Contohnya, saat ia kesulitan menggambar manusia, ia memanfaatkan kekurangannya itu dengan menciptakan gambar dari pola-pola garis sederhana.
“Karena aku nggak bisa gambar orang, ya sudah aku memanfaatkan kekuranganku ini menjadi kelebihan saja. Jadi, aku pakai elemen line art yang ternyata, hasilnya lucu juga, ya,” tambahnya.
Setelah berjuang lewat pandemi covid-19 yang melanda India, perjalanan Yessiow menjadi ilustrator dunia akhirnya menemui titik terang setelah mengikuti Pompeii Street Festival di Italia, International Public Art Festival di Afrika Selatan, dan terakhir mengisi ruang mural di Spanyol pada Juni 2023.
Pertama, dengan mengikuti berbagai kompetisi atau lomba desain dan pameran serta festival ilustrasi. Menurut Yessiow, acara tersebut dapat menambah portofolio dan proyek seni bagi kalian yang ingin terjun di dunia ilustrasi.
“Salah satunya adalah mengikuti kompetisi desain dan pameran ilustrasi. Dulu aku suka ikut lomba sana-sini, dan sekaligus jadi portofolio,” kata Yessiow.
“Kadang-kadang, ya, malah kalau nggak ada proyek, aku jadi mager dan malas gitu. Jadi, ini salah satu motivasiku berkarya dan bikin portofolio. Apalagi buat yang mau masuk ke dunia industri ilustrasi, ini salah satu jumping point-nya,” timpalnya.
Kedua, setelah mengikuti lomba dan festival ilustrasi, berikut ini juga tak kalah penting yaitu menambah relasi. Yessiow bilang bahwa hal ini akan menciptakan mutual relationship antara illustrator, atau saling mendapatkan keberuntungan dari setiap acara.
“Mutual relationship juga penting, loh. Jadi, kita bisa datang ke festival rekan ilustrator yang lain. Makanya, kalau mau acara kamu ramai, kamu harus dateng ke acara temanmu yang lain, begitu sebaliknya. Bonusnya, kita jadi banyak teman baru,” pungkasnya.
Lewat kisah dari Yessiow, kita belajar bahwa untuk mendapatkan cita-cita, perlu keberanian untuk menghadapi segala tantangan dan rintangan. Percayalah, bagi kalian yang ingin berkiprah di industri kreatif seperti halnya Yessiow, dengan tekad yang kuat, pasti semuanya akan tercapai. (*/)
BACA JUGA: MULAI DARI HOBI MENGGAMBAR SAAT PANDEMI, LO BISA MEMILIH PROFESI MENJADI ILUSTRATOR