Nama Ais Lugu tidak asing lagi di dalam skena musik lokal Jogja. Karena dia adalah orang yang sangat aktif dalam menghadiri acara-acara musik. Sangking rajinnya menghadiri konser musik, ia dijuluki sebagai “Hantu Gigs”.
FROYONION.COM - Nama Ais Lugu menjadi topik perbincangan di dalam skena musik lokal Jogja setelah akun Twitter The Jeblogs (band asal Klaten) membuat cuitan perihal iritnya motor Supra Fit yang dipake Ais untuk menyambangi konser-konser yang ada di Jogja dan sekitarnya.
“Pertanyaan terjawab, kenapa Ais Lugu tiap ada konser berbayar ataupun gratis selalu ada di barisan depan pun juga kaos band selalu update, Supra Fit pilihannya. Itu, tepuk tangan buat Ais Lugu. *salimwolakwalik,” tulis akun Twitter The Jeblogs pada 31 Oktober 2022 lalu.
Pria yang sedari 2010 merantau di Jogja dan kini bekerja di salah satu toko distro di Malioboro Mall ini memang sangat rutin dalam menghadiri konser-konser musik, wabil khusus yang ada di Jogja. Terlihat di akun Instagram @ais_lugu, nyaris setiap pekannya selalu saja ada unggahan di snap Instagram-nya yang menandakan kalau dirinya sedang berada di suatu konser musik.
Sehingga sangking seringnya Ais Lugu menghadiri konser, banyak orang yang bergeliat di dalam skena musik Jogja menjulukinya dengan sebutan “Hantu Gigs”. Dalam artian bahwa hantu memiliki makna gentayangan dan Ais Lugu ini bergentayang alias selalu ada di acara-acara musik.
Dirinya sempat mengaku pernah dalam sehari menghadiri konser di Jogja sebanyak tiga kali. “Aku pernah datengin konser sehari tiga kali. Sore nonton Niskala, habis magrib aku dateng di TBY, Niskala main lagi sama Rubah Di Selatan. Setelah itu malam jam 9 aku pindah ke Bage X Kama yang main Untitled Joy, The Kick, sama Circle Fox,” ungkap Ais Lugu saat saya temui pada 30 November lalu di JRNY Coffee Seturan.
Tidak hanya Jogja saja, kota lain yang sering dan pernah ia sambangi untuk menonton konser antara lain Solo, Magelang, Salatiga, dan Jakarta. “Jadi aku tuh kalo udah seneng sama band kalo masih bisa aku tutke (ikuti) yo aku tutke (ikuti) ke mana dia main,” kata Ais Lugu pada malam itu.
Ais Lugu memang bukan nama aslinya. Pria dengan perawakan badan berisi dan tinggi kira-kira 168 cm ini memiliki nama lengkap Muchammad Abdul Azis. Nama Ais sendiri berasal dari sapaan salah seorang teman di SMA-nya yang juga satu fakultas di UIN Sunan Kalijaga yang kemudian menjamur ke temen-teman lainnya. Sedangkan kalau nama Lugu terinsipirasi dari salah satu personil dari FSTVLST.
“Dulu waktu bikin Instagram itu bingung mau pake username apa. Nah kebetulan personil FSTVLST tuh punya julukan. Mas Farid Stevy dengan Berita Benderang, Mas Roby dengan Melodi Masyarakat. Terus punyanya Dacong itu Lugu Nakal. Dari ketiga julukan nama itu, aku sadur nama Lugu, karena aku kira nama itu sesuai sama personaku,” ungkap Ais Lugu.
Pria asal Cilacap yang lahir pada 1996 ini memang sudah sejak 2012 menyukai FSTVLST. Dan pas ditanya kenapa menyukai band yang beraliran Almost Rock, Barely Art ini, ia hanya menjawab merasa cocok sama lagu-lagunya. “Musiknya (FSTVLST) enak. Masuk aja di telingaku,” imbuhnya.
Bahkan bisa dibilang dari FSTVLST-lah yang membuat dirinya lekas menyukai dunia perkonseran dan musisi/band lainnya.
Awal mula Ais Lugu menyukai dunia perkonseran adalah saat akhir tahun 2012 dirinya sering diajak keluar malam mingguan oleh temannya untuk nonton konser di Jogja National Monumen. Kebetulan waktu itu band-band yang sering ditontonnya masih seputar band-band dari kalangan hip-hop.
Dirinya juga mengatakan bahwa kala itu tidak terlalu suka dengan konser musik. Dia hanya suka diajak keluar saja lantaran tidak ada agenda lain yang menarik untuk dilakukan. Namun sela beberapa bulan ia dikenalkan dengan FSTVLST. Dari situlah titik saat dirinya mulai menyukai konser.
“Nah kan FSTVLST kalo manggung bareng sama band lain otomatis aku juga nonton band lainnya dan akhirnya jadi suka dengan band lainnya itu. Jadi kayak nyambung-nyambung ke band-band lain gitu, Mas,” tambah Ais.
Alumnus UIN Sunan Kalijaga jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam ini memang lebih menyukai band-band lokal karena baginya, band-band lokal bisa ia ajak srawung (bergaul) layaknya teman pada umumnya. Ia juga cukup akrab dengan FSTVLST, Untitled Joy, The Bunbury, The Jeblogs, The Kick, Niskala, dan lain sebagainya.
“Kebetulan aku senengnya band-band lokal. Karena aku ngerasa kalo seneng band luar negeri kayak Neck Deep misalnya, aku nggak bakal bisa nyerawungi mereka nih. Makanya aku suka sama band lokal. Bahkan melalui mereka, aku ngerasa udah kayak temen sendiri aja.”
Walaupun dirinya menyukai banyak band lokal dan sering menghadiri konser, tapi pria yang saya temui dengan kaos band The Jeblogs, beanie hitam, dan beberapa kalung yang dipakenya ini terang-terangan mengaku tidak bisa memainkan alat musik.
“Aku ini nggak bisa main alat musik kayak gitar dan lain-lain, mas. Mungkin cuma tamborin aja sek asal nutuk. Nyanyi yo bisa dibilang fals. Bahkan tolak ukur musik bagus dan jelek aja aku nggak tahu, sek penting aku iso nikmati, wes gitu aja,” kelakar Ais pada malam itu.
Selain itu pula, ia bercerita bahwa waktu dulu sering menonton konser sendirian. Berangkat, nonton konser, terus pulang. Begitu siklus yang dulunya ia lakukan. Tapi semenjak nama Ais Lugu dikenal oleh anak-anak skena musik Jogja, kini walau ia berangkat konser sendiri, dirinya bisa ngobrol dengan banyak orang.
Pun boleh dikata melalui konser itu pula relasi Ais Lugu dengan orang lain lekas terbangun. “Kini aku kalo nonton konser itu jadi ada temennya. Aku jadi kayak punya keluarga baru gitu,” paparnya.
Dari sekian banyak konser yang Ais Lugu datangi, pun tidak terhitung berapa jumlahnya, sekilas ia masih ingat konser yang paling berkesan dan menjengkelkan. Untuk konser yang mengesankan adalah konser Tanah Indah dari FSTVLST dan PESTAPORA di Jakarta.
Alasan konser Tanah Indah cukup berkesan buat Ais Lugu karena konser yang diadakan pada 2015 lalu ini menampilkan reuniannya Jenny. Lantaran ada Arjuna Bagsawan dan Anis Setiaji yang juga perform di situ. Konser itu juga terdapat pameran dari karya-karya dari Farid Stevy.
Sementara itu, menurutnya PESTAPORA berkesan lantaran festival musik itu menjadi konser musik pertama yang ia tandangi dari Jogja ke ibu kota. Pas ditanya alasan kenapa mau-maunya tandang ke ibu kota hanya untuk menonton konser adalah karena ke-trigger sama Kiki Ucup dan 2022 adalah PESTAPORA untuk kali pertamannya. “Pengen juga merasakan nonton FSTVLST di ibu kota juga,” imbuh Ais Lugu sambil tertawa lepas.
Namun, selain konser yang mengesankan, dia juga masih ingat konser yang menjengkelkan. Adalah suatu event yang beberapa tahun lalu yang ia datangi tapi konser belum selesai malah sudah dibubarkan sama warga. Terus ada juga konser yang panggungnya rendah tapi orang-orang yang jadi barikade justru nendang-nendangin, dan ada juga yang mengusir penonton perempuan yang ada di depan.
“Pernah kejadian cewek nonton di depan terus diusir nggak boleh nempel panggung. Padahal kan cewek kalo nonton konser nggak naik-naik panggung tapi kenapa malah diusir?” terang Ais Lugu dengan raut muka yang menunjukan rasa heran.
Selain itu, dirinya juga mengaku pernah beberapa kali di-PHP sama promotor lantaran konser musik yang mau didatengi justru batal. Ia mencontohkan seperti konser A Road to Jogja Fair 2023, konser Edukafest yang diadakan oleh DEMA FITK UIN SUNAN KALIJAGA kena cancel.
Terus Together is Fun di Magelang kena cancel juga gara-gara pihak penyelenggara tidak membayar FSTVLST. Ketiga konser itu dirinya mengaku sudah mengantongi tiketnya. “Untuk yang di Magelang itu aku malah udah dateng dari siang, lho. Eh malah batal,” imbuhnya.
Saya sempat menanyakan perihal apakah ada pesan buat para penikmat konser musik. Ia mengatakan bahwa nikmati saja musik-musik yang menurut masing-masing kita cocok. Pun sekedar menonton band tampil saja sebenarnya sudah bagian dari support, apalagi bisa beli merch-nya itu jelas sangat mendukung band itu.
Ia juga berpesan kalo nonton konser itu jangan sekali-kali melakukan pelecehan seksual! Memang tidak bisa dipungkiri, di beberapa konser musik masih ada tindak pelecehan seksual yang terjadi. Pun belum lama ini dirinya mendengar kabar kalo ada salah satu personil band di sebuah gigs yang mendapatkan pelecehan seksual.
“Nonton band-band-an itu kita semua mau seneng-seneng kan, mas? Kok bisa-bisanya ada ada orang yang grepe-grepe, lho. Otaknya tuh di mana! Masak segitunya sih koe sek sange!?” tegas Ais Lugu dengan raut muka yang begitu geram. (*/)