Tampil dengan lima pemain pengganti aja, Timnas Indonesia bisa bikin Malaysia mati kutu. Perjuangan tanpa akhir Indonesia berbuah medali pelipur lara.
FROYONION.COM - Lewat drama adu penalti yang menegangkan, Timnas Indonesia akhirnya gak pulang dengan kepala nunduk. Skor imbang 1-1 di waktu normal lawan Malaysia di perebutan juara tiga SEA Games 2021 Vietnam ditutup oleh untuk kemenangan Indonesia di babak adu penalti dengan skor 4-3.
Marc Klok yang bawa beban penendang terakhir timnas Indonesia nyatanya bisa bikin warga Indonesia sedikit lupa sama kalahnya skuat Garuda di semifinal vs Thailand kemaren.
Gimana enggak, pertandingan lawan musuh bebuyutan, Malaysia yang digelar di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Minggu 22 Mei 2022 ini bisa jadi obat pelipur lara timnas Indonesia kalau Garuda Muda bisa menang. Dan untungnya, Asnawi Mangkualam cs bisa menang dan bawa pulang medali perunggu.
Raihan medali perunggu ini sebenarnya bukan kali pertama Indonesia dapetin. Keitung udah empat kali Indonesia jadi juara ketiga event dua tahunan negara Asia Tenggara ini. Tahun ini Indonesia dapet medali perunggu yang kelima kalinya. Gokil.
Kemenangan ini makin terasa manis kalau kita tahu di pertandingan perebutan juara ketiga ini Indonesia tampil dengan skuat seadanya. Soalnya, kalau diliat dari komposisi pemain, Indonesia cuman punya lima pemain di bangku cadangan.
Nah, dari lima pemain itu, satu orang di antaranya cedera pas pertandingan lawan Thailand, kemaren. Pemain yang dimaksud adalah Egy Maulana Vikri, dia harus duduk di bench tanpa berkaos timnas Indonesia. Shin Tae-yong juga gak pengen ambil resiko nurunin pemain FK Senica itu untuk turun di pertandingan penentuan ini. Jadi praktis, timnas Indonesia nyisain tiga orang plus satu kiper aja di bangku cadangan.
Kalau dari jalannya pertandingan, Indonesia main cukup rapih. Pola penyerangan 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang diterapin Shin Tae-yong beberapa kali bikin pertahanan Malaysia was-was. Buktinya, lima menit awal, Garuda Muda bikin dua peluang.
Ronaldo Kwateh tendangannya masih diblok kiper Malaysia dan tendangan Saddil Ramdani yang masih melenceng di sisi gawang Malaysia jadi bukti Indonesia menekan sejak menit awal. Gak lama setelah itu, Witan Sulaeman kasih tendangan untuk Indonesia, tapi lagi-lagi kiper musuh Muhammad Rahadiazli masih jadi juru selamat Malaysia.
Indonesia yang bertahan dengan skema 4-4-2 cukup oke bikin Malaysia mati kutu. Tapi bukan Malaysia namanya kalau nggak bikin suporter Indonesia degdegan parah. Muhammad Safwan dapet peluang tapi untungnya masih gagal. Skor babak pertama ditutup dengan 0-0.
Masuk babak kedua, Indonesia dapet peluang dari Marc Klok tepatnya di menit ke-60 tapi belum bisa bikin jala gawang Malaysia geter. Adalah Ronaldo Kwateh yang bikin pendukung Indonesia teriak kegirangan. Manfaatin umpan terobosan Marselino Ferdinan, Ronaldo Kwateh bisa bikin Malaysia ketinggalan satu gol di menit ke-69.
Kredit juga harus dikasih untuk Ernando Ari, dia beberapa kali bikin pertahanan Indonesia tenang dengan penyelamatan gemilangnya. Tapi sayang, di menit ke-82, gawang Ernando Ari jebol juga. Sepakan keras Hadi Fayyadh yang belok karena kena punggung Rizky Ridho buat Malaysia nyamain skor 1-1. Skor pun bertahan sampai akhir pertandingan.
Karena perebutan juara ketiga gak ada extra time (untungnya), pertandingan Indonesia vs Malaysia ini langsung masuk ke babak drama adu penalti. Di babak ini pun kita dikasih lihat penampilan gemilang Ernando Ari. Dari tiga penendang pertama Malaysia, semuanya berhasil dibaca arahnya walau satu di antaranya bisa lewatin tangan Ernando.
Penendang penalti Indonesia:
- Asnawi (Gagal) - Ridwan (Gol) - Marselino (Gol) - Saddil Ramdani (Gol) - Marc Klok (Gol)
Penendang penalti Malaysia:
- Hadi (ditepis Ernando) - Hairiey (Gol) - Luqman (ditepis Ernando) - Harith (Gol)
Skor penalti 4-3 untuk kemenangan Indonesia.
Kalau kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, pun juga tak ada kemenangan tanpa menyisakan cela. Dengan komposisi pemain yang sekarang, Indonesia mestinya bisa juara satu dan dapet medali emas. Pelatih timnas, Shin Tae-yong juga udah dikasih target untuk bawa pulang medali emas di SEA Games kali ini, tapi kenyataannya gagal.
Banyaknya pemain yang main di liga luar negeri, masuknya Marc Klok ke tubuh timnas Indonesia, dan kapasitas kepelatihan Shin Tae-yong rasa-rasanya terlalu sayang sekelas timnas Indonesia cuman dapet medali perunggu di SEA Games. Masalah dasar kaya stamina, passing, shooting, dan kerja sama tim masih (dan selalu) jadi PR pelatih timnas dari masa ke masa.
Makanya, kita masih harus berharap timnas Indonesia bisa masuk putaran final Piala Asia. Dengan skuat yang ada dan evaluasi dari kompetisi multievent ini kita berdoa supaya timnas bisa dapetin hasil yang baik di Kualifikasi Piala Asia 2023, 11-18 Juni nanti. Ayo berbenah Indonesia! (*/)