Timnas futsal Indonesia gagal melaju ke babak utama piala Asia Futsal setelah kalah 3-2 dari Arab Saudi. Sebenarnya apa penyebabnya?
FROYONION.COM - Timnas futsal Indonesia gagal melaju ke babak utama piala Asia Futsal yang akan berlangsung di Thailand tahun depan setelah kalah 3-2 dari Arab Saudi dalam pertandingan kualifikasi yang berlangsung di Arab Saudi. Indonesia hanya menempati peringkat ketiga dari empat negara peserta grup B dibawah Afghanistan dan Arab Saudi (tuan rumah kualifikasi) dengan empat poin.
Indonesia tergabung di grup B bersama Afghanistan, Arab Saudi dan Macau. Pada pertandingan pertama, timnas futsal Indonesia berhasil menang besar 12-0 atas Macau, imbang 7-7 melawan Afghanistan dan kalah 3-2 di pertandingan terakhir melawan tuan rumah kualifikasi, Arab Saudi sekaligus membuat mimpi Indonesia bermain di Piala Dunia Futsal 2024 Uzbekistan pupus. Perlu diketahui, Piala Asia Futsal merupakan kualifikasi piala dunia futsal untuk zona Asia. Empat negara terbaik serta tuan rumah Uzbekistan akan menjadi perwakilan Asia di piala dunia futsal yang akan berlangsung September 2024 mendatang.
Sebenarnya, apa penyebab timnas futsal Indonesia gagal lolos ke Piala Asia Futsal? Ayo, kita bahas satu persatu.
Pada edisi piala Asia sebelumnya, Tim Nasional Futsal Indonesia oleh pelatih asal Iran, Mohammad Hashemzadeh. Sebelum melatih timnas futsal, beliau sempat melatih beberapa klub di Iran dan juga pernah menjadi asisten pelatih timnas futsal Iran.
Pada piala Asia edisi terakhir keikutsertaan Indonesia, Indonesia berhasil melaju ke babak perempat final untuk pertama kalinya dalam sejarah partisipasi timnas futsal Indonesia di Piala Asia. Tergabung di grup C bersama Iran, Lebanon dan Tiongkok Taipei, timnas futsal Indonesia berhasil menduduki runner-up grup C dibawah Iran. Hasil tersebut didapatkan setelah kalah 5-0 atas Iran di laga pembuka penyisihan grup, menang 7-2 atas Lebanon dan menang 4-1 atas Tiongkok Taipei di laga terakhir penyisihan grup. Pada babak perempat final, Indonesia hanya kalah 3-2 atas Jepang yang notabene merupakan raksasa futsal Asia selain Iran, Thailand dan Uzbekistan.
Setelah turnamen selesai, FFI selaku pemangku tertinggi olahraga futsal di tanah air memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak pelatih asal Iran tersebut dan menunjuk Marcos Sorato asal Brazil sebagai suksesor Hashemzadeh tepat dua bulan sebelum kualifikasi. Sebenarnya, pergantian pelatih ini sungguh disayangkan para pecinta futsal Indonesia mengingat pengalaman Hashemzadeh di dunia futsal, khususnya di Asia membawa timnas futsal melangkah sejauh ini di Asia.
Awalnya, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah grup B babak kualifikasi piala Asia futsal dengan Istora Senayan, Jakarta sebagai venue pertandingan. Kemudian, mendekati waktu kualifikasi berlangsung, Federasi Futsal Indonesia mengajukan perubahan venue dari Istora Senayan, Jakarta ke GOR Jatidiri, Semarang tetapi namun oleh AFC karena faktor transportasi yang kurang bisa menjangkau tamu dan delegasi dari AFC sehingga tuan rumah grup B babak kualifikasi piala Asia futsal dipindahkan ke Dammam, Arab Saudi.
Alasan perubahan venue pertandingan dari berbagai kabar yang beredar adalah faktor budget dan akomodasi yang terlalu mahal jika bermain di Istora Senayan sehingga hal tersebut membuat FFI untuk mengajukan perubahan venue pertandingan kepada AFC. Secara tidak langsung, ini menjadi sebuah kerugian bagi Indonesia dan membuat peta persaingan di grup kualifikasi berubah drastis. Arab Saudi sangat diuntungkan dengan penunjukkan tuan rumah pengganti ini sekaligus menjadi mental boost mereka mengingat mereka akan bermain di hadapan publik mereka sendiri.
Kalau kita tarik ke belakang, kerangka tim nasional futsal Indonesia ini sudah terbentuk sejak lama. Sudah enam tahun lebih mereka bermain bersama, mulai dari timnas U-20 sampai kumpul di timnas senior. Sebenarnya, tidak akan mengganggu kekompakan tim serta perubahan taktikal yang berarti. Hanya saja, para pemain tentu membutuhkan pengalaman tanding dengan lawan yang minimal setara dan lebih kuat dari timnas Indonesia.
Pada masa persiapan menjelang kualifikasi, Indonesia hanya melakukan beberapa uji coba melawan klub lokal, baik dari Indonesia, Thailand (uji coba di Indonesia) dan Arab Saudi (saat tiba di Arab Saudi sebelum kualifikasi) dan uji coba melawan Timor Leste. Pertanyaan yang menjadi perdebatan pecinta futsal Indonesia, apakah lawan uji coba timnas Indonesia menjelang kualifikasi sudah setara level timnas? Tanpa maksud menganggap remeh futsal Timor Leste dan klub lokal, lawan yang dihadapi Indonesia selama uji coba menjelang kualifikasi masih dibawah timnas. Jika dibandingkan dengan lawannya di babak kualifikasi seperti Afghanistan yang mengikuti turnamen uji coba di Thailand dan Arab Saudi yang diundang Brazil dalam turnamen uji coba di Brazil, timnas seharusnya mendapatkan uji coba internasional yang berkualitas, sehingga timnas akan dapat banyak pelajaran dari hasil uji coba internasional yang berkualitas untuk persiapan kualifikasi Piala Asia.
Dari beberapa sebab gagalnya timnas futsal Indonesia lolos ke piala Asia, federasi futsal Indonesia seharusnya menjadi pihak pertama yang bertanggung jawab atas kegagalan ini. Minimnya laga uji coba internasional, penunjukkan pelatih mendekati turnamen dan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah kualifikasi merupakan penyebab utama selain ada faktor non-teknis lainnya yang membuat Indonesia gagal berlaga menuju pentas dunia.
Kekalahan di pertandingan terakhir sangat membuat kita semua kecewa, sebab kita harus menunggu dua tahun lagi untuk bermain di Piala Asia 2026 dan empat tahun lagi untuk Piala Dunia Futsal 2026. Harapannya, ada roadmap yang jelas dan harus dipersiapkan dari sekarang demi target lolos ke Piala Dunia. (*/)